S1. 10. Cemburu

5.8K 432 19
                                    

Happy Reading

✨✨

Dulu sebelum menikah aku pernah berpikiran, kalau sepasang manusia yang sudah menikah itu mungkin mereka tidak perlu merasa cemburu lagi. Kenapa mesti cemburu? bukankah dengan menikah artinya sudah memiliki hak kepemilikan terhadap pasangan. Bukankah menikah artinya kita memiliki satu sama lain, jadi tidak perlu merasa khawatir dengan yang lain lagi.

Aku begitu naif dan bodoh waktu itu. Aku tidak tau apa-apa tentang cinta dan pernikahan. Setelah menikah dengan mas Aryudha dan melalui hari-hari bersama, aku jadi tau kalau aku adalah salah satu wanita pencemburu.

Aku pernah merasa cemburu dengan dosen-dosen wanita yang bicara dengan mas Aryudha. Aku pernah merasa terusik karena mas Aryudha tersenyum pada pasien wanita yang cantik. Dan aku pernah merasa kesal hanya karena aku mendengar ibu-ibu di pengajian yang memuji ketampanan mas Aryudha.

Aku tau sebagai manusia kita tidak akan lepas dari aktivitas sosial. Kondisi mas Aryudha sudah pasti mengharuskannya berkomunikasi dengan orang lain 'wanita'. Dia dokter dan dosen. Anak kiyai yang sering menghadiri kajian dan menyampaikan perihal agama. Mas Aryudha begitu disukai. Kadang aku merasa terganggu dengan itu tapi aku juga sadar, mas Aryudha memang layak disukai banyak orang.

Aku sering bertanya sendiri, berapa banyak hati yang mas Aryudha patahkan saat dia memutuskan menikah dengan mba Binar dulu. Mengingat mas Aryudha masih jadi idola dikalangannya hingga saat ini membuatku yakin, pasti banyak hati yang telah dipatahkan.

Bicara tentang mas Aryudha dan Mba Binar. Pasangan itu tadi pergi ke toko furnitur untuk membeli sofa. Aku tau karena mba Binar membuat status di insta story. Mas Aryudha memakai kemeja abu-abu berjalan didepan mba Binar. Mas Aryudha berbalik saat menanyakan sebuah sofa hitam pada mba Binar. 'Mi... kalau yang ini bagaimana?"

Cemburu?

Iya. ^_^

Lumrahnya perasaan seorang istrikan?. Dayyuts namanya kalau aku tidak cemburu lagi pada suamiku. Tapi dari pada aku memuaskan rasa ego cemburuku, aku lebih dulu menyadarkan diri kalau cemburuku ini adalah hal yang paling harus aku hindari. Siapa aku dan apa statusku hingga berhak cemburu pada mas Aryudha yang bersama mba Binar. Mba Binar lebih dulu memiliki mas Aryudha ketimbang aku.

Aku mendapat telepon saat akan tidur. Bukan dari mas Aryudha tapi dari Lily.

"Assalamuaikum Li?"

"Wa alaikumsalam, Cha temanin aku nonton film dong. Aku beli tiket dua, pacarku gak bisa"

"Jangan aneh-aneh, ini udah malam"

"Maksud aku besok"

"Film apa?"

"The box. Yang main ini bias aku, Chanyeol exo. Mau ya Cha?"

"Aku harus minta izin dulu Li, aku usahin bisa. Tapi temanin juga aku besok belanja"

"Sip lah, kabarin yah kalau diizinin"

"Iya..."

"Aku tutup dulu yah, bye Cha"

Aku baru saja ingin mengucapkan salam pada Lily tapi panggilannya lebih dulu diakhiri.

Sebelum tidur, aku mengirimkan pesan pada mas Aryudha. Bukan meminta izin tapi lebih kepada memberi tahukan pada mas Aryudha kalau besok aku akan pergi menonton dan belanja dengan Lily.

Mas Aryudha tidak langsung membalas pesan ku. Aku menerima balasannya pagi hari hanya berisi kata 'iya'.

✨✨

Sisi Berbeda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang