[6]

678 106 2
                                    


  "Makasih teh nya, aku harap kita bisa kembali temenan kayak dulu"

  [Name] menatap sebuah kertas berisi catatan kecil dengan nomor telepon tertera.

  Entah kapan lelaki itu menuliskannya,  namun [Name] berfikir dua kali untuk hal ini. Apakah baik-baik saja jika ia terlibat kembali dengan orang-orang di masa lalu?

  Yahh maksudnya.. dia baik-baik saja dengan Kenma saat ini. Bahkan ia tak berlari atau menghindarinya sama sekali. Namun dengan Lev?

  Akankah baik-baik saja?

"Aku butuh waktu untuk ini"

 
°°°

  Ia merindukan masa dimana ia bisa pergi tidur tanpa memikirkan apapun. Tertidur lelap, terperosok ke alam mimpi yang menghibur diri, lalu kembali terbangun untuk hari yang baru.

  Hal semacam itu tak lagi berlalu bagi dirinya. Bahkan ia kehilangan selera untuk tidur dan juga makan. Semua tampak tidak menggoda sama sekali.

  Makanan favoritnya hanya terlihat seperti sesuatu yang membosankan. Apakah ini pertanda akan kematian?

  Jika iya, gadis itu benar-benar berharap begitu.

  Kematian akan mengurangi rasa sakit yang selama ini membebani dirinya. Bukan sakit secara fisik, melainkan batin.

  Segala cara ia lakukan untuk mempersingkat waktu hidup seperti tidak memakan apapun, mengurangi konsumsi air, tidak tidur, semua dilakukan hanya demi mempercepat kematian.

  Apa dia sudah tidak waras?

  Entahlah, namun ia cukup muak dengan segalanya. Bahkan hari ini, mengapa harus terjadi kembali.

  Ayahnya-- lebih baik disebut pria brengsek itu kembali datang ke kehidupannya. Secara tidak sengaja. Tapi menimbulkan dampak buruk bagi seorang gadis yang memiliki trauma akan masa lalu.

  Yang membuatnya makin tertekan adalah sebuah kenyataan dimana sepasang mata Kenma menatap bagaimana hal itu terjadi. Saat pria tua berbau alkohol itu memukuli, menarik rambut [Name] secara paksa, menghantamnya ke dinding, dan hampir mencekiknya.

  Buruknya lagi bahwa itu semua dilakukan di depan banyak orang, bukan hanya disaksikan Kenma seorang. Namun ia hanya mencemaskan keberadaan Kenma.

  Apa yang terpikirkan olehnya setelah melihat bahkan menyadari apa yang selama ini gadis itu alami? Semua itu disembunyikan darinya.

"Bajingan kau! Setelah ibumu, kau akan kuhabisi!"

"Kau harap bisa melarikan dariku? Tidak! Aku ayahmu, aku tau dirimu!"

"Tak kusangka kau masih bisa hidup. Apa yang kau lakukan disini? Menjual diri?"

"Dasar tidak tau malu!!"

  Diakhir kalimat, pria itu melayangkan sebuah pukul keras pada bagian kepala [Name] yang membuat orang yang menyaksikan disana harus menghentikannya dengan cara kasar.

  Saat itu juga ia diseret, dibawa pergi ke kantor polisi.

  Kenma mendekat, masih menatap kasihan dengan pandangan sedih pada dirinya.

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang