"Haaaaah..." Ohm menghela nafas panjang lalu menyandrkan tubuhnya di senderan kursi yang didudukinya.
Pemuda berkulit kecokelatan itu sedari pagi sudah berada di sanggar pramuka SMA N 137 untuk membuat rengrengan acara serta melakukan pengecekan persiapan kepanitiaan perkemahan penerimaan calon tamu ambalan yang akan dilakukan esok hari.
Mata elangnya melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Sudah jam setengah sebelas rupanya. Dia terlalu larut dalam pekerjaannya sampai tak keluar sanggar seharian ini.
Ceklek
Pintu terbuka dari luar menampakkan Pluem dan Gunsmile yang langsung duduk meleseh di karpet sanggar.
"Capeknyaa.. Hari ini ngapa panas banget, sih?" Gunsmile mulai mengipasi tubuhnya dengan buku yang ditemukan di karpet. Entah milik siapa.
"Gara-gara lu liat junior yang lu taksir itu terlalu nempel sama temennya, kan?" Pluem memandangnya acuh.
"Sekate-kate lu. Gue emang kepanasan gara-gara cuaca, kok" Gunsmile mengalihkan pandangannya pada Ohm. "Persiapannya udah semua, Ohm?"
Ohm yang tadi sempat memejamkan mata sejenak lalu menegakkan tubuhnya menghadap kedua temannya. "Dikit lagi. Tinggal ngontak truk yang bakal ngangkut buat besok aja."
"Nggak jadi pake bus?" tanya Pluem.
"Budgetnya mepet weh. Nggak bakal cukup kalau kita pakai bus." Jelas Ohm.
"Nggak masalah lah pakai truk. Biar kita lebih menyatu sama alam." Gunsmile tertawa renyah.
"Menyatu sama alam apanya? Mirip sapi peternakan sih iya." timpal Pluem.
"Masalahnya gue belum punya chanel buat urusan truknya. Kalian tau nggak dimana bisa nemuin truk buat besok?" Ohm turun dari kursi dan ikut duduk meleseh dengan kedua temannya.
"Tetangga gue ada, Ohm. Dia juragan truk. Lu bisa nemuin dia di rumahnya." Pluem mengusulkan.
"Ok deh, nanti pulang sekolah gue coba ke sana. Lu nemenin gue kan? Gue nggak tau rumah tetangga lu itu kalau sendirian." Ohm.
"Yahh, tapi gue nggak bisa. Gue harus ke lokasi perkemahan sama dia buat masang-masang garis area pertenda nanti pulang sekolah." Ucap Pluem sambil menunjuk Gunsmile dengan dagunya.
"Atau gue minta nomor telfonnya aja deh. Lu ada nggak?" Ohm kembali bertanya pada Pluem.
Yang ditanya hanya menggeleng. Namun sedetik kemudian mukanya berubah cerah. Sepertinya dia menemukan ide berlian.
"Ohm, lu minta anterin sama Fah aja. Kebetulan rumah juragan truk itu deket sama rumahnya dia." Usul Pluem.
"Lah.. bener tuh, Ohm. Sekalian lu bisa pendekatan ulang sama si Fah." Gunsmile menaik turunkan alisnya menggoda Ohm.
"Pendekatan ulang apanya? Kisah kami udah selesai lama." Ohm menjawab lesu namun sok puitis.
"Sad boy, najis. Ya mungkin aja kan lu masih mau balikan sama dia." tambah Gunsmile.
"Begok." Pluem menoyor kepala Gunsmile membuatnya meringis main-main. "Lu nggak liat kemaren dia udah gendong calonnya pulang?" tambahnya.
"Lahh iya. Junior manis itu, ya. Gila. Kalian kalian kaya tokoh dongeng aja, bawa ke UKS pake acara digendong ala penganten baru segala." Diakhiri tawa dari Pluem dan Gunsmile.
"Terserah lu pada lah. Gue mau nyari Fah biar bisa cepet selesai urusan truknya." Tak ambil pusing dengan candaan kedua temannya Ohm beranjak mencari Fah ke lapangan.
Bel pulang sekolah berbunyi bersamaan dengan keluarnya Ohm dari sanggar pramuka yang mengurungnya sejak pagi.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA N 137 (OhmNon Version)
FanfictionCerita klasik tentang kakak kelas dengan adik kelas di tengah Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Sudah pernah dipublish dalam versi Singto-Krist oleh author yang sama. Isi cerita sama dengan versi sebelumnya ditambah beberapa perubahan seperlunya d...