Chapter 2

5.3K 627 20
                                    

Hari sudah beranjak siang ketika MOPDB SMA N 137 hari pertama selesai dilaksanakan. Namun sebelum siswa pulang sang wakil ketua OSIS maju memberi pengumuman.

"Ingat, besok berangkat lebih pagi lagi. Jam enam tepat acara akan kita mulai. Dan untuk yang terlambat kalian tanggung sendiri resikonya." Kata-katanya tegas sambil pandangannya mengedar ke seluruh penjuru lapangan.

"Silahkan dicatat barang-barang apa saja yang harus kalian bawa besok pagi." Seorang gadis berpawakan tinggi berujar membuat para siswa baru kembali mengeluarkan alat tulis yang sebelumnya sudah tersimpan rapi dalam tas.

"Saya mulai, dari air 'putih', permen jempol, sosis rasa bebek, terakhir tanaman hidup." Mook, si gadis tinggi berhenti sejenak menikmati respon dari para siswa baru sebelum menambahkan. "Mulai nanti jam dua siang akan diadakan ekskul wajib Pramuka dalam rangka menjelang Kemah Penerimaan Calon Tamu Ambalan (KPCTA) yang rencananya diadakan akhir pekan ini. Jadi mulai nanti siang sampai tiga hari ke depan kalian wajub mengikuti Pramuka. Ada pertanyaan?" Ternyata tak kalah tegas dari anggota OSIS laki-laki.

Seorang gadis berkucir dua dengan nametag View mengangkat tangan kanannya, "Terus kapan kami bisa nyari barang buat MOPDB besok kalau nanti siang sampai sore kami juga harus latihan pramuka, kak?"

"Itu urusan kalian. Kalian udah gede, udah bukan anak SMP yang segalanya harus diajari secara detail kan? Pinter-pinter atur waktu kalian !" Jawaban Mook hanya dibalas sorakan malas dari para siswa baru.

....

Nanon sampai rumah sekitar pukul setengah satu siang. Langsung makan dengan terburu tanpa melepas seragamnya terlebih dahulu. Membuat ibunya mengernyit heran. Tak biasanya anaknya ini betah dengan baju berkeringat dan lusuh seperti itu.

"Nanon, pelan-pelan. Nggak bakal ada yang minta makan siang kamu." Sambil memberikan segelas air ketika anaknya tersedak nasi.

Nanon meneguk air dari ibunya sebelum menjawab, "Nanti jam dua Nanon berangkat latihan pramuka bu. Terus habis ini harus nyiapin barang-barang yang dibawa besok pagi, jadi harus cepet."

"Padat banget jadwal kamu. Udah kaya anggota DPR aja yang kerjaannya study banding ke negeri orang."

"Kalau bisa juga Nanon pengennya nyari alasan aja biar nggak usah ikut-ikut hal beginian. Yang penting kan masuk kelas dan belajar. Bukan malah dipermalukan oleh kakak kelas begini." Lagi-lagi si pemuda mengeluh sambil bibirnya mengerucut ke depan.

"Sabar. Mungkin sekarang kamu ngeluh, tapi nantinya hal-hal kaya ginilah yang bakal jadi kenangan indah saat sekolah jika kamu udah lulus nanti." Ibunya menanggapi lembut sambil mengusap surai putranya.

"Kalau gitu bersih-bersih dulu sana baru pergi ke warung Bu Godji buat beli peralatan kamu."

"Ok, bu." Ucap Nanon sambil beranjak dan sekilas mencium pipi ibunya.

....

Pukul setengah dua Nanon sudah ada di bus yang akan mengantarnya kembali ke sekolah. Dengan seragam pramuka dan kabaret rapi yang menutup surainya pemuda itu agak terkantuk di kursi samping jendela.

"Hei, Non. Lu naik bus juga?" Baru saja akan memasuki alam mimpi, Nanon sudah diganggu oleh teman satu kelasnya yang ternyata juga naik bus yang sama.

"Mark!! Lu ngagetin aja."

"Siapa suruh lu tidur di bus."

"Gue capek tau bolak-balik rumah-sekolah sampe sehari dua kali begini." Bibir Nanon mulai ditarik kebawah membuat Mark gemas ingin mencubit pipinya yang terlihat gembil. Padahal pipi Mark juga tak kalah gembilnya.

"Gue juga capek sih. Gaimana kalau besok kita nggak usah pulang aja? Jadi habis MOPDB kita tetep di sekolahan. Sekalian aja bawa baju pramuka." Usul Mark.

"Bener juga. Tapi gimana sama perlengkapan MOPD buat lusanya? Kapan kita nyarinya dong?" Nanon masih bingung dengan usul Mark.

"Cari aja sepulang latihan pramuka atau lu bisa minta tolong orang rumah buat nyariin. Kirim pesen ke ibu lu atau kakak lu apa aja yang perlu lu bawa biar mereka yang nyariin. Gimana?" Mark masih usaha membujuk Nanon.

"Ok deh besok bakal gue omongin dulu sama ibu."

"Nah, gitu dong. Nanti kita janjian aja biar bisa bareng naik bus. Tulis nomor lu di sini!" Perintah Mark sambil menyodorkan handphone-nya.

"Hm, udah. Kirim pesen ya." Ucap Nanon yang dibalas anggukan oleh Mark.



Bersambung...





Vote sama comment jan lupa 😅

Sorry for typo and thankyou 😉

SMA N 137 (OhmNon Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang