Chapter 4

4.7K 608 67
                                    

Udara dingin menusuk tulang masih sangat terasa saat Ohm tiba di parkiran siswa SMA N 137. Setelah memastikan Yamaha MX 2011 merahnya benar-benar terkunci pemuda berjas OSIS itu langsung menuju ruang OSIS untuk mempersiapkan MOPDB hari kedua pagi ini.

Ternyata di dalam ruangan sudah ada Off yang masih berusaha menahan kantuk sambil mengumpulkan papan nama kelas X yang akan di pasang di lapangan nanti.

"Tumben dateng pagi, kak?" Bukannya menyapa Ohm malah bertanya sambil mengangkat sebelah alisnya memandang Off heran. Ini masih jam setengah enam pagi ngomong-ngomong.

"Motor gue masih di bengkel. Tadi nebeng bokap sekalian ke pasar. Jadi kepagian begini." Ayah Off seorang juragan buah. Jadi setiap pagi dia akan ke pasar mengantar buah menggunakan mobil pick-upnya.

Ohm hanya mengangguk sebagai tanggapan. Matanya memandang buku note kecil yang ada diatas tas Off yang diletakkan di meja.

"Buku note lu warnanya cute amat, kak?"

"Hah? Maksudnya buku ini?" Sambil mengangkat buku note kecil warna biru muda dengan sampul bergambar langit dan awan yang dimaksud Ohm. "Ini punys salah satu anak baru. Kemaren gue temuin di depan gerbang. Rencananya hari ini mau gue kembaliin."

"Lah, Gun nggak akan cemburu liat lu sama cewek itu nantinya?"

Off terkekeh ringan. "Bukan cewek, ini punya cowok kok."

"Cowok kaya apa yang punya buku seimut itu?" Heran Ohm.

"Namanya Nanon kalau nggak salah."

"Abisatya Nanon?"

"Lah, lu kenal juga?"

"Nggak. Cuma sekedar liat sama baca papan namanya. Makanya gue inget."

Off memandang curiga pada Ohm. "Benaran? Atau... Lu emang merhatiin dia terus ya?" Sambil menaik turunkan alisnya menggoda Ohm.

"Ngg.. nggak lah, ya kali iya." Makin guguplah Ohm menjawab pertanyaan kakak kelasnya.

"Ck. Ngeles aja terus. Kemaren gue ngeliat lu lagi meratiin dia pas upacara pembukaan padahal." Tepat sasaran. Ohm kaget mendengar penuturan Off yang memang benar dia lakukan. Tapi sebisa mungkin pemuda berraut dingin itu menutupi kekagetannya dengan wajah datar andalannya.

"Gue meratiin semua junior itu tanpa terkecuali ya asal kakak tau."

"Yah.. yah.. ok, terserah lu aja. Ayo bantu gue nata papan ini di lapangan habis itu mulai jaga di gerbang." Ujar Off malas.

"Tapi kak, boleh nggak gue aja yang ngembaliin buku note itu ke Nanon? Sekalian gue ada urusan sedikit sama dia."

Off makin memandang heran Ohm dengan sesekali kernyitan menggoda. Tapi yang dipandang seolah tak peduli.

"Terserah lu lah. Semangat ya. Gue yakin lu bisa dapetin dia." Jawab Off sambil menunjukkan seringaiannya.

Ohm hanya diam lalu mengikuti Off membawa papan nama kelas X  dan menatanya di lapangan utama.

....

Hari kedua MOPDB berjalan dengan lancar. Meski tadi pagi banyak juga yang perlengkapannya tidak lengkap dan harus menjalani hukuman dari para senior mulai dari berlari keliling lapangan sampai mengambil sampah di lingkungan sekolah.

Untung Nanon sudah membeli semua perlengkapan di warung Bu Godji kemarin. Jadi hari ini dia bebas hukuman dan bisa langsung masuk kelas setelah diperiksa perlengkapannya.

"Hari ini yang bakal ngisi materi adalah pak Singto. Beliau ngisi tentang Wawasan Wiyata Mandala yang membahas tentang almamater kita. Apa kalian sudah siap menerima materi?" Janhae sebagai koordinator kelas X IPA 4 memberi arahan pada para juniornya.

SMA N 137 (OhmNon Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang