[14]

461 94 12
                                    


|Percakapan di telepon

"Kak Alisa dan Kak Kuroo bertengkar cukup lama tadi malam, mereka membicarakan [Name]. Nampaknya Kak Kuroo takkan pernah berpihak pada [Name]" ucap Lev

  Kenma diam. Ia jelas tak terpikirkan mengenai Kuroo yang akan tetap pada pendiriannya. "Apakah kau bertemu dengan [Name]?" tanya Kenma

  Lev disana menggeleng walau Kenma takkan mengetahuinya. "Tidak, bahkan aku tidak melihatnya di daerah sekitar kampusnya" terang Lev

"Maksudmu?" tanya Kenma

"Biasanya aku selalu pulang kerumah melewati daerah universitas [Name], aku tidak mendapati dirinya diantara kerumunan mahasiswa lainnya yang berlalu-lalang" ujar Lev

  Kenma mengerutkan dahi. Merasakan sesuatu yang tidak beres. [Name] juga sulit dihubungi akhiran ini. Pasti ada suatu hal yang membuat situasinya menjadi seperti ini.

"Jangan-jangan dia tidak pergi ke kampus?" tanyanya dalam hati

  "Kapan terakhir kau melewati daerah tersebut?" tanya Kenma. Lev diseberang sama bergumam seolah mengingat-ingat kapan terakhir kali ia melewati kawasan tersebut.

"2 hari yang lalu."

  Entah mengapa, detak jantung lelaki bermarga Kozume ini menjadi tidak beraturan. Pasti ini pasti, kata batinnya. Ia merasakan sesuatu yang pasti terjadi pada [Name].

  Kenma berada di Hongkong sejak 3 hari yang lalu. Yang dimana saat Lev mendapati tidak adanya [Name] di kawasan tersebut, Kenma sudah tidak berada di sisi [Name].

  Ini yang dikhawatirkan. Kenma sudah merasakannya sejak awal. Dia merasa [Name] itu harus didampingi setidaknya satu orang disaat kondisinya yang seperti ini. Ia tak mau jika [Name] berbuat yang tidak-tidak.

  "Bisakah kau memastikan keadaan [Name]?" pinta Kenma. "Bagaimana?" sambung Lev.

  "Kau tahu dimana tempatnya bekerja? Umm.. aku akan kirimkan lokasinya" ujar Kenma

  Lev nampaknya sudah menangkap maksud dari Kenma. "Oh aku mengerti, datang kesana, bukan?" Kenma dibalik sana mengangguk seraya mengiyakan jawaban Lev, " Benar sekali, kumohon padamu ya."

  Laki-laki bertubuh tinggi itu mengulas senyum.

"Akan kuusahakan yang terbaik!"

°°°

TW: Negative words, harshwords, berupa hujatan!

notes : mohon menyikapinya dengan bijak!

  Tidak ada yang suka menderita. Siapapun itu, dari kalangan manapun. Mereka berhak bahagia.

  Namun nyatanya tak setiap orang akan mendapatkan kebahagiaan dengan mudah. Ada saja perjuangan dam sesuatu yang harus direlakan demi menggapai kebahagiaan.

  Penderitaan bukanlah sesuatu yang menjadi pemanis atau pelengkap kehidupannya. Justru penderitaan merupakan alur utama dari kehidupannya.

  Entah apa yang membuatnya terlihat begitu sial. Tiada hari tanpa adanya penderitaan. Tiap menit dan detik kehidupannya. Tiap detak jantungnya, ada saja hal buruk yang selalu merenggut satu per satu hal yang ia punya.

  Gadis ini meminta bukti. Bukti jika Tuhan begitu menyayangi Hamba-nya. Bukti jika Tuhan takkan menguji Hamba-nya diluar batas kemampuan.

  Mau sampai kapan ia terus-terusan begini?

  Bersembunyi didalam kamarnya, menekuk lutut, dan meredam tangisan di tengah kesenyapan. Jauh dari orang lain. Selalu saja begitu.

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang