Seluruh anggota sangga Rajawali memutuskan untuk menjenguk Nanon di rumahnya setelah pulang sekolah. Kini ketujuh pemuda itu sedang berada di kamar Nanon.
Nanon masih menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang ditemani Mark dan Chimon di kanan dan kirinya. Perth, Drake, Frank dan Ssing duduk di karpet mengerumuni jus jeruk dan tahu goreng yang barusan diantarkan oleh ibu Nanon. Sedangkan Ssing duduk meleseh di lantai tanpa alas, bersandar pada almari Nanon sambil memainkan gitar.
"Jadi, kenapa kalian bisa bolos latihan pramuka?" Nanon memandang teman-temannya satu persatu.
"Kata siapa kita bolos?" Ssing menghentikan petikannya pada gitar Nanon tapi masih tetap memeluknya.
"Hari ini latihan pramuka libur, Non. Tinggal besok kita check akhir doang buat persiapan pemberangkatan hari sabtu." Jelas Perth sambil sesekali meniup tahu panas di tangannya.
"Oh, ya. Jadi besok latihan mulai jam berapa? Kemarin sore gue nggak begitu denger. Kak Fah Fah itu suaranya kecil banget." Tanya Ssing.
"Itu sih lu-nya aja yang sibuk ngobrol sama sebelah lu, geble." Chimon melempar bantal Nanon yang dari tadi dimainkannya pada Ssing.
Ssing hanya tersenyum dan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya memberi tanda peace. "Kalau nggak sambil ngobrol gue bisa-bisa pingsan nanti. Cuaca kemarin sore panas banget padahal udah mau gelap."
"Dasar, alesan aja. Latihan besok mulai dari pagi. Kita nggak ada pelajaran apa-apa, cuma persiapan buat perkemahan lusa." Mark menjelaskan.
"Lu kenapa, Non? Masih pusing?" Drake bertanya pada Nanon yang dari tadi seperti memikirkan sesuatu.
Yang ditanya hanya menggeleng. "Gue tadi denger Ssing ngomongin soal kak Fah, siapa dia? Kok gue nggak pernah kenal selama ikut latihan pramuka?"
"Kak Fah itu pradana putri sekolah kita, Non. Selama ini dia nggak ikut latihan pramuka gara-gara mewakili kabupaten ikut jambore daerah di Jepara. Makanya kemaren baru bisa ikut latihan." Perth yang menjawab.
"Oh.. beneer juga. Selama ini cuma ada pradana putra kan ya?" Nanon mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kaya hati lu kan?" Sambar Mark.
"Apanya?" Bingung Nanon.
"Cuma ada si pradana putra itu di hati lu. Hehe." Mark kembali menggoda Nanon yang ditambah siulan ribut teman-temannya yang lain.
Yang ng digoda hanya menunduk malu. "Apa sih? Uudah gue bilang kan kalian jangan suka nyebar gosip."
"Aduduh.. anak perawan mukanya merah." Chimon mencolek dagu Nanon membuat si manis memalingkan mukanya dari teman-temannya. Tak mau ketahuan kalau dia sedang malu. Padahal sudah jelas sekali.
"Udah-udah. Kasihan Nanon, nanti kalian dilaporin ke pradana putra lho. Bisa-bisa kita disuruh ikut kemah ulang tahun depan." Frank yang dari tadi sibuk dengan handphonenya kini mulai bersuara. Entah maksudnya meredakan godaan teman-temannya apa semakin menggoda Nanon?
"Ngomong-ngomong soal pradana putra gue ada sesuatu buat lu, Non." Ucap Mark sambil mencari sesuatu di tasnya.
"Apa? Gue kirain kalian cuma bawa jambu samping sekolah doang buat gue." Nanon memandang satu plastik jambu di meja nakasnya.
Asal kalian tahu jambu itu adalah jambu yang pohonnya ada di samping sekolah mereka. Buahnya memang sedang banyak jadi banyak juga anak-anak yang memetik untuk dimakan. Tadi saat istirahat pertama Perth dan Drake yang memanjat pohon sedangkan Mark, Chimon dan Frank mengumpulkan jambu di bawah pohon. Lalu Ssing? Dia ke kantin meminta kantong plastik pada penjaga kantin. Betapa tak mau modal teman-teman Nanon ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA N 137 (OhmNon Version)
FanfictionCerita klasik tentang kakak kelas dengan adik kelas di tengah Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Sudah pernah dipublish dalam versi Singto-Krist oleh author yang sama. Isi cerita sama dengan versi sebelumnya ditambah beberapa perubahan seperlunya d...