Akhirnya

2.4K 204 21
                                    

Selama 1 jam Nafisah berada di dalam ruang sidang dan semua temannya sudah berkumpul di depan ruang sidang dengan memegang bunga dan selempang untuk Nafisah.

Mereka sangat yakin kalo Nafisah akan lulus karena Nafisah sudah berusaha dengan keras akhir-akhir ini untuk belajar agar saat dipersidangan semuanya berjalan dengan lancar

"Kok gue yang deg degan ya nunggui Nafisah keluar," kata Mifta yang dari tadi tidak tenang menunggu sahabatnya keluar dari dalam ruang sidang.

"Sudah lo duduk dulu aja, jangan bolak balik gitu pusing kami lihatnya," kata Andre dengan menarik tangan Mifta agar duduk di sebelahnya yang masih kosong.

"Habisnya gue gugup, nggak tenang rasanya kalo Nafisah belum keluar," kata Mifta yang akhirnya duduk di samping Andre tapi tidak berdekatan atau tubuh mereka bersentuhan.

Mereka berenam menunggu Nafisah dengan jantung yang tidak enak, mereka takut sahabatnya itu mengalami mual di dalam sana karena hamil muda, kalo masalah penjelasan dan menjawab pertanyaan insyaallah Nafisah akan bisa melewatinya dengan lancar.

Tapi masalah mual karena kehamilan itu yang sangat sulit, karena rasa mual itu datang tanpa di minta dan itu yang sangat mereka takutnya.

Keenam orang itu berdiri dari duduk mereka saat melihat pintu ruangan sidang terbuka dan keluarlah Nafisah dengan posisi kepala yang menunduk.

"Gimana sidangnya Nafisah, lo lulus kan?" Kevin saat mereka menghampiri Nafisah.

"GUE LULUS," teriak Nafisah dengan mengangkat kepalanya dan langsung memeluk Anita yang tepat berdiri di depannya.

Nafisah sangat bahagia, akhirnya perjuangannya selama ini membuahkan hasil yang sangat baik, dia lulus dengan nilai terbaik dan rasanya semua air mata yang dia keluarkan terbayarkan dengan kelulusannya.

"Aaaa selamat," kata Mifta dan Amelia dengan serempat dan keempat perempuan itu saling berpelukan untuk menyalurkan rasa bahagia mereka.

"Akhirnya salah satu diantara kita sudah lulus juga, selamat ya Nafisah," ucap Zaki yang ikut bahagia karena salah satu sahabatnya sudah lulus dan memberikan buket coklat kepada Allura.

"Makasih," ucap Nafisah dengan senyuman bahagianya dan menerima buket coklat kesukaannya dari Zaki.

Anita memasangkan selempang yang bertulisan nama panjang Nafisah dan juga geleng diujung nama Nafisah, gelar yang Nafisah perjuangkan dan akhirnya dia mendapatkan gelar itu.

"Selamat ya, kami semua ikut bahagia atas kelulusan lo," ucap Kevin dan memberikan buket bunga kepada Nafisah.

"Makasih banyak" balas Nafisah dan menerima buket bunga itu, "kalian juga harus cepat nyusul biar gue nggak sendirian nanti wisuda nya" kata Nafisah.

"Ini juga lagi diusahakan, tu Zaki dapat jadwal minggu depan sidangnya," kata Mifta.

"Sebenarnya sih dalam minggu ini, tapi gara-gara dosen pembimbing gue yang jual mahal itu jadinya dapat jadwal minggu depan," kata Zaki sedikit kesal karena mendapatka dosen pembimbing yang sangat jual mahal apalagi kalo di chat nggak pernah bales sampai akhirnya Zaki harus telpon tu dosen.

"Di antara kita cuma Nafisah aja yang beruntung dapat dosen pembimbing yang baik dan tidak cerewet," kata Amelia dan kelima orang lainnya menganggukan kepala setuju.

"Capek gue kaya ngejar gebetan aja susah banget," kata Kevin.

"Sudah ah nggak usah dipikirin, lebih baik kita foto-foto sebagai kenangan," ajak Andre yang tidak mau pusing memikirkan dosen pembimbing yang selalu buat darah tinggi.

Akhirnya mereka bertujuh mengambil banyak foto sebagai kenang-kenang mereka atas kelulusan Nafisah dan mereka mendapatkan bantuan dari satu mahasiswa yang mau dan sabar memfotokan mereka bertujuh yang sangat rusuh untuk posisinya.

"Sudah aha gue capek," kata Nafisah dan duduk di sisi pot bunga besar.

"Kasihan bumil kecapean," kata Andre dan Zaki langsung menutup mulut Andre.

"Gila lo ya, syukur nggak ada orang lain," kata Zaki dan membuat Andre cengar-cengir.

"Sorry gue lupa," kata Andre.

"Nafisah itu bukan mobilnya pak Adnan ya?" Tanya Mifta dan menunjuk mobil sedang berwarna hitam yang terparkir di parkiran kampus.

Nagisah memperhatikan plat mobil yang ditunjuk oleh Mifta dan memang benar itu mobil suaminya.

Tidak lama hp Nafisah yang berada di dalam tas berbunyi dan Nafisah langsung mengambilnya.

"Assalamualaikum mas," salam Nafisah saat mengangkat telpon dari Adnan.

"Walaikumsalam sayang, kamu sudah selesai foto-fotonya?" Jawab salam dan tanya Adman dari seberang sana.

"Sudah mas" jawab Nafisah, "mas ngapain di sini?" Tanya Nafisah.

"Mau jemput kamu sekalian kita makan siang bareng, ajak sahabat kamu juga sekalian kita merayakan kelulusan kamu," jawab Adnan dan Adnan menyebutkan restoran yang akan mereka datangi.

"Iya mas," kata Nafisah dan setelah itu mematikan telpon.

"Mas Adnan ngajak kalian makan siang bareng, kalian mau kan?" Beritahu dan tanya Nafisah.

"Mau dong, siapa yang nggak mau makan gratis," jawab Zaki.

"Ya udah kalo gitu kita berangkat, aku berangkat sama mas Adnan nanti kalian ikutin aja di belakang" kata Nafisah, "tapi kalo ketinggalan kalian tinggal nyusul ke restoran *****" sambung Nafisah dan menyebutkan restoran yang akan mereka datangi.

Akhirnya mereka semua pergi ke mobil masing-masing dan Nafisah menuju mobil Adnan.

"Mas sudah lama di sini?" Tanya Nafisah saat masuk ke dalam mobil dan meletakkan buket bunga dan coklat ke kursi belakang.

Nafisah salim dengan Adnan dan Adnan mencium kening Nafisah.

"Satu jam" jawab Adnan dan Nafisah melepas selempang yang dia gunakan, "gimana kabar anak ayah di dalam sana, baik-baik saja kan? Nggak ganggu bunda kan?" Tanya Adnan dan menyusap perut Nafisah.

"Nggak ayah, aku pintar diem aja," jawab Nafisah dengan suara anak kecilnya dan Nafisah memasang sabuk pengamannya.

'Tin'

Suara klakson dari mobil Kevin yang menandakan kalo mereka sudah siap buat berangkat.

"Mas jalan, itu mereka sudah nungguin," perintah Nafisah dan Adnan menganggukkan kepalanya.

Mereka pergi menuju restoran yang sudah dipesan oleh Adnan dan nanti tidak hanya ada mereka saja, tapi ada keluarga Nafisah dan keluarga Adnan juga di sana.

Mereka semua menempuh perjalanan selama 15 menit dan sampai juga di restoran bintang 5 yang memiliki room private buat mereka yang tidak mau makan gabung dengan orang lain atau sedang melakukan pertemuan penting.

Hari ini Nafisah sangat senang karena semua orang mengucapkan selama kepadanya dan memberikan dia hadiah atas kelulusan S1 nya.

Mereka semua menikmati makan siang dengan bercanda dan saling ngobrol satu sama lain, tidak ada perasaan canggung atau apapun itu karena semua sahabat Nafisah sudah saling kenal dengan keluarga Adnan.

Hadiah yang paling berharga adalah kehamilannya, tidak pernah Nafisah bermimpi melakukan sidang dan wisudah dengan satu nyawa di dalam perutnya.

Tidak hanya Nafisah saja yang bahagia, tapi semua orang yang ada di ruangan ini juga ikut bahagia.




(Tolong komen dibawah kasih aku saran buat Lestari).

Ikhlas (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang