Chapter 1

7K 732 46
                                    

Fajar baru saja terbit namun Nanon sudah berada di depan gerbang SMA N 137 dengan seragam SMP kebanggaannya dan berbagai atribut MOPDB seperti, topi dari separuh bola, tas dari karung beras, serta papan nama dari kardus.

SMA N 137 adalah salah satu SMA negeri favorit yang letaknya sekitar sepuluh kilometer dari pusat kota Batang, Jawa Tengah. Daerah sekitarnya adalah pemukiman warga dengan landscape pegunungan yang menyejukkan mata.

Meski letaknya terhitung di desa, cukup banyak lulusan SMA N 137 yang diterima di universitas negeri, bahkan tak sedikit yang mendapat beasiswa penuh. Walaupun yang jadi pengangguran setelah lulus dari SMA juga tetap ada. Seimbang, kan? -lupakan.

"Cepat, cepat, masuk ke barisan kelas masing-masing !! Kalian ini pagi-pagi sudah lelet kaya kura-kura aja !!" Seorang pemuda berjas OSIS sudah berteriak mengarahkan juniornya yang baru datang. Lelaki jangkung itu menghampiri Nanon yang masih memasang muka bingung di depan gerbang.

"Abisatya Nanon." Panggilnya.

"Hah?? Saya?" Tunjuk Nanon pada dirinya sendiri sambil melongo.

"Bodoh. Emang kamu. Nama kamu Abisatya Nanon kan?"

"Kenapa kakak tau?"

"Nametag-mu, bodoh."

"Oh.. iya" Yang lebih muda tertawa malu sambil menggaruk pipinya.

"Ngapain di sini? Cepet masuk ke barisan kelas kamu karena upacara pembukaan akan segera dimulai!"

"Baik kak, saya permisi" Nanon membungkuk sopan melewati seniornya. Setidak pedulinya dia pada hal-hal macam MOPDB ini dia masih perlu untuk menjaga image baiknya sebagai murid baru kan?

"Hm.., eh tunggu kayaknya ini punya kamu. Hei !!" Si senior jangkung memanggil Nanon sambil memungut sebuah buku note kecil yang terjatuh di dekat kakinya. Sayangnya yang dipanggil sudah menghilang, membaur di lautan siswa baru di tengah lapangan.

...

Upacara pembukaan MOPDB dimulai jam setengah tujuh tepat, menunggu sang pembina OSIS yang berperan sebagai pembina upacara pagi itu.

Seusai amanat dari pak Singto yang jika dibukukan akan setebal novel Dilan itu, para anggota OSIS mulai maju diperkenalkan satu persatu. Mulai dari seorang pemuda berwajah tegas namun terlihat konyol saat tertawa, Krist sang ketua OSIS. Lalu beralih pada pemuda jangkung penjaga gerbang yang tadi Nanon temui, namanya Off ngomong-ngomong. Ada juga si sekretaris cantik Janhae. Berlanjut pada pemuda kecil lucu namun kilatan matanya menunjukkan ketegasan yang tak bisa disembunyikan, Gun si wakil bendahara. Kemudian pada pemuda berwajah tenang yang memperkenalkan dirinya sebagai seksi kedisiplinan OSIS, Ohm. Sampai pada pemuda berwajah dingin itu, konsentrasi Nanon pecah. Sudah tak peduli pada siapa-siapa nama para anggota OSIS selanjutnya yang diperkenalkan.

Nanon sudah tidak sabar rasanya berdiri selama lebih dari satu jam. Kakinya sudah tak bisa diajak kompromi sehingga dia melakukan gerakan-gerakan kecil dengan melompat ringan atau maju mundur sedikit agar kakinya tidak kesemutan.

"Hei.. lu nggak bisa diam banget deh." Seorang pemuda berkulit putih yang dari tadi berdiri di sampingnya menginterupsi kegiatan Nanon.

"Maaf. Kaki gue pegel. Kenapa upacaranya lama banget sih.." Tidak tahu malu sekali si Nanon ini. Mengeluh pada orang yang bahkan belum dikenalnya.

"Tapi tenang dikit dong. Nanti senior galak itu bakal marahin lu." Sang pemuda putih memperingati sambil mencoba memelankan suaranya.
"Gue Mark. Kalau lu?" Sambungnya sambil mengulurkan tangan pada Nanon.

"Gue Nanon. Salam kenal Mark.." Nanon membalas dan menjabat tangan Mark sebagai tanda perkenala disertai senyum manis berdimplenya.

Keduanya terlibat obrolan seru sambil mendengar arahan dari ketua OSIS (dengan berbisik tentu saja) tanpa tahu seorang pemuda yang berdiri di barisan anggota OSIS ada yang memperhatikan mereka sambil ikut tersenyum samar.


Bersambung..


Vote comment yokk..

Sorry for typo and thankyou 😉

SMA N 137 (OhmNon Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang