S2. 17. Memangnya Siapa Dia?

3.5K 415 40
                                    

Happy Reading

✨✨

"Iya, saya minta maaf" Aku membuka pintu kamar kami. Ku lihat mas Aryudha sedang berteleponan, entah dengan siapa.

"Bi..." Mas Aryudha padaku "Makan" Cicitku didepan pintu. Mas Aryudha mengangguk pelan.

"Duluan saja, nanti saya menyusul"

"Oke" Ku tutup pintu kamar dan kembali menuju ruang makan mendatangi Syaffira.

Tidak lama mas Aryudha datang, Kami menikmati acara makan malam kami sambil mengobrol kegiatan-kegiatan kami seharian ini. Sesekali mas Aryudha menanyai Syaffira yang tengah makan.

"Jadi gimana menurut Abi soal yang tadi aku kirimin? Abi udah baca brosurnya kan?"

"Iya, sudah"

"Terus?"Aku tidak sabaran.

"Saya mau tanya dulu sama kamu. Kok tiba-tiba kamu mau ikut les jahit?"

Aku harus mengemukakan alasan yang logis dan jelas supaya mas Aryudha bisa memberi izin.

"Jadi begini Bi. Bunda kan selama ini di rumah aja sama Syaffira. Keahlian bunda itu terbatas cuma sekedar urusan rumah tangga dan itu pun masih dibantu mbok. Kalau bunda ikut les menjahit bunda tidak hanya menambah keahlian tapi juga menambah teman dan pengalaman dengan bertemu banyak orang diluar sana" Jelas ku dan mas Aryudha hanya tersenyum. "Kalau bunda nanti bisa jahit, bunda bisa bikinin abi sama Syaffira baju"

"Begitu ya" mas Aryudha telah selesai makan. Dia meneguk air putih dari gelasnya.

"Iya Bi, boleh ya? Kegiatannya cuma dua kali dalam seminggu"

"Kalau kamu pergi, Syaffira bagaimana?"

"Emm... Kira-kira mba Binar keberatan gak kalau misalnya aku titipin Fira selama beberapa jam waktu ikut les"

"Sepertinya Binar tidak akan keberatan tapi beberapa hari yang lalu Binar ada rencana mau kembali bekerja di rumah sakit"

"Mas izinin?" mas Aryudha tidak menjawab ku sama sekali jadi aku simpulkan kalau dia sudah memberi izin tentang rencana mba Binar untuk kembali bekerja. Mendadak aku jadi merasa kesal. "Kalau udah mba Binar, apa- apa langsung dikasih izin ya"

Coba saja kalau aku, pasti banyak alasannya. Berkali-kali ingin bekerja tapi pasti dibilang nanti lelah, kasian Syaffira, enakan di rumah. Inilah itulah.

"Bukan begitu sayang..."

"Udahlah... Aku di rumah aja, gak jadi ikut les apa-apa" Aku berhenti makan. Ku minum air dari gelas ku lalu berdiri menuju kamar.

Selalu saja begini. Aku juga ingin bekerja atau melakukan aktivitas lain di luar rumah. Bertemu dan mengenal banyak orang, bukan malah selalu berada di rumah dengan aktivitas yang sama setiap hari. Aku merasa bosan tapi mas Aryudha tidak mengerti itu.

"Sayang..."

"Gak perlu bicara apa-apa. Aku bosan dengarnya" paling ujung-ujungnya juga tetap di rumah.

"Serius tidak perlu bicara? Padahal saya mau kasih izin kamu ikut les jahit itu"

Mudah sekali dia membuat atensi ku teralihkan. Aku menatap padanya yang berjalan dan duduk disampingku sambil tersenyum.

Sisi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang