S2. 13. Memilih Mundur

5.1K 469 117
                                    

Happy Reading

✨✨

Aku sering ditanya oleh sebagian kenalanku tantang kenapa aku mau menjadi istri mas Aryudha dan tentang aku yang begitu mencintainya.

Jujur, menjawab hal itu mungkin akan begitu rumit dan ketika ku jelaskan pun belum tentu orang akan mengerti. Jadi, dari pada aku menjawab, aku lebih memilih diam dan tersenyum. Canggung

Cinta itu memiliki definisi yang umum bagi setiap hati. Cinta bagiku bukan hanya tentang degup jantung yang berpacu lebih kencang, bukan hanya tentang senyuman merekah setiap kali bayangan-bayangan dia menghampiri pikiran dan bukan juga tentang hati yang bahagia karena setiap kali bersamanya.

Cinta itu seperti sihir,  mampu membuatmu menjadi lebih baik dan menjadi seseorang yang beruntung hingga selalu bersyukur kepada Allah dengan adanya dia bersamamu.

Mas Aryudha itu seperti itu dihidup ku. Kehadirannya membuatku menjadi seseorang yang bersyukur. Bersyukur karena dipilih, bersyukur karena dimiliki dan bersyukur karena dicintai.

Tapi yang namanya manusia tetap saja ada kurangnya. Menjadi istri dan wanita yang dipilih untuk dicintai tidak selalu membuatku senang lalu berbangga diri. Kadang hal itu membuatku tidak percaya diri dan mempertanyakan kelayakan ku.

Mas Aryudha itu tipikal pria dambaan wanita. Dia memiliki wajah tampan dan tubuh yang gagah. Pria pekerja keras yang sukses dengan banyak investasi. Sikapnya lembut dan penyayang, ku rasa setiap wanita yang jika ditawari atau didekati pria sepertinya akan luluh.

Mas Aryudha juga punya tingkat sabar yang menurutku tinggi, dia mampu bersabar menghadapi sikapku yang cenderung keras kepala, suka merajuk dan suka mengomel. Marahnya kadang berasal dari sikapku yang pemberontak dan sering asal bicara. Kalau kesabarannya telah habis, yang sering dia lakukan adalah mengasingkan diri- membiarkan kami berpikir masing-masing lalu tidak lama saling meminta maaf.

Aryudha Fikram...

Jarum pada tumpukan jerami.

Pria dan tipe suami yang sulit untuk dicari, dan ketika ditemukan. Sayangnya, pria itu telah menjadi milik orang lain. Banyak hati yang telah patah dan memilih mundur karena hal itu. Menjadi milik orang lain membuat mas Aryudha seolah tidak sempurna lagi dimata sebagian orang. Mencintai dan menginginkannya menjadi hal yang sangat berdosa. Dan itulah aku dimata sebagian orang, pendosa yang telah berani memasuki mahligai orang lain.

Sebagian orang memandangku sebagai wanita pendosa tapi pria ini memandangku begitu lekat lalu kedua ujung bibirnya tertarik keatas, dia tersenyum simpul dengan diikuti pipinya yang merona.

"Kamu menggoda saya" Ucapnya setelah ku puji  tampan, mas Aryudha berbalik menghadap cermin untuk melihat pantulan dirinya.

"Aku serius... mas tampan banget"  Mas Aryudha masih tersenyum menatapku pada cermin. Ku gandeng tangan kirinya lalu bersandar pada lengan atasnya. Kami sama-sama tersenyum menatap pantulan diri kami pada cermin. Kami pasangan yang saling mencintai.

"Azzahra saya" mas Aryudha mengubah posisiku hingga aku berada didepannya dan dia mendekap tubuhku dari belakang.

"Mereka tidak menyukaiku"

"Siapa sayang?"

"Orang-orang diluar sana"

"Jangan pedulikan!" ucap mas Aryudha lalu memutar tubuhku menghadapnya. Dia menatapku dengan kedua matanya, sebelah tangannya mengusap pipiku dengan lembut. "Bunga terindah dari yang paling indah, Azzahra saya... wanita semakna cinta dihidup saya, yang saya cintai dengan sangat"

Sisi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang