Akhirnya update setelah galau karena terlalu males untuk nulis 🤣
Happy Reading
✨✨
"Mas mau makan dulu atau mandi dulu?Aku buatin teh ya"
"Ocha..."
"Iya mas" Aku urung ke dapur.
"Tidak perlu repot-repot, Sayang"
"Gak repot kok, udah biasa"
"Maksud saya, Saya mau ke rumah Binar jadi kamu tidak perlu repot-repot"
Sontak perasaanku berubah, yang awalnya aku senang akan kepulangannya dari jogja lalu dengan sekejap aku kesal karena dia akan pergi lagi.
"Ini kan giliran mas disini. Kenapa tiba-tiba mau ke sana? Disini gak enak ya?"
"Sayang..."
"Mau ke sana sekarang?" Tanyaku dan mas Aryudha mengangguk pelan.
"Ada hal penting yang harus saya dan Binar urus"
"Bilang aja mas kangen sama istri pertama. Ya udah sana pergi! " Ku serahkan jaketnya yang tadi ditangan ku lalu berjalan kearah kamar kami.
Kalau ujung-ujungnya mas Aryudha akan pergi lagi lalu kenapa juga harus kemari dulu? Membuatku berharap banyak dan harus mendengar bahwa dia akan pergi ke rumah utamanya di sana. Begitu?
"Sayang..."Mas Aryudha duduk disampingku setelah ikut masuk kedalam kamar. "Sayang..."
"Mas gak kangen sama aku kan?"
"Saya kangen kamu, Ocha"
"Terus kenapa buru-buru mau pergi? Emangnya urusannya gak bisa besok? Aku sama mbok sore tadi masakin rawon tapi mas udah mau pergi lagi sekarang. Nyicipin aja enggak" Gerutu Ku.
"Kamu masak rawon? Kenapa tidak bilang, sayang? Saya mau makan rawon"
"Gak usah sok baik, aku udah males! Pergi aja sana!"
"Sayang..." Mas Aryudha memeluk tubuhku. "Jangan marah... Saya ke sana karena memang ada hal penting yang harus segera saya urus dengan Binar"
"Apa? Kasih tau aku biar aku bisa coba ngerti"
"Tentang Nadia, Ibu kandungnya datang ke rumah tadi pagi"
Aku melepaskan pelukannya dan menoleh menatapnya. "Terus apa masalahnya mas? Gak apa-apa dong kalau ibu kandungnya mau ketemu" Mas Aryudha menggeleng.
"Masalahnya ibu kandungnya mau ngambil Nadia kembali di keluarga mereka"
"Kenapa tiba-tiba begitu? Bagaimana dengan mba Binar"
"Binar tidak mau. Makanya saya harus bicara dan mengurus hal ini dengan Binar"
Aku menghela nafas. Ku raih wajahnya dengan kedua tanganku. Perasaanku berubah-ubah, sekarang aku malah kasihan melihatnya. Dia pasti lelah diperjalanan pulang tapi harus memaksa diri untuk mengurus keluarganya.
"Makan disini dulu ya, isi tenaga" Mas Aryudha diam sesaat sebelum mengangguk pelan. "Aku siapin sebentar, mas mandi dulu aja biar segar" mas Aryudha mengambil alih tangan kananku lalu mengecupnya cukup lama.
"Makasih ya sayang"
"Iya"
Setidaknya waktu dia bersamaku tidak terlalu singkat. Aku bisa melihat dan menemaninya makan. Kami sedikit mengobrol tentang study tour mas Aryudha dan tentang Syaffira beberapa hari ini. Obrolan kami begitu tersambung walaupun aku sadar pikirannya sedang berkelana. Dia pasti memikirkan tentang MBA Binar dan Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Berbeda [END]
General FictionTidak semua orang beruntung menjadi satu-satunya. Tidak semua orang beruntung memiliki seutuhnya. Ini hanyalah tentangku yang menjadi ketidaksempurnaan dalam rumah tangga orang lain.