Chapter 11 : Promise

1.3K 204 101
                                    

Suhu kamar yang cukup dingin di tengah musim panas membuat seorang remaja laki laki meringkuk di atas kasurnya dengan selimut yang membungkus utuh dirinya mulai dari atas kepala hingga ujung kaki, ia terlalu malas beranjak dari kasur hanya untuk mematikan pendingin ruangan. Walaupun alarm sudah menyala berkali kali, pemuda itu tidak menghiraukannya dan terus fokus pada kegiatan menghangatkan diri yang sedang di lakukan nya hingga tiba tiba suara ketukan pintu membuat kegiatannya sedikit terusik.

Tok! Tok! Tok!

"Dek! Buka pintu nya cepet! Udah jam berapa ini! Lo mau telat masuk sekolah, hah?!"

Suara teriakan itu sangat familiar, pemuda pemilik kamar itu mau tidak mau beranjak dari kasurnya untuk membukakan pintu.

Saat pintunya sudah terbuka lumayan lebar, dapat pemuda itu lihat sosok sang kakak berdiri menjulang di hadapannya sembari berkacak pinggang, mukanya terlihat sangar, oh ternyata kakaknya itu menggunakan sebuah apron juga, mungkin sedang menyiapkan sarapan.

"Tumben banget lo kunci pintu?"

"Serah gue dong! Gitu aja ribet banget."

"Masalahnya gue jadi susah bangunin kebo kek elu!" Sang kakak emosi, tak lupa tangannya ikut menabok kepala adiknya itu lumayan keras, memang anak ini jika tidak diperlakukan seperti itu akan sangat bebal.

"Udah sono masak lagi! Gue mau mandi sekalian siap siap dulu." Setelah menyelesaikan kalimatnya, pemuda itu mendorong sang kakak agar pergi dari depan kamarnya segera, tanpa berpikir melawan, sang kakak memilih untuk pergi saja dan kembali ke dapur untuk menyelesaikan kegiatannya tadi.

"LIU YANGYANG! AWAS AJA KALAU MANDI LU KELAMAAN, GA AKAN GUE KASIH TEBENGAN BUAT KE SEKOLAH!" Teriak sang kakak dari arah dapur.

"IYE AH, RIBET LU JADI ORANG!"

"KURANG AJAR!"

Sambil tertawa puas, Yangyang masuk ke kamarnya segera, tak lupa kembali mengunci pintunya agar sang kakak tidak masuk ke kamar nya secara tiba tiba saat dirinya tidak memakai baju apapun. Bukan perihal malu jika badan nya dapat dilihat sang kakak, karena jujur walaupun umur nya sudah besar tak jarang kakaknya memergoki Yangyang tanpa sehelai benang pun di kamar nya saat baru selesai mandi, atau mungkin sebaliknya, jadi keduanya telah terbiasa melihat tubuh satu sama lain, yang jadi permasalahan disini adalah 'tanda' yang tercetak di sekujur tubuh Yangyang.

Semua itu masih membekas walau dua hari telah terlewati, sudah pasti Yangyang tidak akan membiarkan kakaknya tahu soal ini, bisa bisa semua rahasia nya terbongkar jika ia tidak berhati-hati. Yangyang tidak ingin kakaknya kecewa, itu saja. Mungkin.

Yangyang langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah kegiatannya beres Yangyang langsung bersiap di depan kaca besar dengan sebuah alat kosmetik yang menurutnya bisa sedikit menutupi tanda tanda di leher nya. Yangyang sudah biasa melakukan ini omong omong.

Merasa semua nya terlihat aman, Yangyang bergegas menyusul ke dapur setelah mendengar teriakan kakaknya mulai terdengar, bahkan lebih keras dari sebelumnya. Karena waktu yang sudah mulai mepet, Yangyang sengaja tidak menghabiskan seluruh makanan yang disediakan untuknya agar tidak semakin mengikis waktu. Dengan terburu-buru Yangyang menghampiri sang kakak yang sudah siap dengan motornya lalu bergegas menuju sekolah.

┏✧–––“ J • A • E • M • Y • A • N • G ”–––✧┛

"Ikut gue."

Suara bariton seorang lelaki tinggi yang menghadang jalan masuknya menuju kelas membuat Yangyang merengut kesal. Dirinya hanya ingin hari ini berlalu dengan santai tanpa ada halangan atau gangguan sedikit pun, tapi baru saja ingin menginjakkan kaki ke dalam kelas Yangyang malah sudah dihadapi oleh orang yang menjadi sumber kekesalan nya baru baru ini.

RETURN [Jaemyang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang