PART 26 : Pulkam

165 63 42
                                    

"Pertemuan pertama kita adalah anugerah, namun pertemuan kedua kita adalah bencana."

~Amira Miranda Putri~

"Mir, perawan kok habis subuh kok tidur lagi bangun sana!" perintah Maemunah keras sambil menarik paksa badan Amira yang masih berbalut mukena.

Amira yang merasa terganggu mulai bergelayut manja, kemudian merenggangkan badanya sambil mengeluarkan erangan panjang dan tak lupa suara patahan yang berasal dari badannya mulai bersahutan.

Amira mengerjapkan matanya berusaha menormalkan pandangannya. "Mak, gue capek tahu," keluh Amira dengan pandangan yang masih sayu karena menahan kantuk.

Maemunah menggelengkan kepalanya menatap putri kesayangannya yang sudah beranjak dewasa itu.

"Udah, belanja sana diluar sudah ada tukang sayur terus bantu nenek masak di dapur," perintah Maemunah.

Amira ingin sekali protes tetapi melihat raut wajah ibunya yang bak tante girang membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

Amira dengan wajah kusut beranjak dari sajadah yang di buat alas tidurnya setelah melaksanakan ibadah dengan langkah dihentak-hentakkan.

"Loh cucu nenek udah bangun, nyenyak tidurnya?" tanya Nenek Amira yang bernama Rukmini lembut.

Amira tersenyum lalu memeluk nenek kesayangannya dengan hangat. "Nyenyak nek, sebelum ada seekor dinosaurus betina menyerang," keluh Amira sedih.

"Kamu bilang ibu apa?!" jerit Maemunah yang masih berada di dalam kamar tidur Amira.

Rukmini terkekeh pelan mendengar keluhan dari cucunya itu lalu mengusap surai coklat agak keemasan milik Amira pelan.

Rukmini melepas pelukan cucunya lalu memegang kedua pundak Amira sembari meneliti cucunya dari atas kebawah.

Sejujurnya Rukmini merasa risih melihat Amira yang mulai berpenampilan terbuka. Yaitu hanya memakai atasan tank top putih dengan bawahan celana pendek yang ketat, tetapi ia hanya bisa memakluminya perubahan drastis dari cucunya yang dulunya selalu memakai pakaian tertutup dan mengenakan jilbab di kepalanya.

"Mir, berapa lama disini sayang?" tanya Rukmini.

Amira meletakkan jarinya dibawah dagu seakan-akan tengah berpikir keras. "Mungkin sekitar 2 minggu Nek, aku di kampung," jawab Amira.

"Oh, gitu."

Kedua wanita berbeda usia itu kembali saling merangkul seakan-akan menyalurkan rasa rindu yang telah di pendam selama bertahun-tahun.

Yup, Amira sekarang berada di kampung halamannya yang ada di Bojonegoro, Jatim. Di desa Sidorejo kecamatan Sukosewu.

Sudah lama Amira tak berkunjung dirumah neneknya itu selama bertahun-tahun lamanya. Bahkan terakhir kali Amira berkunjung di rumah neneknya disaat umur 10 tahun.

Jadi, coba bayangkan umur Amira yang telah menginjak di angka 20 baru kembali pulang kampung sekian lamanya.

"Belanja sana malah bergelayut manja kayak cacing kepanasan," cerca Maemunah tiba-tiba datang mendekati Amira dan Rukmini.

Amira berdecak kesal lalu segera keluar dari rumah melalui pintu depan. Disana sudah ada sekelompok ibu-ibu yang lagi menghibah dan bergosip di tukang sayur, tidak sampai situ saja bahkan disana ada beberapa perempuan muda seperti dirinya berbelanja sambil mengendong anak.

Amira pun tanpa canggung langsung berjalan mendekati tukang sayur yang tengah di kelilingi oleh para ibu-ibu itu untuk berbelanja.

Sesampai disana Amira langsung memilih sayuran yang masih segar untuk dimasak nanti.

I Love You, Gadis Wattpad Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang