"Sekuat apapun cinta kita, sekuat apapun usaha kita, dan sekuat apapun doa kita, jika tuhan tak berkehendaki kita tuk bersama apa boleh buat?"
~Author Cogan~
Amira menatap sekeliling dengan pandangan takjub, dia tidak menyangka lelaki berwajah kalem ini mengajak dirinya kesebuah tempat yang sangat menarik.
Tempat itu terlihat orang-orang berlalu lalang baik orang dewasa, anak-anak, laki-laki, perempuan, dan banyak lagi.
Tidak sampai situ saja disana terdapat stand makanan yang berjejeran rapi menjual berbagai jenis makanan yang terlihat lezat dimata Amira.
Amira menoleh kebelakang dibalik punggungnya sudah berdiri calon suaminya dan tak lupa senyuman lembut yang selalu dilontarkan olehnya kepada Amira.
Bara yang sedari tadi mengikuti Amira dari belakang hanya bisa terkekeh pelan melihat reaksi polos gadis itu yang terlihat seperti anak kecil.
Jadi, tidak sia-sia dia berkendara sedikit jauh untuk membawa Amira ke pasar malam yang sangat terkenal itu akan wahana dan jajanannya.
"Suka?" tanya Bara, Amira tidak menjawab dia hanya menganggukkan kepalanya dengan semangat sebagai jawaban dari pertanyaan dari Bara.
"Yuk, udah gak sabar gue buat nyobain semua makanan yang ada disini!" kata Amira semangat dan tanpa banyak pikir langsung berlari kencang masuk kedalam kerumunan tanpa memperdulikan Bara yang masih setia terdiam menatap gadis itu menghilang.
Bara tertawa pelan sembari menggelengkan kepalanya. "Itulah yang membuat diriku ini jatuh cinta padamu, bukan paras ataupun harta tetapi keterbukaanmu yang membuatku luluh, sungguh aku akan sangat menyesal jika ku melepaskan dirimu."
Setelah mengucapkan kalimat yang terpendam dalam lubuk hatinya Bara pun memutuskan untuk menyusul Amira, sebelum gadis itu menghilang lalu diumumkan di pos informasi.
"Untuk para pengunjung bagi yang mengenali seorang gadis yang bernama Amira Imanda Putri segera dijemput di pos infomasi, terima kasih."
Baru juga dibilangin sudah hilang aja!
"Ustad!" panggil Amira keras saat melihat Bara berjalan menghampiri di pos infomasi.
Lelaki itu tampak berjongkok dengan menggunakan tangan sebagai tumpuan di kedua lutut kakinya dan tak lupa napas yang yang tersengal-sengal.
"Kamu siapanya?" tanya pegawai itu.
"Saya suaminya pak," jawan Bara tanpa canggung.
Amira membolakan matanya secara sempurna, bukan mau marah tapi aneh saja ada seorang remaja laki-laki yang berani mengakui dirinya sebagai suami di depan orang banyak.
Bukan hanya Amira saja yang terkejut tetapi semua orang yang ada di situ, bahkan penjual sate yang kebetulan lewat ikut melotot.
"Nikah muda dong? Istrinya pasti penjual pop ice ya?" tanya pegawai pos itu.
"Tidak, aku gak bakal biarin istriku bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga biar diriku saja yang pusing memikirkannya saja, jangan istriku agar dia bisa makan dengan tenang tanpa berfikir keras." jelas Bara sembari menatap kearah Amira.
Amira semakin gugup dibuatnya, wajahnya memerah, jantungnya berdetak kencang, perasaannya mulai terbang kemana-mana dan rasa-rasa yang lain.
Pegawai itu tersentak saat mendengar jawaban tegas dari Bara. Pegawai itu mengacungkan jempolnya kearah Bara.
"Baiklah kalau begitu bawa istrimu kembali jangan sampai hilang lagi, hampir saja tidak aku kembalikan," peringat pegawai itu sembari tertawa keras.
'Eh, dia bilang apa tadi?'
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Gadis Wattpad
Teen Fiction~END~ *** "Siapa kau?" tanya Amira "Saya pacar kaulah," jawab pria dengan setelan baju koko bewarna putih dan tak lupa wajah cengirnya. *** Apa yang harus dilakukan oleh gadis Yang bernama Amira Imanda Putri saat dia tahu bahwa ia lagi di teror oleh...