S2. 21. Good Bye, My Love...

7.7K 588 269
                                    

Happy Reading

✨✨

Selepas isya mas Aryudha meneleponku. Kali ini aku tidak menolak, aku mengangkat teleponnya sembari berbaring disamping Syaffira yang sudah tidur. Yang harus ku ingat sekarang adalah bahwa aku tidak boleh membebani pikiran mas Aryudha.

"Binar bilang, dia yang saranin kamu bawa Syaffira untuk pulang"

"Iya..."

"Kamu sedang apa? Sudah makan?"

"Sudah, aku lagi berbaring. Mas gimana udah makan?"

"Sudah tapi cuma sedikit. Benar ya kata pasien biasanya, saya juga merasa bosan dengan makanan disini. Hambar"

"Hem..."

"Saya mau makan gulai jeroan, Cha"

"Ngarang! Mas mau nambahin penyakit?"

"Tapi sedikit tidak apa-apa"

"Gak usah macam-macam Mas, Makan aja yang diberikan pihak rumah sakit"

"Sate kambing sepertinya enak juga ya"

"Apa sih mas makanan kolesterol mulu, mual tau gak dengarnya"

"Kenapa mual? kan saya cuma sebutkan makanan enak, mual itu kalau saya sebutkan yang jorok"

"Tau ah" kami saling diam cukup lama, sampai mas Aryudha kembali bersuara.

"Kata dokter, kalau sampai besok saya tidak ada keluhan sakit kepala lagi, saya bisa pulang"

"Tadi saja kesakitan, mas itu ngerepotin tau gak? Ngerepotin aku, ngerepotin pak Herman. Kalau mau apa-apa dipikirin dulu"

"Iya Cha, Maaf ya saya jadi merepotkan"

"Makanya lain kali jangan sok main kabur aja"

"Iya sayang, maaf ya"

"Minta maaf tu sama pak Herman, dia jadi kena teguran mba Binar"

"Binar tegur pak Herman?"

"Iya, gara-gara bawa orang sakit ke sini" Mas Aryudha tidak menjawab ku lagi. "Udah ya, aku ngantuk mau tidur"

"Iya sayang, Selamat tidur"

"Hem" Aku mematikan panggilan teleponnya lalu menangis.

Aku benar-benar sudah bertidak kasar pada mas Aryudha. Mengatainya orang sakit, dia pasti tersinggung dengan ucapanku. Aku menyalahkan mas Aryudha yang datang ke sini padahal dia datang karena ingin menemui ku dan Syaffira.

Sekarang aku malah tampak seperti istri kedua yang jahat, yang mau senangnya saja tapi tidak mau memperdulikan kondisi suaminya yang tengah sakit.

"Maaf ya mas..."

✨✨

Awalnya aku sengaja pergi ke rumah keluargaku bersama Syaffira untuk menghindari mas Aryudha yang tadi sempat mengirimi ku pesan kalau dia akan menjemput kami. Aku tidak berani berhadapan dan bicara dengannya jadi ku serahkan segalanya pada kedua orang tuaku. Aku percaya apa yang menjadi keputusan orang tua ku adalah yang terbaik.

Berkali-kali ponselku berdering, panggilan telepon lalu pesan beruntun. Mas Aryudha memintaku untuk kembali ke rumah orang tuaku karena dia ingin bicara langsung. Aku tidak akan pulang jika seandainya mas Aryudha tidak berencana untuk mendatangi ku ke rumah keluargaku. Aku tidak ingin masalah rumah tanggaku diketahui banyak orang walaupun dari keluarga mama atau ayahku.

"Abi..." Syaffira langsung turun dari sepeda motor dan berlari kearah mas Aryudha. Mas Aryudha sigap meraih tubuh Syaffira, memeluk lalu menciumi wajah putrinya itu. "Abi, Fila beli es klim"

"Abi mau bicara dengan bunda dulu ya"

"Fila?"

"Syaffira habiskan es krim nya dulu" mas Aryudha mengeluarkan ponsel dan menyerahkannya pada Syaffira. "Syaffira boleh nonton kartun diponsel abi" Aku tau mas Aryudha memberikan ponsel supaya Syaffira tidak mengganggu kami.

"Holeee..."

Aku dan mas Aryudha sama-sama masuk kedalam rumah. Sebelum masuk kamar, mamaku sempat bicara padaku kalau beliau akan membawa Syaffira ke rumah kakakku yang rumahnya ada disebelah. Aku hanya mengiyakan lalu masuk kedalam kamar, menyusul mas Aryudha.

"Sudah seh-"

"Maksudnya apa Ocha? Saya tidak mau bercerai. Saya tidak setuju dengan keputusan itu" Bibirku sudah begitu kelu untuk bicara padanya. Aku tidak sanggup. "Ocha... Saya sangat mencintai kamu"

"Mas u-dah dengar se-semuanya dari mama ayah, aku udah gak bisa mas. A-aku udah cape jadi istri mas" mas Aryudha langsung memalingkan wajah dariku, dia tidak menjawab apapun. Kami sama-sama mengisi kamar dengan tangisan .

Aku yakin, mas Aryudha sangat mencintaiku sama sepertiku yang juga sangat mencintainya tapi cinta kami sama sekali tidak memiliki tempat lagi. Bertahan bersamanya dalam rumah tangga ini hanya akan membuatku semakin tersakiti.

"Ki-kita ce-cerai aja ya mas" mas Aryudha lagi-lagi tidak menjawab ku. Kami sama-sama kesulitan. "Mas..." mas Aryudha menoleh padaku.

Lanjutannya sampai End ada  di app karyakarsa versi pdf (115 page). Teman-teman bisa baca dengan membayar senilai 5000 rupiah.

Buat yang tertarik baca lanjutannya bisa mengunjungi karyakarsa tinta semu atau klik link yang ada di bio.

Thank you❤️

Sisi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang