Ara ucapkan terima kasih sebanyak-banyak nya untuk kalian yang berpartisipasi dalam cerita ini.
Ara senang banget melihat komen antusias teman-teman dalam cerita ini.
Makasih ya❤️❤️💋
Happy Reading
✨✨
"Assalamualaikum... Syaffira... Syaffira"
"Abi..."
"Wa alaikumussalam..."
"Hai..."
"Abi..." Syaffira berlari cepat kearah abi-nya sedangkan aku memilih meninggalkan mereka menuju kamarku. "Abi kenapa?"
"Abi luka Syaffira"
"Luka apa?"
"Luka terkena aspal jalanan, ada darahnya"
"Ada dalahnya? Sakit?"
"Tidak lagi, Eh... Tapi jangan disentuh dulu"
"Sakit ya Abi?"
"Alhamdulillah sudah tidak sakit lagi tapi Syaffira tidak boleh sentuh"
"Hem, Abi Fila kangen"
"Abi juga kangen kamu"
"Bunda telpon Abi ga bisa"
"Oh ya, Maaf ya... abi masih sakit kemarin"
"Iya... Abi Fila punya mainan sayul balu" tidak lama Syaffira mendatangiku masuk ke kamar untuk mengambil mainan yang aku belikan kemarin untuknya.
"Ini Abi. Ada pisang, ada jagung, stobeli"
"Banyak mainnya, siapa yang belikan?"
"Bunda" Syaffira terlibat pembicaraan dengan Abi-nya cukup lama. Mas Aryudha menanyakan beberapa hal pada gadis itu.
"Sayangnya Abi" Kudengar tawa keras Syaffira, entah apa yang dilakukan mas Aryudha untuk menghibur putrinya itu. "Abi bicara sama bunda dulu, boleh?"
"Boleh"
"Syaffira tunggu disini ya"
"Iya..." Aku ingin mengunci pintu kamarku tapi mas Aryudha sudah berdiri didepan pintu. Kami saling tatap sebelum aku memilih mundur dan duduk pada kasur. Mas Aryudha masuk mengikuti ku duduk pada kasur setelah dia mengunci pintu kamar.
"Kamu sehat?"
"Iya, Mas sendiri gimana? Sudah sehat total?"
"Kamu nilai sendiri sekarang, menurut kamu saya bagaimana" Mas Aryudha menarik lenganku tapi aku menolak untuk berbalik menatapnya. Dia akhirnya menyerah dengan melepaskan lenganku. "Bagaimana saya bisa sehat kalau kamu sama sekali tidak memperdulikan saya? Saya mau bertemu kamu, tapi kamu menolak"
"Kan sudah ada wanita-wanita yang lebih peduli"
"Ocha-"
"Aku udah tau semuanya, mas. Aku baca pesan kamu sama wanita itu. Surat itu, aku baca!" aku menangis mengingat kejadian satu minggu lalu saat aku mendapati pesan dan surat dari wanita itu.
"Saya bisa jelaskan, dengarkan saya dulu ya"
"Gak perlu, apa yang aku lihat udah jelas. Kamu mau sama dia, silahkan! Dia adik dari cinta pertama kamu kan? Kamu senang dapat pengakuan cinta dari dia" Mas Aryudha tiba-tiba memeluk ku dari belakang. "Lepasin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Berbeda [END]
General FictionTidak semua orang beruntung menjadi satu-satunya. Tidak semua orang beruntung memiliki seutuhnya. Ini hanyalah tentangku yang menjadi ketidaksempurnaan dalam rumah tangga orang lain.