hari baru

4.6K 374 1
                                    

Lihatlah hal positif setiap harinya, walaupun terkadang kita harus melihat lebih keras untuk mendapatkannya.

______________________________________

Nafisah bangun dari tidurnya saat mendengar suara alarm berbunyi dan menandakan kalo sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 3 waktunya untuk Nafisah melaksanakan sholat tahajjud.

Nafisah melirik kesamping kanannya dan itu membuat Nafisah sangat malu serta bahagia mengingat kejadian malam tadi.

Nafisah turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi dengan pelan, didalam kamar mandi Nafisah langsung membersihkan dirinya agar bisa melaksanakan sholat tahajjud.

Selesai mandi, Nafisah mendekati kasur untuk mengajak Adnan sholat tahajjud berjamaah.

"Mas bangun kita sholat tahajjud," kata Nafisah lembut dan menggoyang lengan Adnan dengan pelan.

"Sebentar lagi," kata Adnan dan menarik selimut sampai ke atas kepalanya.

"Ih mas nanti waktunya habis," kata Nafisah menarik selimut yang menutupi wajah Adnan.

"5 menit lagi sayang, aku masih ngantuk," kata Adnan dengan mata yang tertutup rapat.

"Ya udah deh aku sholat tahajjud sendiri aja," kata Nafisah dan menjauh dari sisi kasur.

Tapi sayangnya sebelum Nafisah menjauh, Adnan sudah terlebih dahulu menarik tangan kiri Nafisah dan membuat Nafisah jatuh ke atas badannya.

"Ih mas lepas aku mau sholat," kata Nafisah mencoba turun dari atas badan Adnan.

Adnan melilitkan tangannya di pinggang ramping Nafisah dan itu membuat Nafisah terkunci diatas badan Adnan.

"Tunggu 2 menit aku bangun," kata Adnan.

"Kalo gini jadinya, aku gak akan bangunin mas lagi untuk sholat tahajjud," kata Nafisah meletakkan kepala di dada bidang Adnan.

"Iya-iya aku bangun sekarang," kata Adnan membuka matanya.

"Sana mas cepat mandi, aku mau siapkan pakaian mas," perintah Nafisah dan turun dari atas badan Adnan saat Adnan sudah tidak menahan pinggangnya lagi.

"Cerewet banget istriku ini," kata Adnan mencium pipi kanan Nafisah dan langsung masuk kedalam kamar mandi.

"Aku juga cerewet demi kebaikan," kata Nafisah dan meletakkan baju Koko dan sarung untuk Adnan diatas kasur.

Memerlukan waktu 20 menit untuk Adnan menyelesaikan mandinya dan setelah Adnan sudah keluar dari dalam kamar mandi, Nafisah langsung masuk untuk mengambil wudhu nya

Setelah itu mereka melaksanakan sholat tahajjud dengan Adnan sebagai imannya.

Selesai sholat Adnan langsung melepas sarung serta baju Koko nya dan langsung lari masuk kedalam kamar mandi karena perutnya sangat mulas.

Nafisah kembali merapikan semuanya dan meletakkannya didalam lemari.

Kebiasaan Nafisah setelah sholat tahajjud yaitu membawa novel islami dan membawanya ke balkon kamar.

Karena menurut Nafisah jam seperti ini adalah waktu yang pas untuk menghirup udara segar dan menenangkan pikiran.

Dengan membawa selimut dan satu novel yang belum selesai dibacanya, Nafisah membuka pintu balkon dan menghembuskan angin subuh yang dingin tapi terasa segar di pernapasan Nafisah.

Nafisah berjalan keluar dari dalam kamar dan melihat jalanan yang masih sepi, bahkan langit masih menampilkan kegelapan dan bulan yang bersinar.

Dimana semua orang menikmati tidur nyenyak mereka, tapi tidak untuk Nafisah yang menikmati ketenangan diri dari kesibukan ibu kota.

Nafisah mendudukkan dirinya di kursi panjang yang terbuat dari rotan dan mulai menutupi dirinya dengan selimut yang dibawanya.

