"Akhirnya perasaan kita sama, sama-sama nungguin adzan magrib."
~Author Cogan~
"Biar bisa nikah dengan Amira."
"Ya Allah, mleyot gue," ucap Adel sembari mengipasi wajahnya dengan tangan seakan-akan lagi kepanasan.
Amira menganga gak percaya setelah mendengar alasan dari ustad begajul itu. Otaknya traveling mengingat segala hal yang berkaitan dengan kegiatan semalam saat ketiga sahabat itu menginap di rumah Adel lalu mereka membahas tentang jodoh yang diinginkan oleh mereka masing-masing.
"Fiks, bakal jadi jodoh nih mah, no valid, no debat, no kecot!" sahut Sinta kegirangan.
Amira memutar kedua bola matanya melihat ke dramatisan yang terjadi di dalam kelasnya sendiri.
Guru berkelamin wanita itu mengerjap beberapa kali mencoba mencerna jawaban dari Bara. "O--oke, kalau begitu bagaimana dengan Amira?"
Amira bangkit dari kursi sembari menatap tajam kearah Bara, ingin sekali Amira menghampirinya lalu mengeluarkan semua jurus yang di pelajari sendiri di rumah hasil menonton di anime naruto dan dragon ball.
"Aku mau jadi teroris bu," jawab Amira tak kalah lantang.
Lagi-lagi guru itu dibuat kaget oleh Amira, sepertinya si guru mulai menyadari jika kelas ini mulai gak beres. Dia gak salah masuk kelas kan?
"Alasannya apa Amira? Bukannya kamu tau kalau teroris itu suatu kelompok penjahatan yang sering memakan korban jiwa," jelas guru berusaha terlihat profesional.
"Aku mau mengebom rumah si ustad!" Mendengar jawaban dari Amira membuat kelas mulai menyorakki Amira.
"Wow, si Amira calon teroriswati!"
Amira menatap remeh kearah Bara, tapi lelaki remaja itu bukannya merasa terpojokkan malah terlihat tenang.
"Iya, mengebom hatiku," balas Bara nakal.
"Atetetew, srepet, slebew, senggol bacok sayang!" sorak semua orang. Wajah Amira seketika berubah merah merona seperti habis di tampar malaikat Jibril. Sial!
Niat hati mempermalukan Bara tetapi malah dipermalukan balik. Apakah ini yang namanya senjata makan tuan? Oh gosh, yang benar saja! Kenapa Amira selalu di pihak yang tersakiti.
"Gak luluh, ya!" jerit Amira memperjelas.
"Aku gak marah kalau kamu gak luluh, tapi orang tuamu udah aku luluhkan, tinggal sogok minyak goreng pasti kamu di serahin ke aku, sungguh Allah maha adil."
Apanya yang adil? Emangnya Amira sebanding dengan minyak goreng, Amira yakin orang tuanya gak bakalan merestui lamaran yang dilakukan oleh Bara. Apaan minyak goreng jadi jaminan buat Amira.
Ogah, hidih, gak like! Tunggu aja lo!
Seperti itulah umpatan yang disemburkan oleh Amira untuk Bara, walaupun hanya di dalam hati.
Amira yakin ibunya gak bakal nyerahin Amira kepada santri begajul itu dengan mudah, pasti bakal dikasih tantangan yang membuat Bara menyerah.
"Jangankan restu, langsung bawa aja gak papa Tante ridho kok," ucap Maemunah sembari menenteng dua liter minyak goreng dari Arka Barakallah.
" ... " Amira kicep, dia tidak menyangka ibunya semudah itu luluh dengan Bara hanya diberi minyak goreng dua liter. Minyak goreng dua liter doang!
Bara menatap Amira dengan penuh kemenangan. Namun, dimata Amira senyuman itu menandakan ejekan untuknya. Hell!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Gadis Wattpad
Teen Fiction~END~ *** "Siapa kau?" tanya Amira "Saya pacar kaulah," jawab pria dengan setelan baju koko bewarna putih dan tak lupa wajah cengirnya. *** Apa yang harus dilakukan oleh gadis Yang bernama Amira Imanda Putri saat dia tahu bahwa ia lagi di teror oleh...