PART 28 : Ciput murah mbak!

185 68 56
                                    

"Tersedak Pren gak disuruh minum sama ayang!"

~Bukan kata-kata~

"Ini berapaan bu?" tanya Amira sembari mengarahkan jari telunjuknya kearah sayur kacang panjang di hadapannya.

"2 ribu dhok," jawab Ibu penjual sayur.

Yup, hari ini lebih tepatnya pagi yang cerah ini Amira sekarang berdiri mengikuti segerombolan ibu-ibu yang tengah berbelanja di tukang sayur keliling yang biasa melewati didepan rumah neneknya setiap hari.

Amira terlihat sibuk memilah sayuran yang dia butuhkan untuk dimasak nanti, entah kenapa hari ini Amira ingin sekali memasak.

Mungkin latihan sebagai seorang istri?

Disaat orang-orang disana tengah memilih dan berghibah ria tiba-tiba terdengar suara klakson motor membuat semua orang yang ada di sana mengalihkan atensinya kearah sumber suara tak terkecuali Amira.

Dan ternyata pemilik suara klakson itu adalah seorang pria berseragam tentara yang biasa di sapa Mas Bara itu tengah tersenyum manis memperlihatkan gigi putihnya.

"Loh, Mas Bara arep nendi Mas?" tanya salah satu ibu yang berbelanja dengan ligat Jawanya yang terdengar sangat kental.

"Biasa Bu, kulo badhe teng sekolah ngajari anak-anak paskibara," jawab Bara sopan.

Amira berdecak kesal melihat hal itu, semoga saja Bara tak menganggunya untuk hari ini, tetapi sangat disayangkan entah Amira yang kebanyakan dosa atau bagaimana? Lelaki itu malah menyapanya.

"Good pagi dek Mira," sapanya.

Amira tetap tak mengubris sapaan aneh dari Bara, perempuan itu tampak berpura-pura tidak melihat Bara. Sedangkan lelaki itu yang masih setia duduk diatas motor besarnya hanya tersenyum menanggapi sikap cuek dari Amira.

Bara menatap penampilan Amira dari atas ke bawah tanpa memperdulikan tatapan aneh dari pemilik badan.

"Kamu cocok ya, pake daster sudah kayak seorang istri muda," canda Bara.

Niat hati sih Bara ingin memuji Amira tapi sayangnya otak mungil Amira salah mengartikan kalimat itu.

"Hidih lo mau jadiin istri muda?! Dasar cowok asem istri tua mau kemanain? Tega amat lo! Ogah gue!"

Eh, nahloh.

"Maksud aku bukan begitu!" elak Bara secepat mungkin sebelum Amira memukulnya dengan kacang panjang yang ada di tangannya, karena di mata Bara Amira sudah terlihat tengah memasang kuda-kuda gerakan pukulan Tayo.

"Terus?"

"Maksud aku, kamu itu masih muda, aku pun begitu, jadi, seandainya kalau nikah pasti kamu bakalan jadi istri muda bukan?" jelas Bara baku.

Amira mengerjapkan matanya berusaha mencerna jawaban dari Bara, sekarang Amira mengerti apa yang dimaksud oleh tentara muda itu.

"Oalah bilang kek dari tadi," balas Amira ketus.

Bara hanya bisa mengelus dadanya pelan berusaha mengisi daya kesabarannya kembali karena disalahkan lagi oleh Amira.

"Udah sana katanya mau ngajar paskib kok masih terdampar disini?" usir Amira secara tak langsung.

Soalnya Amira sedikit risih saat bercengkrama dengan Bara, gara-gara itu semua mata menatap kearahnya seakan-akan mempertanyakan hubungan keduanya.

Bara mengangkat tangan kanannya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan yang telah menunjukkan angka 7.

I Love You, Gadis Wattpad Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang