Sesaat setelah Jaemin dan Yangyang sampai di kediaman Jaemin yang begitu luas dan sepi, si pemilik apartment pun langsung menyeret dirinya dengan tergesa gesa menuju kamarnya. Yangyang yang memang sudah tidak memiliki banyak tenaga akibat cekikan Jaemin saat masih di sekolah tadi membuatnya tidak bisa memberontak untuk melepaskan diri.
Pikirannya yang tiba tiba saja kembali pada saat saat mengerikan dihidupnya dahulu menjadi alasan mengapa Yangyang tidak bisa berbuat banyak. Yangyang merasa takut, tubuhnya menjadi lemas akibat potongan potongan memori yang sudah lama dia coba untuk lupakan malah kembali memenuhi isi pikirannya.
Bahkan saat tubuhnya sudah terbaring di atas kasur besar di kamar Jaemin pun ia tidak sadar karena sibuk meredakan rasa takutnya yang melingkupi diri. Namun saat netra nya menangkap siluet Jaemin yang mulai merangkak mendekatinya dan langsung mengukung tubuhnya yang terbaring lemas malah semakin menambah kecepatan degup jantungnya, Yangyang semakin merasa takut.
Rasanya familiar, sangat, melihat seseroang merangkak mendekatinya dan mengukung tubuh nya yang tidak berdaya itu, semuanya terasa tidak asing. Keringat mengalir semakin banyak. Rasa panik, takut dan gelisah semakin menguasai dirinya. Yangyang merapalkan kata kata penenang di dalam hati pada dirinya sendiri. Namun sosok Jaemin yang berada di atas tubuhnya ini benar benar mengingatkannya pada orang itu.
Yangyang... tidak sedang kembali ke masa traumatis nya kan?
┏✧–––“ J • A • E • M • Y • A • N • G ”–––✧┛
Kedua tangannya ditahan diatas kepala oleh Jaemin yang kini sedang sibuk melumat bibirnya secara acak. Satu tangannya yang lain mencoba menyingkap seragam Yangyang untuk mengelus kulit halus itu.
Yangyang yang sudah tidak memiliki banyak tenaga hanya mencoba pasrah saat Jaemin beralih membuka celana seragamnya lalu melebarkan kakinya agar mengangkang.
"Jaem, lubang gue masih sakit, please." Ujar Yangyang lirih sambil mencengkram tangan Jaemin pelan saat Jaemin baru saja akan memasukkan kebanggaan lelaki itu kedalam dirinya.
Tanpa menghiraukan perkataan Yangyang, Jaemin tetap melanjutkan kegiatannya membuat Yangyang merintih kecil. Ah bahkan untuk sekedar mendesah saja Yangyang tidak mampu.
Tubuh Yangyang menggeliat kecil setiap titik terdalamnya ditekan oleh milik Jaemin dengan cukup kuat. Walaupun pergerakan Jaemin tergolong cepat, tetap saja Yangyang masih belum mampu untuk mengeluarkan suara desahannya.
Melihat Yangyang tidak mengeluarkan desah sesuai ekspektasi nya membuat Jaemin merasa geram, tangannya langsung mencengkram rahang Yangyang sangat kuat, bahkan beberapa kukunya sedikit melukai kulit wajah Yangyang.
Tiba tiba saja tubuh Yangyang kembali menegang dan sedikit bergetar saat cengkeraman tangan Jaemin semakin menekan rahang nya keras.
"Keluarin suara lo bangsat! Bikin gue ngerasa puas sama desahan lo!" Ujar Jaemin penuh penekanan, tidak lupa pinggulnya terus menyentak tubuh Yangyang hingga pemuda yang terbaring dibawahnya kewalahan.
"L-lepashh! Sakit! Ahh sshh." Yangyang menggenggam pergelangan tangan Jaemin tanpa tenaga, rasa takutnya semakin besar, bahkan isi pikirannya pun seketika dipenuhi lebih banyak memori masa lalunya yang sempat ia lupakan namun kini kembali memenuhi otak.
Susah payah Yangyang mencoba mengeluarkan suaranya agar rahangnya bisa terbebas dari cengkraman tangan Jaemin karena goresan kuku di wajahnya semakin terasa perih.
"Jaeminh.. please lepas.."
Yangyang tidak sadar kini air matanya mulai mengalir deras, membasahi pipi hingga jari Jaemin yang masih berada di rahangnya, juga luka nya yang terkena air mata pun kembali menambah rasa perihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN [Jaemyang]
FanfictionA JAEMYANG FIC! Yangyang tidak pernah mengerti kenapa Jaemin melakukan hal itu padanya, jujur Yangyang lelah, tapi siapa sangka jika alasan Jaemin melakukannya benar benar membuat Yangyang pasrah, seperti tidak ada jalan lain yang bisa dia lakukan...