membuka diri

4.7K 410 3
                                    

Menjadi kewajiban kita
sebagai sepasang suami istri
untuk membuka diri masing-masing agar tidak ada yang tertutup lagi.

______________________________________

"Baru sehari menikah dengan kamu, mas sudah menemukan banyak perbedaan kamu dengan lestari," kata mas Adnan dan mengambil potongan apel.

"Tidak baik membedakan istri mas, kami memiliki sifat yang berbeda," nasehat Nafisah.

"Maaf, mas tau kalo dosa membedakan kedua istri mas, tapi mas hanya ingin mengeluarkan isi hati yang sangat lama mas Pendem," kata Adnan.

"Sebenarnya kalo boleh jujur mas sangat capek menghadapi sikap lestari yang selalu ingin hidup mewah dan membeli semua barang branded keluaran terbaru," kata Adnan dan Nafisah hanya bisa mendengarkan.

Nafisah memang sudah menebak dari pertemuaan pertama dengan mba tari yang memakai semua barang Branded.

"Kamu tau alasan kenapa mas dan Lestari tidak memiliki anak sampai sekarang?" Tanya Adnan, " itu karena Lestari hanya memperdulikan badannya dan melakukan bermacam-macam diet," sambung Adnan.

"Mas kehamilan itu adalah takdir dari Allah, kita tidak bisa menyalahkan orang lain," nasehat Nafisah dan memutar badannya menghadap Adnan.

"Mungkin ini hukuman dari Allah untuk mas dan Lestari, karena dulu lestari pernah hamil hampir 3 kali tapi selalu keguguran karena dia meminum teh diet yang sangat membahayakan janin," kata Adnan dengan tatapan sedihnya.

"Mas menerima semua takdir yang terjadi karena mas sangat sayang dan cinta dengan lestari, mas hanya bisa berdoa agar Allah memberikan mas buah hati," kata Adnan lagi.

"Dan mungkin dengan kehadiran kamu Allah akan mengabul doa-doa mas," kata Adnan dan memeluk Nafisah.

"Semoga saja doa mas bisa dikabulkan dengan cepat oleh Allah," kata Nafisah dan mengelus punggung Adnan.

"Inilah perbedaan yang sangat mas rasakan yaitu kamu akan menegur mas kalo mas melakukan kesalahan dan kamu menjadi pendengar yang baik untuk mas," kata Adnan dan menyembunyikan wajahnya di leher Nafisah.

"Mas apapun yang sudah terjadi itu semua takdir yang harus kita terima dengan lapang dada, karena sebelum lahir ke dunia kita sudah menyetujui semu takdir hidup kita sebagai perjanjian kita dengan Allah," kata Nafisah.

"Sudah ah, aku mau lanjut mengerjakan tugas dulu," kata Nafisah dan melepas pelukan Adnan.

Setelah pelukannya terlepas, Nafisah kembali memutar badannya menghadap laptop dan Adnan malam memeluk Nafisah dari samping.

"Biar kaya gini," kata Adnan dan memakan buah yang ada didalam piring.

"Itu coklat panas aku mas," kata Nafisah saat melihat Adnan mengambil gelas coklatnya.

"Siapa suruh kamu gak buatkan untuk mas juga," kata Adnan dan meminum coklat itu.

"Aku kira mas gak suka minum coklat panas," kata Nafisah.

"Siapa bilang? Mas sangat suka minum coklat panas tapi gak ada yang buatin kalo di rumah," kata Adnan.

"Memangnya mba tari gak pernah buatin mas?" Tanya Nafisah penasaran.

"Boro-boro buatin coklat panas untuk mas, makan mas di rumah pun selalu di urusin oleh Bi Ijah," jawab Adnan.

"Terus kerjaan mba Tari kalo di rumah apa?" Tanya Nafisah, "maaf kalo Nafisah banyak tanya" sambung Nafisah.

"Gakpapa, karena kamu berhak tau sebelum nanti tinggal bareng di sana biar kamu gak kaget," kata Adnan.

"Kalo di rumah tari hanya diam main hp didalam kamar, kalo sudah bosan dia akan pergi hangout dengan teman-teman nya dan akan pulang saat aku sudah sampai rumah," jawab Adnan.

Ikhlas (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang