Chapter 5 : The Real Him

1.3K 230 36
                                    

Angin malam menerpa wajah tegas Jaemin yang sedang berdiri menyenderkan tubuhnya di pagar balkon kamarnya. Ditengah dingin nya hembusan angin, pikirannya berkeliaran. Bukan suatu hal baik yang terlintas di otak, melainkan hal yang membuatnya kesal setengah mati.

"Sialan." Monolognya sembari menghembuskan asap nikotin yang sebelumnya ia hisap dan memenuhi rongga dada. Tawa kecil pun keluar beriringan dengan hembusannya.

Pertama kali. Ini benar benar pertama kalinya ada seseorang yang dengan lancangnya membodohi nya. Jaemin tidak habis pikir hingga saat ini. Ia marah? Tentu saja. Awalnya Jaemin sangat antusias saat orang yang sangat ingin ia temui sepakat dan berjanji akan datang menghampirinya. Namun nyatanya tidak begitu, sama sekali bukan yang ia harapkan. Menghilang tanpa bisa dihubungi membuat mood nya seketika jatuh. Tapi dengan bodoh nya selama 5 jam ia menantikan kedatangan orang itu.

Kini kedua tangannya diletakkan di atas pagar balkon, dengan sebuah ponsel yang ia genggam, di atas layar nya tertera sebuah kontak yang menjadi objek kekesalannya beberapa saat lalu. Jari nya mulai mengetik sesuatu untuk dikirimkan pada pemilik kontak.

┏✧–––" J • A • E • M • Y • A • N • G "–––✧┛

Sehabis kegiatan makan malam berdua bersama kakak satu-satunya, seperti biasa Yangyang akan mulai membuka buku tugasnya jika ada yang belum ia kerjakan. Sebetulnya Yangyang bukanlah anak yang rajin, tapi bukan berarti ia juga anak yang pemalas, hanya tinggal berdua bersama sang kakak membuatnya berpikir untuk tidak terlalu merepotkan lelaki itu. Yangyang tidak ingin tiba tiba di panggil oleh guru konseling di sekolahnya hanya karena ia tidak pernah mengerjakan tugas, atau hal hal negatif lainnya, karena jika hal seperti itu tiba tiba saja terjadi, maka kakak nya itu lah yang akan kerepotan, dia yang akan datang menghadap guru sebagai wakil dari Yangyang.

Sudah terlalu sering ia merepotkan kakaknya. Mungkin hal itu sudah terjadi sejak 4 tahun yang lalu. Selama ini Yangyang memang hanya diurus oleh sang kakak. Tanpa sosok orangtua. Saat ia tinggal sendirian di Taiwan pun sang kakak masih terus memantaunya walau dari jauh, sesekali datang menjenguk saat masa liburan tiba. Tidak banyak yang bisa Yangyang lakukan untuk membalas kebaikan kakaknya. Bahkan rasa kasih sayang yang diberikan oleh kakaknya pun mungkin tidak bisa ia balas. Saking besarnya rasa sayang yang diterima olehnya.

Sibuk dengan tugas yang lumayan banyak dan rumit, tiba tiba dentingan ponsel sedikit mengganggu konsentrasi. Penasaran dengan notifikasi apa yang masuk ke dalam ponselnya, Yangyang istirahat sejenak dari segala tugasnya untuk meringankan pikiran, dan mengecek pesan yang masuk.

Tukang bacot
| Masih ga mau angkat telefon gue?

Seketika Yangyang berdecak sebal, setelah membaca pesan itu bukan nya meringankan pikiran justru membuatnya tambah pusing. Punggungnya ia senderkan pada kursi belajarnya, lalu menghela nafas.

Sudah terhitung kurang lebih 20 lebih pesan yang dikirim orang itu dengan isi yang kurang lebih makian atau umpatan. Dan selama itu pula Yangyang tidak menggubris nya. Tidak ingin berurusan dengan orang macam Na Jaemin. Mungkin dengan begini, perlahan lahan orang itu akan lelah mengejarnya.

Tanpa berpikir panjang Yangyang kembali meletakkan ponselnya kembali lalu mulai menyibukkan dirinya dengan tugas nya lagi.

┏✧–––" J • A • E • M • Y • A • N • G "–––✧┛

Melihat orang yang di hindari nya sangat membuatnya malas. Harusnya pagi ini menjadi pagi yang indah, namun saat melihat wajah orang itu membuat aura Yangyang seketika gelap. Tubuhnya ia bawa untuk putar balik dan berjalan berlawanan arah dengan orang yang tidak ingin ia lihat. Ia bahkan rela mengelilingi sekolah hanya untuk menghindari orang itu. Walau melelahkan, Yangyang tidak peduli, yang penting wajah orang itu tidak menjadi objek penglihatannya.

RETURN [Jaemyang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang