Chapter 16

3.2K 449 149
                                    

"Tapi Non, kakak......" Ohm menggantungkan kalimatnya.

"Kakak kenapa, kak?" Nanon bertanya penasaran.

Genggaman tangan Ohm makin mengerat.

"Kakak......"

Mata Nanon semakin lekat memandang sosok di depannya yang sedang melawan gugup.

"Dek, kakak nggak akan ngulangin ini. Jadi tolong denger baik-baik." Nanon mengangguk.

Satu hembusan nafas keras dari Ohm. "Kakak cuma... mungkin kamu udah bisa menebak dari perlakuan-perlakuan kakak sama kamu selama ini, dek." Mata Ohm berfokus pada tangan mereka yang saling menggenggam di atas meja.

"Kakak suka sama kamu." Singkat dan jelas. Kepala Ohm mendongak, melihat reaksi si junior manis.

Sedangkan yang dipandang malah mengerjapkan matanya lucu lalu menarik tangannya yang sedang digenggam Ohm membuat si pradana tersentak kaget.

Dia marah? -batin Ohm kalut

"Ehmm, maaf dek kalau pengakuan kakak barusan bikin kamu marah atau ngerasa nggak nyaman. Kakak nggak..."

"B..bukan gitu, kak. Aku cuma kaget aja, iya kaget." Nanon tersenyum paksa.

"Jadi kamu nggak masalah kalau kakak suka sama kamu ?" Tatapan Ohm tampak melembut.

Nanon mengangguk. "Itu hak kakak. Aku nggak berhak buat ngelarang, kan?"

"Terus, kalau kakak minta kamu jadi pacar kakak, apa kamu mau Non?"

Nanon hampir tersedak ludahnya sendiri. Gila. Seniornya ini gila. Apa dia tak pernah tahu yang namanya basa-basi? To the point sekali.

Si manis memainkan tangannya gugup. Jantungnya sudah seperti jumpalitan di dalam dada. Nafasnya juga seperti baru lari marathon.

Apa asmaku mau kumat lagi ya? -batin Nanon

Lama tak ada jawaban dari si junior, Ohm memutuskan kembali membuka suara.

"Non, apa jawaban kamu dek?" Suaranya lembut sekali terdengar di telinga Nanon.

"Emm, kak. Tapi.. kakak kan  emm.. udaaah.. punya pacar?" Entah ini pertanyaan atau pernyataan.

Gantian Ohm yang melayangkan tatapan bingungnya. "Pacar? Aku? Siapa? Aku nggak punya pacar, dek."

"Lalu, kak Fah? Atau mungkin kakak lagi pdkt sama kak Fah?" si manis menunduk lagi, membuahkan senyum tipis di bibir tebal Ohm.

Boleh nggak sih gue ngarep dia lagi cemburu? -batin Ohm

Diraihnya lagi tangan Nanon di atas meja. Kali ini dua-duanya dibawa dalam genggaman.

"Fah cuma temen kakak. Kami emang pernah punya hubungan tapi itu udah lama. Kami udah putus. Lagi pula di sini (mengarahkan tangan Nanon yang digenggamnya ke dadanya) udah ada orang lain."

Muka Nanon sudah seperti kepiting rebus. Semua darahnya seperti mengalir ke wajahnya.

"Namanya Abisatya Nanon Wardhanu, bukan Fah atau orang lain." Ohm melanjutkan.

Nanon masih menunduk. Memandang apapun asal jangan wajah serius Ohm. Malu dia.

"Jadi Non, kalau kamu masih belum mau jadi pacar kakak, nggak masalah. Kakak akan sabar nunggu kamu sampai kamu mau dan siap jadi milik kakak." Nanon memasang telinganya sungguh-sungguh. Tak mau ada satu katapun dari Ohm yang terlewat.

"Asal kamu ngasih izin, kakak bakal buktiin sama kamu kalau perasaan kakak tulus, Non. Kakak nggak pernah main-main masalah perasaan. Suatu saat nanti kakak harap kalau kakak ngajuin pertanyaan yang sama kamu udah punya jawabannya." Ohm tersenyum.

SMA N 137 (OhmNon Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang