EKSTRA PART 2

257 52 22
                                    

"Umi!" jerit pria kecil berusia 7 tahun kearah Amira.

Amira yang tengah sibuk mengaduk-aduk adonan kue seketika mengalihkan atensinya kearah sumber suara. Amira mengeryitkan dahinya saat melihat wajah anaknya yang telah basah akan air mata.

Amira yang mengerti anaknya tidak baik-baik saja segera menghampiri putra kesayangannya itu lalu berjongkok menyamakan tinggi putranya. Amira mengusap air mata si kecil dengan sayang kemudian bertanya, "Kenapa nangis?"

"Umi, Abi nakal masa cuma Una saja yang dibeliin es krim, Dino tidak," jawab Dino dengan suara terputus-putus karena diiringi suara tangis yang makin menjadi.

Amira tersenyum maklum dan mulai mengusap kepala anaknya yang bernama Dino itu. "Kan, Dino lagi pilek sayang," nasehat Amira.

Dino malah menggelengkan kepalanya tak terima mendengar nasehat dari ibunya itu, lelaki kecil itu malah menangis semakin menjadi. "Dino, Umi buatin Dino kue enak loh, Dino mau kue?" tawar Amira berusaha membujuk Dino agar tangisnya terhenti.

Dan benar saja tangisan Dino seketika terhenti saat pendengaran mendengar kata kue dari mulut Amira. "Umi buat kue?" Amira menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan dari Dino.

Dengan lembut Amira mengangkat lelaki kecilnya itu kedalam gendongannya. Kedua orang ibu dan anak itu terlihat gembira melakukan kegiatan membuat kue di dapur.

"Umi, Abi dan Una pulang!" Terdengar suara jeritan dari seorang pria.

Namun Amira dan Dino tak memperdulikan suara itu mereka masih saja asyik mengocok krim untuk kue mereka yang sedang dipanggang di oven.

Pria itu mengeryitkan dahinya saat panggilannya tidak direspon sama sekali. Pria yang tengah mengendong seorang gadis kecil saling bertatap satu sama lain.

"Abi, Umi ama abang Dino lagi ngapain?" tanya Una pada ayahnya.

Bara mengedikkan bahu tak tahu menahu, karena penasaran Bara dan Una segera menghampiri kedua orang yang mereka sayangi.

"Umi, lagi ngapain?"

Bukannya menjawab Amira dan Dino memilih untuk diam dan meneruskan kegiatan mereka yang tengah asik mengocok cream dengan mixer untuk toping kue buatan mereka.

Bara mengembung pipinya menerima tanggapan cuek dari istri dan anak lelakinya itu. "Abi, jangan sok imut jelek tahu," komen Una yang masih berada di gendongan ayahnya.

Disisi lain Amira dan Dino berusaha menahan tawanya setelah mendengar ucapan pedas dari Una. Amira tak menyangka cara bicara putrinya menjiplak darinya.

"Kok, Una ngeledekkin Abi sih?"

"Sudah, jangan berantem yuk makan kue buatan Dino," lerai Amira sembari memindahkan sebuah napan berisikan kue coklat ke meja.

Kedua orang yang berselisih itu seketika lupa akan masalahnya dan dengan cepat menghampiri meja makan ikut berkumpul bersama Amira dan Dino. Mata Una seketika berbinar ketika melihat betapa banyaknya jenis kue serta rasa dihadapannya sekarang.

"Wah, keliatannya enak! Ayo cepet Abi mulak mimpin doanya," pinta Una tidak sabaran.

Namun bukannya memimpin doa malah pria berbaji kaos dengan logo angkatan darat itu malah asyik memotret kue-kue itu dengan ponselnya.

"Abi, cepet pimpin doanya!" ucap Una dan Dino serentak, wajah kedua bocah itu mulai tidak sabar ingin memakan kue yang masih mengepul hangat.

"Sabar anak-anak, Abi masih mikirin caption buat dipamerin ke temen-temen Abi di Story," jelas Bara tampak sibuk mengetik.

Amira menghela nafasnya pelan melihat tingkah lucu ketiga orang yang dicintainya itu. Mata Amira berkaca-kaca karena merasa terharu dan bahagia.

"Loh Abi, Umi nangis!" kata Dino dengan nada panik.

Bara yang awalnya masih fokus menatap layar ponselnya seketika mengalihkan atensinya kearah Amira. "Kenapa nangis sayang?" tanya Bara khawatir.

"Ini semua gara-gara Abi sudah membuat Umi kelaparan!" ucap Una sebal.

Amira menggelengkan kepalanya tidak membenarkan ucapan tuduhan Una kepada ayahnya itu. "Tidak Una, Umi menangis karena  terharu melihat kalian bertiga."

Bara tersenyum simpul lalu mulai mengusap kepala Amira yang dibaluti jilbab instan itu dengan lembut. "Sudah jangan menangis, yuk kita makan."

"Abi pimpin doa ya," lanjut Bara

Dan kemudian mereka pun memulai acara memakan kue buatan Amira dan Dino itu dengan hikmah dan tenang walaupun terkadang Dino menjahili saudarinya membuat kegiatan makan-makan itu di hiasi canda dan tawa.

***

"Assalamualaikum warahmatullah, Assalamualaikum warahmatullah," salam Bara sembari menoleh kekanan dan kekiri.

Amira yang berada dibelakang Bara pun mengikuti gerakan itu dengan ucapan salam yang sama. Bara menoleh kebelakang kemudian mengulurkan tangannya di depan Amira.

Amira dengan senang hati mencium tangan suaminya. Setelah itu, wanita dewasa itu melepas mukenanya.

"Aku cemburu," ucap Bara tiba-tiba.

"Dengan Siapa?" tanya Amira bingung.

"Dengan setan."

"Kenapa?"

"Karena selalu membisikkan kata-kata manis di kedua telingamu untuk melakukan maksiat."

"Tapi aku tidak menurutinya," jawab Amira.

"Iya, namun dia selalu berada di sampingmu," ucap Bara tersenyum.

"Aku juga cemburu dengan rakid dan Atid," ucap Bara kembali.

"Kenapa?"

"Karena selalu mengetahui apa saja kegiatan yang kamu lakukan baik terpuji maupun maksiat," jawab Bara tersenyum.

Hati Amira seketika berdegup kencang setelah mendengar gombal berbau islami yang dilontarkan oleh Bara.

Tak tahu darimana otaknya sekarang dipenuhi lagi Casablanca yang lagi viral di media sosial. Mleyot astaga!

"Jangan gombal inget umur udah punya dua anak," ejek Amira.

Bara tertawa bahagia melihat wajah Amira yang tampak memerah, wanita itu terlihat salah tingkah dan berusaha mengalihkan wajahnya kebawah pura-pura sibuk dengan sajadahnya yang sudah terlipat rapi.

"Kalau salting ya salting jangan sok sibuk Umi," ledek Bara.

Bukanya mendapatkan ciuman pria itu malah menerima sebuah sabetan cinta dari Amira membuat Bara meringis kesakitan. "Apaan sih, aku gak salting ya!"

"Terima kasih," ucap Bara tiba-tiba.

Amira menatap mata coklat Bara dengan seksama menunggu lanjutan perkataan dari suaminya itu.

"Karena menerimaku walaupun aku tak sehebat mantan-mantanmu dan bersedia menjadi ibu dari dari anakku." lanjutnya sambil tersenyum.

Amira ikut tersenyum kemudian memeluk tubuh Bara dengan penuh kasih sayang. "Seharusnya aku yang berterima kasih karena menerima seirang wanita gak bener ini," ucap Amira.

"Ana uhibbuka fillah," kata Bara.

"Love you to," jawab Amira.

"Loh, kok ngunu jawabanne?"

"Sudah tahu aku tidak bisa bahasa arab, masih aja pakai bahasa arab!"

EKSTRA PART 2 TAMAT ....

AUTHOR BACK ...

BAPER GAK? BAPERLAH MASA ENGGAK!!!!

ADA YANG RINDU MAS BARA? NGACUNG!!!!

TERIMA KASIH SUDAH MENANTI EKSTRA CERITA INI. WALAUPUN BAKALAN GARING PARAH! GAK NYANGKA SIH SUDAH BISA MENAMATIN CERITA INI SAMPAI KE EKSTRA PARTNYA SEKALI. HIKS!!!!!!

NANGIS BOMBAI DONG!!!!

I Love You, Gadis Wattpad Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang