[28]

276 31 4
                                    


  Embun pagi menghalangi kilauan sinar mentari pagi hari yang hendak menyusup kedalam bilik kamar. Ruangan dengan cahaya lampu putih terang itu sudah disibukkan sejak pukul 4 pagi tadi.

  Ada lebih dari 10 orang yang datang-pergi ke dalam ruangan tersebut dengan kesibukan masing-masing. Ruangan bernuansa putih bersih itu dihiasi suasana tegang berbalut bahagia kala memandang sosok wanita berselimut gaun putih yang tengah duduk didepan cermin.

  Paras elok nan mempesona itu diperindah dengan riasan yang tidak begitu mencolok. Mata yang menyorot tajam memberikan kesan khas istimewa dari gadis yang akan seutuhnya menjadi milik pria terkasihi.

  Gaun yang sedikit memperlihatkan lekuk tubuhnya itu menambah kesan anggun di mata siapa saja yang memandang kearahnya. Rambut [h/c] bergelombang dibiarkan tergerai dengan poni tipis yang menggantung diatas alis kecoklatannya.

  "Kau terlihat makin cantik." senyum seorang wanita yang tengah menata surai [hair colour] nya.

  "Jantungku berdegup kencang."

  "Itu tandanya kau sedang bahagia."

  Wanita bergaun putih itu mengulas senyum. Sekali lagi ia memandang dirinya yang memang menampilkan wajah bahagia.

  "Mereka akan datang menjemputmu sebentar lagi, kau siap?"

  "Aku harap sesuatu yang tak diinginkan tidak akan terjadi."

  "Aku juga berharap begitu."

  15 menit berlalu, suara ketukan dari balik pintu menggema ke penjuru ruangan. Wanita itu tahu siapa yang ada dibalik sana. Siapa yang sudah dijanjikan akan membawanya ke tempat dimana kehidupan barunya akan dimulai.

  "Aku siap."

  "Masuklah."

  Yang dibalik sana membuka pintunya perlahan. Terpampang postur tubuh tinggi dari seorang pria dengan dada bidang yang mengulas senyum kearahnya.

  "Kau sangat cantik, wajar saja jika Kenma jatuh hati padamu."

  Gadis yang baru saja di puji itu terkekeh mendengarnya. Ia mulai merasakan jika ada banyak orang-orang baik disekitarnya.

  "Cukup senyum-senyumnya nona, ayo pergi ke tempat dimana kau akan mendapat marga Kozume mu."

  Pria disana mengulurkan tangan, [Name] menerimanya. Langkah demi langkah ia kikis hingga sampai pada mobil Limo hitam yang akan membawanya ke lokasi tujuan.

  Jantungnya berdegup. Kali ini bukan berdegup ketakutan, melainkan berdegup akan menanti sesuatu yang membahagiakan. Sepanjang jalan ia menyaksikan jalanan kota dimana segalanya telah terjadi.

  Kota inilah yang menjadi saksi dari segalanya. Mulai dari air mata keperihan, hingga kebahagiaan. Hanya perlu menghitung hari, ia akan menginjakkan kedua kakinya keluar dari kota ini, dan juga negara ini.

  Bersama laki-laki yang ia cintai, [Name] yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.

 
°°°

  Dari balik pintu, ia bisa merasakan hawa kebahagiaan yang sedang menanti dirinya. Mungkin juga puluhan orang dibalik sana tengah menanti kehadirannya.

  Detik pun berlalu, pintu megah itu perlahan terbuka. Kedua matanya dapat menyaksikan orang-orang dengan wajah bahagia menoleh kearahnya.

  Jauh di depan sana, ada seorang laki-laki yang ia kenal tengah berdiri menantinya. Wanita itu bisa melihat senyuman darinya.

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang