"Lapar Bestie gak disuruh buka sama ayang!"
~Author Cogan~
"Lo tau gak? Bara makin cakep anjir! Mleyot gue!"
"Kalau dilihat-lihat yang berubah bukan penampilan doang deh tapi sikapnya juga, kayak dingin-dingin gimana gitu, tapi enakeun!"
Baru saja gadis melangkahkan kakinya masuk kedalam gerbang sekolah, ia sudah mendengar perbincangan perihal tentang Bara.
Tak lama kemudian telinga mendengar namanya dipanggil dari arah kejauhan, dan bisa di tebak orang memanggil namanya adalah kedua sahabatnya sendiri. Terkadang Amira berfikir, bisa gak sih tidak bertemu dengan kedua orang itu untuk sehari?
"Mir, lo denger gak, gosip hari ini?" tanya Sinta sembari mengalungi tangan di lengan Amira.
"Tentang Bara bukan?" tebak Amira dan di angguki oleh Sinta. Sepertinya top trending hari ini adalah Arka Barakallah, memang ada apa gerangan dibicarakan.
"Sumpah ya, Bara makin cakep njir," ucap Adel dramatis.
Amira hanya mendelik menatap sikap kedua temannya yang terbilang sangat berlebihan, memang apa sih yang berubah dari santri begajul itu? Paling yang berubah cara Bara berkopiah dari yang menghadap depan menjadi menoleh kesamping seperti tukang sate yang sering lewat di depan rumah.
Ketiga gadis itu melangkahkan kakinya menuju kelasnya sebelum bel sekolah berdentang keras.
Tanpa banyak pikir Amira langsung menjatuhkan bokong di kursinya lalu mengeluarkan semua peralatan sekolah yang dibutuhkan nanti.
Amira menoleh kearah belakang dan Bara masih belum masuk tetapi tasnya sudah terpajang rapi diatas meja. "Apaannya yang berubah?" monolog Amira tersenyum sinis.
Daripada berfikir tentang Bara lebih baik Amira membaca cerita online yang ada ponselnya.
Beberapa saat kemudian bel pertanda masuk tekah berbunyi membuat para penghuni masuk kedalam kelasnya masing-masing bagaikan segerombolan semut.
Tak lama kemudian kelas pun sudah di penuhi oleh para siswa termasuk Amira itu sendiri.
"Assalamualaikum," terdengar salam dari luar kelas membuat semua orang ada di dalam mengalihkan atensinya ke sumber suara.
"Anjir serius itu dia?" guman Amira melongo. Sungguh tidak dapat dipercayai, Bara hari ini terlihat berbeda dari hari sebelumnya.
"Walaikumsalam," jawabnya serentak.
Bara berjalan menuju kursinya tanpa ekspresi, bahkan saat ia melewati Amira dia tidak menyapa atau memberi salam seperti kemarin-kemarin.
Oke, bukannya Amira berharap tetapi aneh saja. Bagaimana bisa Bara yang awalnya pecicilan berubah menjadi kulkas?
"Bar, itu lo?" tanya Amira heran.
Bara menatap Amira datar lalu berdehem sejenak sebagai jawaban. Hei, Amira semakin bingung dong! Lain di ekspresi lain lagi di hati.
Bara sekuat tenaga menahan diri untuk tidak ngerecoki Amira dengan harapan gadis itu terpesona padanya lalu mengejar dirinya seperti di cerita online di ponselnya.
Perubahan yang dilakukan oleh Bara bukan kaleng-kaleng alias bukan setengah-setengah, bukan hanya sikap saja tapi penampilan. Ia rubah semua dari atas kebawah dari gaya rambut hingga gaya pakaian.
Semoga saja perubahannya tidak sia-sia pikirnya. Sejujur dia ingin tertawa lepas melihat kebingungan di raut Amira yang sangat menggemaskan di matanya.
Amira kembali bersuara, "Loh bukan beda orangkan?" tanyanya berusaha memastikan orang diajak bicara itu adalah Bara si ustad jadi-jadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Gadis Wattpad
Novela Juvenil~END~ *** "Siapa kau?" tanya Amira "Saya pacar kaulah," jawab pria dengan setelan baju koko bewarna putih dan tak lupa wajah cengirnya. *** Apa yang harus dilakukan oleh gadis Yang bernama Amira Imanda Putri saat dia tahu bahwa ia lagi di teror oleh...