Chapter 9 : Phone Call

2.2K 217 85
                                    

Jaemin berjalan santai menuju tempat dimana anggota Eagles biasa berkumpul, tadi pagi Xiaojun memberinya pesan agar segera datang untuk membicarakan hal yang lumayan penting. Walau Jaemin baru membaca pesannya siang hari, tapi itu tidak masalah, Jaemin tidak peduli jika teman temannya akan marah.

"Woy anjing lama banget lu datang nya!" Seru Hendery saat atensi nya teralih pada Jaemin yang baru saja masuk kedalam ruangan luas yang berisi banyak motor dan mobil milik siapapun yang sengaja di simpan di tempat kumpul mereka.

"Sorry, gue tidur telat semalem." Balas Jaemin lalu menempatkan dirinya di tengah tengah Mark dan Lucas karena tempat kosong yang tersisa hanya di tengah sofa luas yang di duduki mereka tadi.

"Abis ngapain lu? Tumben tidur telat, biasanya kalau ga nemenin Jeno ya ngewe." Celetuk Xiaojun bermaksud bercanda, teman teman nya yang lain pun ikut tertawa mendengarnya.

"Itu lu tau, gue emang abis ngewe." Balas Jaemin lagi disusul dengan dirinya yang mulai membakar sepuntung rokok lalu menghembuskan asap nya.

"Anjing hahahaha akhirnya lu udah tertarik nyari cewek lagi Jaem." Ucap Sungchan yang sedang dalam mode tidak sopan, anak itu memang terkadang memanggil kakak kelasnya dengan embel embel 'abang' karena menurutnya mereka semua teman jadi untuk apa dirinya harus memanggil mereka dengan sebutan itu?

"Gue ga pernah tertarik sama cewek." Kata Jaemin masih santai dengan rokoknya.

"Terus lu main sama cowok? Siapa?" Tanya Mark yang berada disebelahnya.

Jaemin hanya melirik Mark sekilas lalu mengangkat salah satu sudut bibirnya. Melihat itu Mark langsung paham siapa orang yang di maksud oleh Jaemin, lalu ia memilih diam tanpa berbicara apapun lagi.

"Kok lu ga jawab?" Tanya Lucas lagi karena merasa penasaran dengan siapa orang yang berhasil mengambil atensi Jaemin lagi setelah beberapa lama dirinya hanya fokus pada Jeno.

"Kalau gue jawab, yang ada gue ribut sama lu. Gue lagi gak mau keluar tenaga, udah capek dari kemaren malem."

"Si anjing, ya itu sih salah elu kalau tiap ketemu gua bawaan nya emosi mulu." Canda Lucas sambil meninju lengan Jaemin pelan. Untung saja suasana hati Jaemin sedang tidak kelam jadi Lucas bisa kembali bergurau dengan anak itu.

"Lu main berapa ronde bang?" Goda Jisung pada sang kakak, Jisung juga merasa sedikit lega karena kakak nya ini ternyata tidak sepenuhnya berubah menjadi kaku walau kembarannya tidak berada disisi nya.

"Gak tau dah, ga ngitung gua, itu anak enak banget anying, sampe gua gak bisa perhatiin yang lain selain fokus ngegenjot."

Seketika semua nya tertawa mendengar itu, seorang Na Jaemin bisa bersikap santai dan sedikit ceria seperti sekarang ini, mungkin ini juga pertama kali bagi nya untuk berbicara se frontal itu, biasanya anak itu selalu tertutup, berbicara seadanya, dan memilih menyendiri.

"Itu anak sakti banget berarti ya, akhirnya bisa bikin Jaemin jadi begini." Kata Hendery lantang membuat teman temannya yang lain ikut menganggukkan kepala.

"Sering sering dah lu main ama dia, biar mood lu bagus terus" Lanjut Hendery kembali membuat semua nya tertawa.

"Emang itu rencana gua."

Sebelum ada yang menyela lagi, tiba tiba suara dering telepon milik Jaemin terdengar membuat mereka mengalihkan fokusnya pada Jaemin.

"Bangsat." Umpat si pemilik telepon saat melihat nama orang yang terpampang di layar.

Dengan sedikit enggan, Jaemin mengangkat panggilan itu, tapi belum sempat Jaemin membuka suara sang penelepon sudah lebih dulu berbicara, Jaemin hanya diam mendengarkan, lalu telepon segera dimatikan tanpa memberikan Jaemin kesempatan angkat suara.

RETURN [Jaemyang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang