Chapter 12

3.4K 456 90
                                    

"Non, dari mana aja lu? Kirain gue nggak jadi ikut." Mark langsung menghampiri Nanon begitu si manis mendekat ke arah area tenda sangga Rajawali.

Nanon tersenyum kecil. Membuat teman-temannya makin penasaran dengan jawabannya.

"Gue dari sekolahan dong, emang mau dari mana lagi?" Jawab Nanon sambil menahan senyum.

"Terus lu ke sini naik apaan? Tadi kita nyariin lu di truk tapi lu nggak ada?"Tanya Drake.

"Iya, kita ngiranya lu nggak jadi ikut gara-gara masih sakit." Perth membuka suara.

"Gue ikut motornya kak Ohm gara-gara tadi telat. Jadi nggak kebagian truk." Mukanya kembali sendu mengingat keterlambatannya tadi.

"Wahh wahh wahh.. lu dibonceng kak Ohm, Non?" Ssing mulai julid.

"Iyalah. Masa ditaruh di stang motor?" Respon Nanon.

"Bukan gitu. Maksud gue, kak Fah apa nggak cemburu?" Ssing menambahkan yang kemudian mendapat tatapan tajam dan sikutan dari Mark.

"Eh, nggak jadi. Lupain aja." koreksi Ssing yang diakhiri kekehan canggung.

"Hehh. Kalian!! Sampe kapan mau ngobrol terus? Cepet diriin tendanya atau nanti malem kalian tidur di lapangan terbuka?" Frank yang dari tadi ditinggal mendirikan tenda sendiri oleh teman satu sangganya kini mulai berteriak.

"Sstt.. kita lanjutin nanti ceritanya. Pak wakil udah bersabda." Ssing berbisik pada teman-temannya.

"Ayo cepet. Lelet amat. Lu juga  Perth, ketua apaan lu gosip mulu? Ngajarin nggak bener sama anak buah aja." Frank kembali mengomel saat temannya tak juga membubarkan diri dan kembali pada tugas mereka untuk mendirikan tenda.

"Iyaaaaaa" jawab yang diteriaki kompak.

"Gitu kek dari tadi." Frank.

Nanon menaruh bawaannya di tanah lalu membantu memegangi tiang tenda agar tendanya tidak ambruk lagi sebelum simpul pada patoknya diikat kuat.

"Chimon kemana?" Nanon tiba-tiba menyadari kalau teman satu kelasnya itu dari tadi belum kelihatan.

Drake yang masih menyimpul tambang untuk mendirikan tenda menjawab, "Chimon ke sekretariat, ngambil tongkat punya sangga kita yang tadi ditaruh di truk pertama."

"Tapi kok Chimon lama ya? Itu sangga sebelah aja yang ngambil tongkat udah balik." Mark.

"Mungkin nunggu bongkar muatan truk dulu. Tadi kan kita naruh tongkat di bagian tengah truk jadi mungkin susah diambilnya." Perth menyuarakan pendapatnya.

Yang lain hanya mengangguk saja.


....



Di depan sekretariat

Chimon duduk di tanah lapangan dekat dengan truk yang sekarang sedang dipandanginya. Dia sedang menunggu barang-barang yang ada di truk itu diturunkan karena mau mengambil tongkat milik sangganya.

"Lama banget, mana panas begini." Chimon bergumam setelah matanya kembali melirik truk di depannya yang muatannya masih banyak.

Sedang duduk enak-enakan, sebuah kaki menabrak Chimon. Sepertinya si pemilik kaki hendak menuju truk di depannya.

"Aduhh." Teriak Chimon yang badannya tersungkur ke depan.

"Eh.. maaf.. maaf.. nggak sengaja." Si pemuda penabrak mengulurkan tangannya membantu Chimon untuk bangkit.

Chimon lalu berdiri sempurna di depan si penabrak. "Nggak apa-apa, kak. Saya juga salah udah duduk di tengah jalan."

"Ada yang sakit nggak, dek?" ternyata yang menabrak seorang bantara.

SMA N 137 (OhmNon Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang