Keperluan

2.6K 203 3
                                    


Besok rencananya Nafisah ingin menjenguk Humaira di pesantren setelah selama 1 bulan tidak bisa menemui Humaira karena peraturan di pesantren seperti itu kalo untuk santriwati yang baru masuk.

Rencananya Nafisah akan pergi berdua dengan mami Fitri, tapi rencananya gagal karena mami Fitri dengan terpaksa harus menghadiri acara pernikahan rekan kerja Adnan di Bali bersama dengan ayah Firdaus, Adnan, dan Lestari.

Kemarin sore ke 4 orang itu berangkat ke Bali dan hari ini acara pernikahannya dilaksanakan.

Nafisah sudah berpakaian rapi untuk pergi ke supermarket buat mencarikan barang-barang keperluan Humaira yang sudah habis.

Tadi malam Nafisah nelpon Aminah sahabatnya di pesantren sekaligus ustadzah yang mengajar, dia meminta tolong kepada Aminah untuk meminta Humaira mencatat keperluannya yang sudah habis di kertas dan nanti Aminah akan memfotonya dan mengirimkannya ke Nafisah biar Nafisah mudah memeriksa barang-barangnya daripada lewat telpon.

"Sudah siap bi?" Tanya Nafisah yang turun ke lantai bawah dan bertemu dengan bi Ami yang keluar dari ruang makan.

"sudah non," jawab bi Ami.

"ayo kita berangkat bi," ajak Nafisah.

Ya! Hari ini Nafisah pergi ke supermarket bersama dengan bi Ami karena ini awal bulan dan jadwalnya untuk belanja bulanan.

Tadi bi Ami sempat nolak saat Nafisah mengajaknya, tapi Nafisah merayu bi Ami agar ikut dia belanja karena dia akan kewalahan belanja sendiri apalagi belanja bulanan yang tentunya akan sangat banyak yang dibeli.

Hari ini Nafisah dan bi Ami pergi ke supermarket dengan diantarkan oleh pak Sani karena belanjaan mereka akan sangat banyak dan takutnya tidak akan muat kalo pakai mobil Nafisah yang bagasinya kecilnya.

Nafisah memilih pergi ke supermarket yang dekat dengan rumah dan harganya pun lebih murah daripada supermarket yang berada di dalam mall.

"Bapak tunggu di mobil saja," kata Nafisah sebelum dia turun dari dalam mobil diikuti oleh bi Ami.

Nafisah dan bi Ami melangkahkan kaki masuk ke dalam supermarket itu dan syukurnya keadaan supermarket tidak terlalu ramai karena ini baru jam 9 pagi dan biasanya saat weekend seperti ini supermarket akan ramai setelah jam makan siang sampai malam hari.

Nafisah dan bi Ami mengambil masing-masing 1 trolly yang besar agar muat banyak.

"kita ke bagian sabun dulu bi," ajak Nafisah karena rak bagian sabun yang dekat dengan pintu masuk.

Nafisah mengambil bermacam-macam sabun dengan merek yang sering digunakkan di rumah Adnan, walaupun Nafisah tidak terlalu suka dengan wangi-wanginya karena berbeda dengan wangi yang dulu dia gunakan tapi tidak apa-apa karena dia harus menghargai Lestari.

Nafisah mengambil sabun cuci pakaian bubuk 15, 20 pewangi pakaian, 6 sabun pembersih lantai, 4 sabun pembersih lantai kamar mandi dan toilet, 3 cairan pembersih clothes, 10 sabun mandi cair, 5 sabun cuci piring yang berukuran besar, 7 sabun cuci pakaian cair, 10 pewangi pakaian yang digunakkan saat menyetrika, 3 sabun cuci tangan, 4 sabun khusus mencuci pakaian berwarna putih, 3 botol shampoo Adnan, 2 botol shampoo bi Ami yang dipilih sendiri, 2 botol shampoo Nafisah dan Humaira, 4 botol kondisioner Nafisah dan Humaira, 4 pasta gigi yang besar, 2 sikat gigi yang berisi masing-masing bungkusnya 3 buah sikat gigi dan 1 sikat gigi yang berisi 2 buah, 2 botol sabun cukur Adnan, 3 botol pembersih kaca, 10 pewangi ruangan yang akan dimasukkan kedalam alat penyemprot otomatis di setiap 5 menit sekali.

Permasalah wangi-wangian dan kebersihan sudah selesai dan 1 trolly hang di dorong oleh bi Ami hampir penuh.

Nafisah sengaja beli banyak biar bulan depan bisa belanja di tengah bulan.

Mereka beralih ke bumbu-bumbuan, tapi tidak perlu disebutkan karena kalian pasti sudah tahu bumbu-bumbunya apa saja yang ada di dapur.

Yang rencananya hanya belanja 2 trolly, malah bertambah 2 trolly lagi karena tidak cukup dan ternyata banyak juga barang-barang yang harus dibeli apalagi ditambah dengan barang-barang Humaira.

Nafisah juga membelikan beberapa cemilan dan lauk pauk seperti abon yang bisa langsung dimakan, sebenarnya Humaira tidak ada mencatat itu tapi tetap saja Nafisah belikan.

Sepertinya nanti malam Nafisah akan pergi ke mall sebentar karena dia harus mencari produk-produk skincare dia yang tidak ada dijual di supermarket ini dan juga beli pelembab wajah punya Humaira, serta ada beberapa barang yang harus Nafisah cari.

4 trolly sudah terparkir rapi di depan kasir dan sekarang Nafisah dan bi Ami tinggal menunggu pegawai supermarket untuk menghitung belanjaan.

Cukup lama untuk menyelesaikan menghitung belanjaan dan Nafisah langsung membayar semua belanjaan menggunakan kartu pemberian Adnan, pemberitahuan penggunaan kartu itu akan masuk ke hp Adnan sehingga Adnan akan mengetahui jumlah pengeluarkan Nafisah setiap menggunakan kartu itu.

Walaupun Adnan mengetahui pengeluarkan Nafisah, dia tidak marah karena dia percaya kalo Nafisah menggunakan kartu itu dengan baik dan uang di dalam kartu itu adalah uang bulanan yang dikirimkan oleh Adnan setiap bulannya kepada 2 istrinya, tapi untuk Nafisah sekalian dengan uang belanja karena Nafisah yang mengurus semuanya, sedangkan untuk Lestari adalah uang jatah bulanan untuk membeli keperluan pribadinya dan shopping.

Uang jatah untuk keperluan pribadi kedua istrinya dibagi sama rata, hanya saja perbedaannya ada di uang belanja dan juga uang gaji pekerja di rumah yang dikirimkan ke Nafisah.

Pegawai supermarket mendorongkan trolly ke mobil karena Nafisah dan bi Ami tidak bisa mendorong semua trolly sekaligus, apalagi saat belanjaannya dimasukkan ke dalam kardus malah bertambah 1 trolly karena tidak cukup.

Pak Sani membukakan pintu bagasi dan turun dari dalam mobil untuk membantu memasukkan belanjaan ke dalam mobil bersama pegawai supermarket dan bi Ami.

Sedangkan Nafisah masuk ke dalam mobil karena cuacanya cukup panas dan tiba-tiba saja kepalanya terasa sakit saat terlalu lama terkena sinar matahari.







Ikhlas (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang