Kini Jaemin sudah sampai di lokasi yang tadi disebutkan oleh Jeno, namun tangannya langsung terkepal erat dengan emosi yang mulai melingkupi diri sesaat setelah Jaemin melihat apa yang berada di hadapannya saat ini. Firasat buruk dan perasaan tidak enak yang dirasanya terbukti benar, semuanya benar. Objek kekhawatiran nya sedari tadi ternyata benar benar sedang menutup mata di atas tanah tidak berdaya, dengan banyak luka memar di wajah dan sekitar tubuh lainnya.
Jaemin mengalihkan perhatiannya pada sosok saudara kembarnya yang justru malah berdiri dengan tenang di sisi lain, bahkan orang itu cenderung tidak acuh dengan kondisi seseorang yang tengah terbaring itu. Melihatnya membuat Jaemin semakin merasa marah.
"Lucas!"
Suara teriakan nyaring tiba tiba terdengar, Jaemin maupun Jeno sama sama mengalihkan pandangan ke arah suara berasal. Terlihat Mark yang baru saja keluar dari mobilnya dan langsung berlari mendekati Lucas yang terbaring. Mark dibuat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang, kondisi Lucas benar benar jauh dari kata baik. Satu tetes air mata lolos begitu saja setelah melihat itu, rasa marahnya memuncak begitu saja. Mark berbalik dan berjalan cepat ke arah Jeno dengan tangan terkepal karena emosi, "Brengsek lo anjing!"
Belum sempat Mark melayangkan bogem mentahnya, Jaemin lebih dulu menahan pergelangan tangan Mark agar tidak memulai perkelahian lebih dulu. Melihat Mark yang merasa tidak terima karena dihentikan begitu saja, Jaemin lalu berbisik, "Jeno biar jadi urusan gue Mark, lo bawa Lucas ke rumah sakit aja sekarang sebelum makin parah."
Walau tidak terima karena tidak berhasil memberikan sedikit pelajaran pada jeno, namun Mark memilih untuk mendengarkan apa yang dikatakan Jaemin. Maka dari itu Mark buru buru kembali menghampiri Lucas dan berusaha membopong badan bongsor Lucas untuk dibawa menuju mobilnya yang terparkir tidak terlalu jauh.
Jeno yang sedari tadi diam memperhatikan hanya bisa tertawa remeh melihat drama menggelikan itu. Hiburan yang bagus untuk ditonton, menurutnya. Melihat Jeno tertawa begitu saja membuat Jaemin kembali mengalihkan seluruh atensinya pada sang saudara.
"Lo apain dia?" Jaemin bertanya dengan dinginnya. Tatapannya begitu tajam. Walau emosinya benar benar sudah menguasai diri, Jaemin masih mencoba menahan agar tidak lepas kendali, karena pikirnya, bagaimanapun juga orang yang berdiri dengan pongah dihadapan nya itu adalah saudaranya sendiri.
"Lo nanya gitu kayak yang gatau aja." Seakan tidak merasa terintimidasi oleh tatapan tajam sang kembaran, Jeno masih menjawab dengan wajah santainya, tanpa tahu kalau emosi Jaemin justru semakin tersulut.
"Gue tanya lo apain dia?" Tanya Jaemin semakin dingin.
Jeno menghela nafas panjang, merasa malas karena reaksi yang ditunjukkan oleh saudara nya yang satu ini benar benar jauh dari ekspektasi nya. Padahal Jeno sangat berharap agar dirinya mendapat pujian dan ucapan selamat dari Jaemin karena telah berhasil melancarkan aksi balas dendam nya sendirian tanpa bantuan siapapun. Tapi apa ini? Bukannya mendapat sorakan dan tepuk tangan, Jeno justru mendapat pertanyaan dingin seperti ini.
"Tanpa lo nanya juga gue yakin lo udah tau jawabannya. Lucas gue pukulin. Puas sama jawaban gue sekarang?" Jawab Jeno tidak peduli sembari berjalan mendekat kearah Jaemin.
“Kenapa lo pukulin dia?”
Jeno mengernyit mendengar pertanyaan Jaemin yang satu itu. Lama lama Jeno pun ikut kesal dengan segala pertanyaan Jaemin yang menurutnya tak masuk akal. “Maksud pertanyaan lo apa? Lo pura pura ga ngerti situasi atau beneran tolol?”
“LO YANG TOLOL BRENGSEK! KENAPA LO PUKULIN DIA?!”
“GUE CUMA TUNTASIN DENDAM GUE KE DIA! SALAH?!”
Jaemin sudah tidak lagi bisa menahan amarahnya, tangannya langsung mencengkram kerah baju Jeno erat dan satu pukulan pun melayang tepat ke arah wajah Jeno hingga membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN [Jaemyang]
FanfictionA JAEMYANG FIC! Yangyang tidak pernah mengerti kenapa Jaemin melakukan hal itu padanya, jujur Yangyang lelah, tapi siapa sangka jika alasan Jaemin melakukannya benar benar membuat Yangyang pasrah, seperti tidak ada jalan lain yang bisa dia lakukan...