"Jangan pernah merendahkan orang jelek, ingat! Tanpa mereka kalian tidak akan merasa cakep saat berada disisi mereka."
~Author Cogan~
Amira menatap ponselnya tak percaya, ia mendapatkan pesan dari seseorang yang seharusnya tak menghubungi atau mendapatkan nomernya.
Disana tertulis jelas kalimat yang membuat Amira tremor dadakan, bagaimana tidak? Kalau yang mengirim pesan adalah ibu dari calon suaminya. Bara? Hidih najisin.
"Nak Amira ini umi nanti sehabis sekolah, kerumah ya, umi udah pesenin Bara biar pulang bareng kamu," tulis kalimat itu.
Amira menghela nafas, ada gerangan apa yang harus dilakukan oleh Amira? Dan dengan terpaksa Amira mengiyakan saja pesan tersebut lalu segera menyimpan ponselnya kedalam saku bajunya.
Sinta yang kebetulan melihat kegelisahan dari Amira mulai bertanya," Kenapa kok gelisah? Kayak mau di kawin paksa."
Amira hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Sinta, Amira mengalihkan atensinya kearah belakang melihat sebuah bangku yang diduduki oleh Bara.
Dan disana Bara sudah menatap intens sembari senyum-senyum gak jelas membuat Amira bergidik ngeri, pantas saja Amira merasakan aura-aura kegelapan dari belakang ternyata dari Bara toh.
Amira melototkan matanya kearah papan tulis untuk memberi perintah kepada Bara agar fokus ke papan tulis. Bara kembali tersenyum lalu mengarahkan pandangannya kedepan.
Namun, baru beberapa menit Bara menatap papan tulis sesuai perintah dari Amira, lelaki remaja itu kembali menatapnya dengan tatapan mengelikan dan tak lupa cengiran tak berdosa miliknya.
Amira ingin sekali menjerit keras mengeluarkan seluruh unek-uneknya yang sudah terpendam beberapa dekade. Okay, lebay sekali.
Lelaki itu selalu saja menganggunya dari awal masuk sampai sekarang, kemana Bara yang terlihat dingin dan cuek tadi?
Ayolah, Amira mohon pake banget!
Setelah jam kegiatan belajar mengajar usai Amira segera mengemas barang-barang sekolah miliknya ke dalam tas.
Amira melangkahkan kaki keluar gerbang dan tak lupa memberi salam perpisahan kepada teman-temannya.
Amira diam bak patung disamping gerbang menunggu kedatangan Bara sesuai yang telah dijanjikan oleh lelaki itu. Amira sesekali celingak-celinguk gak jelas mencari keberadaan dari Bara.
Amira menoleh kearah kiri saat telinganya mendengar klakson motor dan disana terlihat seorang remaja lelaki berhelm menaiki motor berjenis sport itu diam sambil menatap kearahnya.
Amira yang merasa tidak kenal hanya diam membisu bahkan pura-pura tidak melihat. Amira kembali celingak-celinguk.
"Bara mana sih? Lama amat jangan-jangan sepeda buntutnya bocor lagi," Tebak Amira kesal.
Lagi-lagi pengendara motor itu mengklakson kendaraannya membuat Amira secara reflek menoleh.
'Tuh orang ngapain sih liatin gue mulu? Terpesonakah? Atau jangan-jangan mau menculik gue?' batin Amira ketakutan.
Gadis itu mulai melangkahkan kakinya berjalan menjauhi lelaki asing itu namun tampaknya lelaki itu terus mengikuti dari belakang membuat Amira semakin yakin kalau orang itu memiliki niat jahat padanya.
Amira dengan rasa takut yang teramat sangat mulai berlari kencang menjauhi orang itu namun semua yang dilakukan olehnya sia-sia karena lelaki itu berhasil menyusulnya kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/257633982-288-k120103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Gadis Wattpad
Novela Juvenil~END~ *** "Siapa kau?" tanya Amira "Saya pacar kaulah," jawab pria dengan setelan baju koko bewarna putih dan tak lupa wajah cengirnya. *** Apa yang harus dilakukan oleh gadis Yang bernama Amira Imanda Putri saat dia tahu bahwa ia lagi di teror oleh...