Happy Reading
✨✨
Hampir semalaman aku tidak bisa tidur. Ku habiskan waktu dengan melakukan hal-hal kecil seperti merapikan kamar, membaca buku lalu aku terpikir tentang segala hal. Dari keadaan umma Arini, rumah tanggaku dengan mas Aryudha hingga terpikir tentang kuliahku.
Paginya aku keteteran. Karena mengantuk setelah sholat subuh, akhirnya aku kembali tidur. Aku bangun lagi saat jam tujuh lewat. Aku jadi tergesa-gesa pergi kuliah hingga melewatkan sarapan pagi.
Kepalaku pening, sekujur tubuhku sakit, ditambah kini perutku yang tiba-tiba merasa mual saat memasuki ruang kelas.
"Ocha..."
"Iya" Aku menoleh pada Lily yang duduk di sampingku.
"Kamu kenapa? Sakit? pucet banget!"
"Iya, pusing kurang tidur sama gak sempat sarapan tadi"
"Belajar terus yah Cha? Sudah minum obat?"
Aku menggeleng sebagai jawaban. Lily menawariku minuman botol yang dia bawa sebelum akhirnya Bu Anjani masuk ke ruang kelas.
Bu Anjani menjelaskan peraturan UAS nya sesaat sebelum memberikan kami lembaran soal dan jawaban. Bu Anjani salah satu dosen yang menerapkan dua kali teknik ujian. Ujian secara tertulis dan ujian secara lisan yang kadang merambat ke praktek.
Kepalaku semakin sakit tak tertahankan, padahal aku tinggal menjawab dua soal lagi. Aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya. Aku kehilangan kesadaran diri dan ketika sadar sudah berada di ruang kesehatan kampus.
"Kamu sudah sadar? Masih ada yang sakit?"
"Mas... kok disini?" Tentu saja aku keheranan melihat mas Aryudha yang sudah duduk di kursi dekat ranjang. Walaupun tempatku berbaring dikeliling dinding gorden putih tetap saja aku was-was kalau ada yang melihat kami.
"Jawab dulu pertanyaan saya! Masih ada yang sakit?"
Aku mengangguk saja. "Masih pusing sama mual" jawabku.
"Mau minum dulu?" ku berikan anggukan sebagai jawaban.
Mas Aryudha membantuku duduk lalu memberiku minuman gelas kemasan. Ku teguk air itu untuk mengurangi haus dahaga dan barangkali mengurangi mual ku.
"Tadi saya lihat kamu dibawa teman-teman kamu, jadi saya langsung kemari" ucapnya saat aku minum. "Kamu kenapa tidak cerita kondisi kamu sama saya?" Tanyanya menatapku dalam.
"Aku baik-baik aja kok mas, ini cuma gara-gara malam tadi aku begadang dan-" aku menggantung ucapanku- Ragu mengatakan kalau aku tidak sempat sarapan, dari sorot mata mas Aryudha sepertinya dia sedang tidak bersahabat. "Mas gak masuk kelas?" Seperti dia mahasiswa saja!
"Azzahra"
"Hem..."
"Kamu tidak merasa aneh beberapa hari ini?"
"Aneh apa mas?" Tanyaku lalu menggeleng. Beberapa hari ini aku tidak merasa hal yang aneh.
Mas Aryudha menghela nafas berat namun kemudian menatapku dengan disertai senyuman manisnya. "Sayang..." Mas Aryudha menangkup wajahku dengan tangannya. Bukannya suka aku malah merasa gugup, bagaimana kalau ada temanku yang tiba-tiba datang dan memergokiku bersama mas Aryudha.
"Hemm..."
"Dengar yah! Kamu sudah tidak sendirian lagi, disini-" Mas Aryudha menunjuk pada bagian perutku. "Ada anak kita"
"Hah?"
"Kamu tidak menyadarinya ya?"
Aku menurunkan sebelah tangan mas Aryudha yang masih di pipiku. Ku pegang tangan itu dengan erat dan memberanikan diri bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Berbeda [END]
General FictionTidak semua orang beruntung menjadi satu-satunya. Tidak semua orang beruntung memiliki seutuhnya. Ini hanyalah tentangku yang menjadi ketidaksempurnaan dalam rumah tangga orang lain.