"NANON !!"
tubuh ringkih di depan Ohm tiba-tiba terkulai lemas menubruk dada dan pundak si pradana putra.
Semua orang yang ada di sana mengerubungi si manis yang sekarang di dekap erat oleh Ohm sambil duduk di rerumputan.
"Gue udah telfon Neen. PMR dateng bentar lagi." Pluem memberi tahu Ohm.
"Ok. Tolong ambilin jaket gue dong, Pluem!" Ohm menunjuk jaket yang tersampir di dahan pohon belakangnya.
Setelah mendapat yang ia inginkan Ohm memakaikan jaketnya tadi pada Nanon yang masih menggigil. Dekapannya juga semakin mengerat, berharap Nanon tak akan kedinginan lagi.
"Kalian lanjutin perjalanan kalian aja. Ini udah hampir subuh." Pluem berbicara pada anggota sangga Rajawali yang lain.
"Tapi kak, nanti Nanon-nya gimana?" Chimon yang bertanya.
"Kalian tenang aja. Dia tanggung jawab kami. Kami yang akan mengurusnya." Pluem menatap Chimon dan yang lain bergantian.
Para anggota sangga Rajawali yang lain akhirnya menurut meski rasanya sangat khawatir pada teman seperjuangan mereka itu.
Perth kembali memimpin teman-temannya berbaris rapi untuk melanjutkan perjalanan.
"Bilang sama petugas di lapangan kalau anggota kalian kurang satu karena sakit." Pesan Pluem.
"Siap!! Iya. " Mereka menjawab serempak untuk kemudian lanjut berjalan.
Tak lama setelah sangga Rajawali pergi Neen datang dengan sekotak peralatan P3Knya. Dia menghampiri Ohm yang masih memeluk Nanon. Pluem sendiri masih mengurus sangga berikutnya yang sudah datang ke pos mereka.
"Dia kenapa, Ohm?" tanya Neen memeriksa keadaan Nanon.
"Kayaknya asmanya kumat." Jawab Ohm.
Neen mengeluarkan inhealer dari kotak yang dibawanya lalu memasangkan pada mulut Nanon. Napas si manis yang tadi tersengal-sengal sudah mulai nampak teratur.
Tepat setelah inhealer dilepas oleh Neen mata Nanon terbuka memandang wajah-wajah kakak kelasnya.
"Non, gimana rasanya?" tanya Neen.
"Dingin, kak. Rasanya kaya disiram es. Pusing."
"Minum ini dulu, ya." Neen menyerahkan sebutir obat sakit kepala dan segelas air mineral pada Nanon. Si manis yang memang tidak susah untuk minum obat langsung menelannya.
"Ayo sekarang kita ke tenda PMR aja." Ajak Neen.
Ohm memapah Nanon untuk berdiri. Tapi belum dua langkan berjalan tubuh Nanon limbung. Sepertinya memang sangat pusing. Si pradana memutuskan menggendongnya di punggung dengan diawasi oleh Neen di belakangnya.
Nanon sendiri langsung menempelkan pipinya di punggung Ohm setelah si pemilik punggung mulai berjalan. Mata Nanon terpejam menahan pusing.
....
Awalnya Nanon dibaringkan di tenda PMR oleh Ohm. Namun karena di tengah lapangan akan diadakan senam pramuka dan dari tenda PMR suara sound-nya akan sangat mengganggu, Ohm memutuskan memindahkan Nanon ke ruang kumpul bantara di aula dekat lapangan.
"Kasihin ini kalau dia nanti demam atau sakit kepala ya, Ohm." Neen menyerahkan sabungkus paracetamol pada sang pradana. Gadis itu akan mengikuti senam bersama di lapangan.
"Sama olesin ini ke badannya kalau dia kedinginan." Neen kembali menyerahkan sebotol minyak kayu putih pada Ohm.
Kini di aula hanya tersisa Nanon yang tertidur beralas tikar berbantal tas milik Ohm dan sang pradana putra yang duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA N 137 (OhmNon Version)
FanfictionCerita klasik tentang kakak kelas dengan adik kelas di tengah Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Sudah pernah dipublish dalam versi Singto-Krist oleh author yang sama. Isi cerita sama dengan versi sebelumnya ditambah beberapa perubahan seperlunya d...