Satu tahun kemudian -
Ohm sudah berada di tingkat XII saat ini. Bahkan tinggal hitungan hari untuk menghadapi Ujian Nasionalnya.
Sudah tak ada ekstra kulikuler yang diikutinya sejak beberapa bulan yang lalu. Hanya sekolah, jam tambahan, les, dan belajar di rumah saat malam hari.
Jangan kalian pikir kekasihnya terima-terima saja dengan keadaan sedemikian. Awalnya Nanon juga sempat protes, namun karena pengertian yang diberikan oleh Ohm, siswa kelas XI IPA 2 itu tak lagi mengeluh.
Nanon sekarang jadi siswa biasa tanpa ikut satupun ekstra kulikuler. Padahal dia sempat dicalonkan menjadi anggota bantara, hanya saja si manis lebih tertarik untuk melatih pramuka di SD yang dikepalai oleh ibu Ohm bersama dengan sang kekasih.
...
Malam membiarkan gelap menguasai. Nanon tiduran di kasurnya sambil menelfon sang pujaan hati.
"Kamu lagi apa, mas?" Tanyanya pada sang kekasih di seberang sambungan.
'Belajar matematika, dek. Besok masih ada tryout terakhir.'
Nanon mendengus.
"Bukannya ujian udah minggu depan, ya? Kok masih tryout aja?"
Ohm terkekeh. Dia sangat suka mendengar nada suara Nanon yang merengek seperti minta perhatian.
'Ini tryout dari tempat les, sayang.'
"Jangan diforsir, mas. Aku nggak mau waktu ujian nanti kamu malah sakit."
'Iya, sayangku. Aku juga pasti istirahat kok. Kamu juga tau kan ini semua demi dirimu juga?'
"Ohoo.. kamu kaya lagi berjuang nyari uang buat ngelamar aku aja." Goda Nanon.
'Memang itu tujuan akhirnya, kan?'
Blush.. merah total muka si manis. Untung bukan video call, jadi Ohm tak sempat melihat.
"Ishh.. apaan sih, mas.."
Suara kekehan Ohm makin keras saja. 'Pasti mukanya merah sekarang. Lucunya..'
"Udah ah. Kamu lanjut belajar sana. Jangan sampai nggak lulus ujian, ya."
'Ok, sayang. Love you..'
"Love you too, mas."
....
Nanon melangkahkan kakinya ke cafe Felice, tempat janjiannya dengan sang kekasih. Tadi siang Ohm mengiriminya pesan jika ingin bertemu di sini setelah si tampan selesai les Fisika sore ini.
Mata Nanon langsung tertuju ke meja tempat biasa mereka menghabiskan waktu di cafe ini. Membuat senyumnya terukir cantik.
"Mas, maaf ya aku lama." Dengan langkah cepat dia menghampiri meja Ohm. Sudah ada dua gelas jus alpukat di sana.
"Nggak apa-apa, sayang. Aku juga baru dateng. Dan maaf ya nggak bisa jemput kamu dulu."
Nanon mengibaskan tangan kanannya. "Nggak masalah, mas. Aku dianter Marc juga tadi."
"Naik sepeda?"
"Motor lah. Dia udah diijinin bapak pakai motor sekarang."
Lalu keduanya tertawa mengingat adik kandung Nanon tersebut, yang sempat merengek pada sang ayah untuk menggunakan motor setelah masuk kelas IX SMP karena naksir teman satu sekolahnya.
"Minum dulu." Ohm menyodorkan satu gelas jus pada Nanon.
"Makasih, mas. Ada apa mas ngajak ketemu disini?" Nanon merasa basa basi mereka sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA N 137 (OhmNon Version)
FanfictionCerita klasik tentang kakak kelas dengan adik kelas di tengah Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Sudah pernah dipublish dalam versi Singto-Krist oleh author yang sama. Isi cerita sama dengan versi sebelumnya ditambah beberapa perubahan seperlunya d...