"Hidih, okay gue bilangin ya ... sometimes someone comes into your life that changes everything, raise the standard, make your laugh, and makes you feel like you,"
~Adelia Aurora Subroto~
"Dek, abang boleh tanya?" tanya Kemal meminta izin sebelum memberi pertanyaan itu kepada Amira, karena ia merasa pertanyaan yang akan dilontarkan olehnya terdengar sangat pribadi.
Kemal takut jika petanyaan itu akan menyinggung perasaan adik tirinya sehingga membuat Amira semakin menjauh dari dirinya.
"Boleh, tanya apaan bang?" balas Amira yang masih fokus menatap ponselnya.
Sebelum memberikan pertanyaan Kemal sesekali berdehem pelan untuk meminimalisir kegugupan. "Kamu sama Langit saling kenal?"
Mendengar itu seketika pupil mata Amira terhenti ditengah-tengah bacaan, Amira mengalihkan pandangannya kearah si abang.
"Kalau seandainya aku bilang gak kenal, abang percaya gak?" tanya Amira balik, dengan cepat Kemal menggelengkan kepala.
"Tuh sudah tahu kok nanya lagi?" Entah kenapa seketika moodnya berubah drastis. Padahal awalnya Amira terlihat sangat menikmati kesantaiannya sebelum Kemal memberikannya sebuah pertanyaan itu.
"Jangan terlalu dekat ya."
"Kenapa bang?" tanya Amira bingung.
"Abang cemburu," jawab Kemal kemudian berlalu meninggalkan Amira yang menatapnya cengo.
"Hah!"
Setelah kejadian itu, Amira sekarang berada disalah satu kafe yang ada di sekitar Jakarta, gadis itu beberapa kali melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.
Amira menelusuri pandangannya keseluruh arah, kebetulan Amira duduk di sebuah meja yang terletak di luar kafe sehingga ia lebih leluasa melihat kendaraan yang berlalu lalang melewati dirinya.
"Hai, sudah nunggu lama kah?" tanya Adel menghampiri Amira lalu menjatuhkan bokongnya ke salah satu kursi yang ada di depan Amira sehingga mereka berdua duduk saling berhadapan.
"Gak juga kok, mungkin sekitar sepuluh menit," jawab Amira tersenyum.
Adel membalas senyuman Amira dengan anggukan. "Udah pesen makan atau minum belum?"
"Sudah kok, gue juga udah pesenin buat lo juga," jawab Amira kembali.
Anying!
Mata Amira membulat sempurna saat penglihatannya menangkap sekumpulan lelaki yang datang secara bersamaan kearahnya, kenapa harus nongki disini sih? Kenapa gak di tempat lain saja.
Amira tahu ini adalah tempat umum tetapi kenapa orang itu memilih tempat ini sebagai tempat mereka bersantai?
Amira yang sudah ketakutan setengah mati secara reflek langsung menyembunyikan wajahnya diantara dua lipatan tangan, disisi lain Adel mengeryitkan dahinya menatap perubahan sikap Amira yang terbilang drastis.
"Napa lo?"
Amira mengangkat wajahnya pelan-pelan menatap Adel, gadis pecinta pria fiksi itu mengarahkan ekor matanya kearah kerumunan lelaki yang ada di sebelah mereka dengan jarak yang tak terlalu jauh.
Adel mengerutkan dahinya semakin bingung. Amira menghela napas lalu mengulangi lagi dengan harapan Adel paham maksud yang disampaikan olehnya.
Beberapa saat kemudian Adel mulai mengerti yang dimaksud oleh Amira, gadis itu menoleh kearah gerombolan remaja lelaki itu sembari berkata, "Oh, itu toh." Adel menunjuk kearah lelaki itu secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Gadis Wattpad
Teen Fiction~END~ *** "Siapa kau?" tanya Amira "Saya pacar kaulah," jawab pria dengan setelan baju koko bewarna putih dan tak lupa wajah cengirnya. *** Apa yang harus dilakukan oleh gadis Yang bernama Amira Imanda Putri saat dia tahu bahwa ia lagi di teror oleh...