Off, Gun, Janhae dan Mook sedang berkumpul duduk lesehan di tengah ruang OSIS ketika Ohm masuk membuka pintu. Mata setajam elangnya mengedar seperti tengah mencari sesuatu.
"Kak Krist kemana?" tanya yang baru datang pada gerombolan yang tengah berkumpul sambil ikut mendudukkan dirinya di samping Off.
Si wakil ketua OSIS malah memandangnya aneh. "Katanya tadi lu mau ke sanggar pramuka? kenapa sekarang malah kesini?"
Ohm terlihat membuka handphone-nya menghubungi Krist. Setelah mengirim pesan dia menjawab pertanyaan Off. "Tadi gue kebelet jadi ke toilet dulu. Waktu mau ke sanggar malah ketemu Pak Singto. Dia nanyain Kak Krist, mau diajak rapat katanya."
"Eh, kalau nggak salah Krist ada di ruang ketua OSIS kan?" Gun ikut menanggapi. Ruang ketua OSIS masih satu ruang dengan ruang OSIS. Tepat di belakangnya hanya disekat dengan triplek tebal sebagai pemisah ruang.
"Iya. Tadi gue liat dia masuk. Lu cek di sana aja coba, Ohm." tambah Janhae.
Ohm mengangguk menyetujui lalu melangkah ke ruang ketua OSIS. Dilongokkan kepalanya dipintu mencari eksistensi Krist. Ternyata yang dicari malah sedang tertidur beralaskan proposal OSIS di mejanya.
Ohm mencoba membangunkan Krist dengan mengguncang pelan bahunya. "Kak.. kak Krist.. bangun, kak.."
Mendengar suara Ohm, Krist langsung tersadar dari tidurnya. Masih mengerjap sambil melemaskan otot tangan yang kebas menahan badannya tadi sewaktu tidur. "Kenapa, Ohm? Maaf gue ketiduran. Proposal MOPDB masih harus direvisi dan kepala sekolah udah minta cepet diserahin lagi." Krist menghembuskan nafasnya kasar.
"Kalau lu emang sibuk mulai nanti nggak usah ikut latihan pramuka dulu aja, kak. Biar anak-anak bantara yang ngelatih mereka. Kakak sama laksana yang lain kalau beneran sibuk nggak perlu dipaksain ikut."
"Itu kan emang udah jadi tanggung jawab kami, Ohm. Tapi lu ada benernya juga sih, mungkin gue bakal ijin nggak ikut latihan pramuka dulu sementara waktu sampai proposal ini selesai. Nggak apa-apa kan?"
"Nyantai aja kali, kak. Oh ya tadi gue ganggu lu tidur karena lu dicari pak Singto. Katanya mau diajak rapat." Ohm menyampaikan maksudnya.
"Oh, iya gue lupa. Gue udah janji rapat hari ini sepulang sekolah sama beliau." Krist menepuk dahinya sambil berseru. "Kalau gitu sekarang dia dimana, Ohm?"
"Tadi mau ke kantor guru katanya. Coba lu temuin aja disana, kak."
"Ok deh. Gue duluan, ya." Ujar Krist sambil melangkah keluar.
"Cie.. Ada yang mau rapat nih.." Off menggoda Krist.
"Bukannya biasa ya ketua OSIS rapat sama pembina OSIS?" Krist menanggapi cuek.
"Tapi nggak secara pribadi kaya lu kan Krist?" Mook ikut-ikutan membela temannya sambil mengangkat satu alisnya.
"Ih.. apa sih? Aneh banget kalian." Krist malah menanggapi gugup kali ini.
"Cepat deh, kak. Pak Singto udah nunggu dari tadi." Ohm mencoba menengahi perdebatan tak penting para kakak kelasnya ini.
"Iya.. iya. Gue pergi dulu. Jangan lupa kunciin ruang OSIS kalau kalian mau keluar." Krist berlari kecil meninggalkan ruangan yang diiringi tawa para sahabatnya.
"Yaaa. Selamat rapat yang makin bikin kalian rapet ya, Krist." Off masih tak berhenti menggoda Krist meski orangnya sudah melangkah keluar.
"Rapat yang makin bikin rapet tuh maksudnya apa, mas?" Gun menampakkan wajah bingungnya.
"Ya, seperti kita ini, yang.. " Off malah menjawab ngawur sambil memeluk bahu Gun dari samping yang dihadiahi jitakan dari Mook dan gelengan kepala dari Ohm dan Janhae.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA N 137 (OhmNon Version)
FanfictionCerita klasik tentang kakak kelas dengan adik kelas di tengah Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Sudah pernah dipublish dalam versi Singto-Krist oleh author yang sama. Isi cerita sama dengan versi sebelumnya ditambah beberapa perubahan seperlunya d...