Mulai membuka novelnya dan tidak memerlukan waktu lama Nafisah sudah merasa masuk kedalam cerita yang sedang dibacanya.

Bahkan nafisah tidak sadar kalo sekarang Adnan sudah berdiri disampingnya dan memperhatikan dirinya yang fokus membaca novel.

"Sangat suka baca novel?" Tanya Adnan dan duduk disamping Nafisah.

"Ih mas bikin kaget aja," kata Nafisah mengelus dadanya.

"Hehehe maaf, " kata Adnan dengan cengiran nya.

"Kamu sejak kapan disini?" Tanya Nafisah.

"Sekitar tiga menit yang lalu," jawab Adnan.

"Oh, mas gak ngerasa dingin?" Tanya Nafisah saat melihat Adnan tidak memakai baju.

"Sebenarnya dingin, tapi kamu gak peka buat bagi selimut," jawab Adnan sedikit menyindir.

"Siapa suruh gak bilang," kata Nafisah mulai membuka lembar selimutnya dan menutupi badan bagian atas Adnan.

"Kamu suka baca novel?" Tanya Adnan lagi saat pertanyaan belum dijawab.

"Iya, menurutku saat membaca novel aku bisa merasa banyak perasaan yang belum pernah aku rasakan," jawab Nafisah dan mulai kembali membaca novelnya.

"Emangnya perasaan apa yang belum kamu rasakan?" Tanya Adnan.

"Rasanya perceraian," jawab Nafisah.

"Dan aku pastikan kamu tidak akan pernah merasakan perasaan itu," kata Adnan dan membawa Nafisah agar menyandarkan kepala di bahu Adnan.

"Kita tidak bisa menebak masa depan," kata Nafisah dengan mata yang masih fokus kepada huruf-huruf dihadapannya.

"Tapi kita bisa memimpikan masa depan, walaupun nantinya tidak sesuai dengan keinginan kita," kata Adnan.

"Mas nanti setelah kita pulang liburan, kamu gak temani aku ketemu sama seseorang?" Tanya Nafisah dan menutup novelnya.

"Ketemu siapa dulu? Kalo cowok mas gak mau," tanya dan jawab Adnan.

"Enggak ketemu cowok, tapi anak perempuan berusia 7 tahun yang sudah aku anggap sebagai anakku sendiri" jawab Nafisah, "aku mau mas kenalan sama dia" kata Nafisah.

"Siapa namanya?" Tanya Adnan.

"Humaira, biasanya aku panggil Aira," jawab Nafisah dengan nada bahagia.

"Iya, nanti aku temani," kata Adnan.

"Dari Humaira aku belajar untuk kuat dan menerima takdir yang sudah dituliskan untuk kita," beritahu Nafisah.

"Memangnya Humaira itu anak seperti apa sampai membuat kamu kuat?" Tanya Adnan penasaran.

"Humaira anak yang kuat dan tegar, dia selalu tersenyum bagaimana pun keadaannya, aku yakin kalo mas nanti ketemu sama Humaira mas akan tau apa yang aku maksud," jawab Nafisah.

"Mas jadi gak sabar ketemu sama Humaira kamu itu," kata Adnan dan mengelus kepala Nafisah.

Akhirnya diantara mereka tidak ada lagi pembicara. Mereka sibuk dengan berpikiran masing-masing dan menikmati ketenangannya ibu kota.

Tidak terasa adzan subuh berkumandang dan Adnan langsung bersiap untuk pergi ke mesjid bersama bi Baqir dan bang Gaffar.

Selesai melaksanakan sholat subuh Nafisah pergi ke bawah untuk membantu menyiapkan sarapan dan hari ini umi Fatimah membuat nasi goreng untuk menu sarapannya.

_______________

Sekarang sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan waktunya untuk Adnan serta Nafisah pergi ke bandara.

Setelah berpamitan mereka pergi ke bandara dengan diantar oleh sopir pribadi ayah.
























• Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan menekan tombol bintang yang ada dibawah.








• Gratis kok tenang aja.






















Ikhlas (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang