Ditengah ramainya pengunjung cafe, Yangyang hanya berdiam diri dengan canggung di tempat duduknya sedari 15 menit yang lalu, bersama orang yang mengajaknya bertemu hari ini, Mark.
Setelah sarapan pagi di hari minggu nya tadi, Yangyang mendapat sebuah pesan dari kakak kelas nya yang satu itu, dia mengatakan ingin bertemu dengannya untuk membicarakan sesuatu sehingga kini mereka berakhir disini. Namun alih alih membahas obrolan yang ingin dibicarakan, keduanya justru terdiam, minuman pesanan pun tidak sengaja terabaikan karena situasi canggung ini. Yangyang tidak tahu harus mengatakan apa sedangkan Mark tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.
"Yang." Akhirnya Mark membuka suara lebih dulu. Orang yang merasa namanya dipanggil hanya menaikkan alisnya.
"Gue mau minta maaf sama lo." Ucapan lanjutan Mark cukup membuat Yangyang heran, dahi nya mengerut, kenapa Mark tiba tiba meminta maaf? Seingatnya, lelaki itu tidak pernah berbuat salah apa pun.
Sadar jika lawan bicaranya kebingungan, Mark melanjutkan, "Gue denger dari Lucas tentang trauma lo yang balik lagi gara gara Jaemin."
Mendengar itu Yangyang seketika paham tentang arah pembicaraan ini, namun ia tetap saja masih belum mengerti mengapa Mark meminta maaf karena hal itu.
"Terus kenapa lo minta maaf?" Tanya Yangyang.
"Sebenernya, yang kasih tau Jaemin kalau lo adiknya Lucas itu gue, Yang. Makanya sekarang gue mau minta maaf sama lo. Gara gara gue, Jaemin jadi tau tentang itu dan lo malah di apa apain sama dia. Gue ngerasa bersalah banget sama lo. Harusnya gue diem aja waktu dia nanya. Gue minta maaf." Jelas Mark pada akhirnya, dengan wajah penuh penyesalan, Mark meminta maaf dengan begitu tulus.
Tentu saja Yangyang terkejut mendengar pernyataan itu. Setelah dipikir ulang, dia juga merasa heran mengapa Jaemin tiba tiba saja tahu tentang fakta bahwa ia adalah adik dari seorang Lucas, karena seingatnya, dia tidak pernah sama sekali mengenalkan diri sebagai adik Lucas pada Jaemin.
"Lo ga usah minta maaf, kak. Lo ga salah. Lagipula sekarang gue udah jauh lebih baik, gue gapapa." Tutur Yangyang mencoba meyakinkan Mark bahwa pemuda itu tidak perlu meminta maaf.
"Tetep aja gue merasa bersalah yang, kalau aja waktu itu gue ga kasih tau Jaemin, pasti lo sepenuhnya baik baik aja sekarang." Ujar Mark kekeh.
"Udah kak gapapa, gue maafin kok, jadi jangan merasa bersalah lagi."
Mark akhirnya menghela nafas lega, itulah jawaban yang ingin didengarnya sedari tadi, Yangyang sudah memaafkannya, "Syukur deh, makasih, Yang."
Yangyang tersenyum tulus, sebelum pembicaraan mereka berakhir, Yangyang kembali buka suara untuk bertanya, "Kalau boleh tau, kok bisa Jaemin tiba tiba nanyain tentang gue ke lo kak?"
"Waktu hari pertama lo masuk sekolah, gue yang anter lo pulang. inget?" Tanya Mark, sebelum menjawab, Yangyang sedikit memutar memorinya kembali, lalu mengangguk kemudian.
"Waktu itu gue ngomong karena lo adiknya Lucas jadi gue ga keberatan buat bantuin lo, ternyata di waktu yang sama, Jaemin juga ada di area parkiran dan dia denger omongan gue, setelah gue anter lo balik, Jaemin minta gue buat temuin dia, dari situ lah dia nanya tentang lo. Awalnya gue ga ngejawab pertanyaan dia dan nyoba buat alihin pembicaraan karena gue agak curiga, tapi tiba tiba aja dia ngancem gue."
Yangyang kaget mendengar ucapan terakhir Mark, "Ngancem apa?"
"Dia bakal bocorin hubungan gue sama Lucas." Seketika bibir tipis Yangyang sedikit terbuka mendengar penuturan itu. Setelah Mark memberi jawaban, Yangyang merasa semakin terkejut dan hanya bisa terdiam.
"Lo tau kan yang, gue sama Lucas selama ini backstreet, bahkan temen temen satu geng kita aja ga ada yang tau. Waktu itu Jaemin bilang dia bakal kasih tau semuanya, sebenernya gue ga masalah hubungan gue sama Lucas disebarin, tapi gue inget kalau Lucas nyuruh gue buat ga kasih tau siapa siapa." Mark masih melanjutkan ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN [Jaemyang]
FanfictionA JAEMYANG FIC! Yangyang tidak pernah mengerti kenapa Jaemin melakukan hal itu padanya, jujur Yangyang lelah, tapi siapa sangka jika alasan Jaemin melakukannya benar benar membuat Yangyang pasrah, seperti tidak ada jalan lain yang bisa dia lakukan...