Ngidam pertama selesai

3K 225 5
                                    


Nafisah tidak diperbolehkan bangkit dari duduknya oleh mami, papi, dan tentu saja Adnan, terkecuali Nafisah ingin pergi ke toilet baru boleh bangkit dari duduknya.

"Ini mangga dan bumbu kacangnya," kata papi Firdaus dan meletakkan sepiring penuh potongan mangga dan juga mangkok kecil berisi bumbu kacang yang baru saja selesai papi Firdaus buat.

"Makasih pi," ucap Nafisah dan mulai memakan mangga muda itu dengan menggunakan garpu yang dibawakan oleh papi Firdaus.

"Papi bolehkan ikut makan mangga mudanya?" Tanya papi ke Nafisah.

"Boleh papi, ngapain nanya kaya gitu sama Nafisah kan papi yang buat pastinya boleh," jawab Nafisah.

"Biasanya ibu hamil tidak suka membagi makanan mereka, seperti mami dulu saat hamil Adnan sangat sensitif kalo ada yang menyentuh makanannya walaupun cuma sedikit," beritahu papi dan duduk di samping kiri Nafisah.

"Buat sekarang enggak, tapi nggak tahu ke depannya," kata Nafisah dan kembali memakan sepotong mangga muda yang dicocol dengan bumbu kacang.

Papi Firdaus juga ikut memakan mangga muda menggunakan tangannya karena papi Firdaus malas untuk mengambil garpu dan lagian tangan papi Firdaus bersih.

Tidak lama Adnan datang dengan membawa segelas jus jeruk dan duduk di sebelah kanan Nafisah.

Tiba-tiba saja Nafisah merasa mual dan langsung pergi ke toilet yang terdekat karena dia sudah tidak tahan lagi jntuk mengeluarkan semua makanan yang ada di dalam perutnya.

'Hoek...hoek....hoek....' semua makanan yang ada di perut Nagisah terkeluar dan membuat Nafisah merasa sedikit lemas.

Adnan menyusul Nafisah ke toilet dan memijitkan bagian belakang leher Nafisah tanpa ada rasa jijik melihat mutahan Nafisah di closet.

Nafisah menekan tombol air closet dan setelah itu berdiri dengan perlahan dibantu oleh Adnan menuju wastafel buat membersihkan mulutnya.

Setelah itu Nafisah kembali ke meja makan dengan Adnan yang memeganginya saat berjalan karena takut Nafisah terjatuh.

Saat Nafisah sudah duduk kembali di kursinya dengan cepat Adnan menyingkirkan gelas berisi jus jeruk yang belum dia minum sedikit pun.

"Maaf sayang, mas lupa kalo sekarang kamu nggak suka bau jeruk," kata Adnan yang kembali ke meja makan dengan membawakan air putih hangat buat Nafisah.

Nafisah meminum air putih itu untuk membersihkan bagian dalam mulutnya yang terasa tidak enak setelah selesai muntah.

"Ih mas bikin kesal saja, aku sudah enak-enak makan mangga muda malah datang bawa jus jeruk" kata Nafisah kesal kepada Adnan yang telah mengganggu kegiatan makannya, "bikin aku nggak nafsu makan lagi" sambung Nafisah dengan menyandarkan punggungnya di kepala kursi kayu yang sedang dia duduki.

"Maaf sayang, mas benar-benar lupa" kata Adnan meminta maaf dengan Nafisah yang sedang kesal, "sekarang kamu mau makan apa biar mas belikan?" Tanya Adnan dengan lembut dan berusaha membujuk Nafisah.

Bukannya menjawab pertanyaan Adnan, tiba-tiba saja air mata Nagisah mengalir keluar dan membuat Adnan tambah panik.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya Adnan bingung dan panik.

"Nafisah kesal sama mas," kata Nafisah yang masih menangis bahkan air matanya tambah deras.

"Tanggung jawab kamu, gara-gara kamu Nafisah nangis," kata papi Firdaus menyalahkan Adnan yang telah membuat Nafisah nangis.

"Sudah ya sayang jangan nangis lagi, mas benar-benar lupa tadi soalnya sebelum hamil kamu sangat suka sama jeruk," kata Adnan dan membawa Nafisah ke dalam pelukannya.

Nafisah menangis di dada bidang Adnan dan membuat kaos hitam yang Adnan pakai menjadi bahas karena air matanya.

"Adnan kamu apakan menantu mami sampai nangis gitu?" Tanya mami yang datang dari dapur dengan membawa semangkok besar berisi spaghetti.

"Adnan lupa kalo Nafisah nggak suka bau jeruk dan tadi saat Adnan bawa jus jeruk ke meja makan dan membuat Nafisah muntah-muntah," kata Adnan dan mengusap punggung Nafisah dengan lembut agar Nafisah menjadi tenang.

"Ini pelajaran buat kamu, lain kali jangan diulang lagi soalnya hati perempuan yang sedang hamil sedikit sensitif," kata mami dan meletakkan mangkok besar itu ke atas meja makan.

"Nafisah sudah ya nangisnya, ini mami buatkan spaghetti yang kamu mau," bujuk mami Fitri kepada Nafisah.

Nafisah yang mendengar spaghetti langsung mendorong tubuh Adnan untuk menjauh darinya dan menghapus air mata yang ada di pipinya dengan kasar.

"Sana kamu ambilkan piring sama garpu buat istri kamu," perintah mami Fitri ke Nafisah dan dengan cepat Adnan langsung pergi ke dapur sebelum Nafisah kembali kesal.

"Ini tuan putri piring sama garpu nya," kata Adnan yang tidak memerlukan waktu lama.

Mami Fitri mengambilkan spaghetti buat Nafisah dan setelah itu meletakkan sepiring penuh spaghetti di depan Nafisah.

"Ambil piring sama garpu lagi sana, buat kita makan spaghettinya," perintah mami ke Adnan setelah selesai menyiapkan spaghetti buat Nafisah.

Nafisah membaca doa makan dan setelah itu langsung menyantap spaghetti miliknya, Nafisah tidak lagi memperdulikan di sekitarnya dan fokus memakan spaghetti di hadapannya.

Seketika perasaan kesal Nafisah menghilang dan digantikan dengan perasaan bahagia serta semangat di dalam dirinya.

Tidak ada yang berani menegur Nafisah karena takutnya mood Nafisah kembali berubah dan akan membuat mereka kesusahaan.

Mood perempuan hamil muda memang sedikit sensitif dan sangat ceoat berubahnya karena mengikuti keadaan di janinnya.

Mereka membiarkan Nafisah makan dengan gayanya sendiri daripada mereka akan merusak mood dari Nafisah.











Ikhlas (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang