Bel istirahat pertama baru saja berbunyi ketika Mark dan Chimon menjenguk Nanon di UKS.
Di bangsal UKS hanya tersisa Nanon dengan ditemani Neen yang berjaga di meja penjaga. Junior lain yang tadi sempat ikut jadi penghuni UKS juga sudah lebih baik keadaannya dan kembali masuk kelas mengikuti MPODB.
Neen mengarahkan Mark dan Chimon ke bangsal yang ditempati Nanon. Si manis nampak tengah meringkuk sambil memejamkan mata.
"Kakak tinggal ke meja jaga lagi, ya. Jangan ribut. Biarin dia istirahat." Neen memperingatkan yang dijawab, "Baik, kak." Serempak oleh Mark dan Chimon.
Kedua teman sekelas Nanon itu mendekati ranjang. Mark mendudukkan tubuhnya di kursi samping ranjang sedangkan Chimon duduk di ujung ranjang dekat kaki Nanon yang terbungkus selimut.
Merasakan pergerakan di ranjangnya Nanon kemudian membuka mata perlahan. "Mark .. " ucapnya menangkap sosok sang sahabat saat pertama membuka matanya. "Mon .. " lanjutnya saat matanya beralih menatap Chimon.
"Gimana keadaan lu, Non? Udah baikan?" Chimon bertanya sambil memijat ringan kaki Nanon.
"Masih pusing." Suara Nanon terdengar parau.
Mark meraba dahi Nanon, merasakan suhunya. "Astaga.. panas amat. Lu udah makan sama minum obat?" Mark terdengar begitu khawatir.
"Udah. Tadi udah makan roti sama minum obat." Wajah Nanon tampak lebih memerah. Entah karena sakitnya atau karena mengingat seseorang yang menyuapi roti tadi pagi.
"Kenapa masih pusing? Kaki lu juga dingin, Non." Chimon menambahkan.
Yang ditanya hanya menggeleng dan membali meringkuk memeluk selimutnya.
"Mark, minta obat lagi aja sama kak Neen. Kasihan Nanon sampe badannya mendidih gitu." Yang diperintah hanya mengangguk dan keluar bangsal menemui Neen.
Ketika sampai di depan meja tunggu petugas UKS, Mark menemukan Neen sedang mengobrol ringan dengan Ohm dan pak Nicky, guru biologi sekaligus pembina ekstrakulikuler PMR.
"Permisi, kak Neen boleh minta obat lagi buat Nanon nggak? Kayaknya badannya demam." Mark menunduk sopan.
Ketiga orang yang sedang mengobrol mengalihkan atensinya pada Mark.
"Coba kakak cek dulu aja ya." Neen mengambil termometer dan segera menghampiri Nanon diikuti tiga orang lainnya.
Melihat ada yang datang Chimon turun dari ranjang Nanon dan mundur memberi ruang.
"Dia murid baru, ya? Udah sakit dari pagi?" Pak Nicky bertanya sambil melihat Neen memeriksa Nanon.
"Iya, pak. Tadi pagi gejalanya asma tapi sekarang kelihatannya malah demam. Suhunya sampai 39°C." Neen menjelaskan.
"Astaga !! tinggi juga ya. Dek, pulang aja, gimana? Istirahat di rumah." Pak Nicky menatap Nanon membujuk.
"Apa telfon orang rumahnya aja kali ya pak, suruh jemput?" Neen mengusulkan.
"Bapaknya Nanon kerja, pak. Adiknya masih SMP. Kalau ibunya nggak bisa bawa motor." Mark secara tidak langsung menolak usul Neen.
"Ya udah kita antar aja gimana?" Tanya Pak Nicky.
Teeeeet.. teeeeeeet...
Belum sampai usul pak Nicky mendapat persetujuan bel masuk sudah berbunyi.
"Kalian masuk aja. Habis ini ada prosesi resmi upacara penerimaan peserta didik baru, kan?" Ohm yang dari tadi diam menunjuk Mark dan Chimon.
Yang diperintah saling berpandangan, "Terus Nanon-nya gimana, kak?" Chimon bertanya.
"Biar kami yang ngurus, dek." Jawab Ohm.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA N 137 (OhmNon Version)
FanfictionCerita klasik tentang kakak kelas dengan adik kelas di tengah Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Sudah pernah dipublish dalam versi Singto-Krist oleh author yang sama. Isi cerita sama dengan versi sebelumnya ditambah beberapa perubahan seperlunya d...