[13]

448 85 32
                                    


  Suara kegaduhan yang bersumber dari ruang tengah menarik perhatian Lev yang sedang berada di dalam kamarnya. Perlu diingat, rumah keluarga Haiba saat ini hanya dihuni oleh Lev dan kakaknya, Alisa. Sementara Kuroo terkadang singgah sebentar untuk bertemu Alisa.

  Hal inilah yang membuat setiap suara yang terciptakan disini akan menggema ke penjuru rumah. Jangan heran bagaimana bisa Lev mendengar suara gaduh yang berasal dari lantai bawah.

  Lev hanya mengintip dari tangga. Ia melirik kearah ruang tengah yang berada di kanan bawah. Tidak terlihat keberadaan sang kakak disana, namun terdengar sebuah suara yang menggambarkan situasi layaknya dua orang sedang bertengkar.

  Laki-laki itu tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun beberapa kali sejak ia mengintip disana, ia mendengar nama [Name] yang disebutkan berkali-kali diantara keduanya.

"Alisa kau kenapa sih? Mau bela cewek jalang itu?"

"Tetsu jangan menyebutnya seperti itu, tidak baik!"

"Oh jadi sekarang kamu berpihak pada [Name]? Gadis buruk itu?"

"TETSURO HENTIKAN!"

  Lev mendapati suara tepukan-- tidak. Lebih terdengar seperti sebuah bunyi tamparan pada wajah. Sesaat setelah itu suasana kembali menjadi hening.

"Kau.. rela menamparku demi ini?"

   Suara pelan dari Kuroo terdengar. "Kak Kuroo yang ditampar?" gumam Lev pada dirinya sendiri. Suaranya terlalu samar, dikarenakan jarak antara lantai dua ke ruang tengah cukup jauh.

  Laki-laki jakung itu masih diam terduduk di anak tangga. Sebelumnya ia belum pernah mendapati pertengkaran antara Kuroo dan kakaknya. Lantas saat ini ia kebingungan.

"Apakah hubungan Kak Kuroo dan Kak Lisa baik-baik saja?" batin Lev

°°°

  Disisi lain, disaat menjelang matahari terbit di Negeri Hongkong, di Kota Hong Kong. Seorang laki-laki dengan paras menawan dengan netra golden yellow masih menatap layar laptopnya.

  Sorot matanya terlihat tidak menyegarkan. Pandangannya sayu, lingkaran hitam membekas dibawah kedua matanya. Beberapa hari di Hongkong membuatnya kehilangan waktu tidurnya.

  Ia rela datang kemari dikarenakam suatu bisnis. Namun bukan bisnis ini yang membuatnya kehilangan waktu tidur.

  Tak lain dan tak bukan dikarenakan overthinking.

  Dirinya sibuk memikirkan sosok di negeri sana. Sedang apa dia? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia makan dengan cukup? Apakah dia masih membaca buku yang akhiran ini dia baca? Apakah dia tidur dengan cukup?

  Bahkan masih banyak lagi hal yang ingin Kenma pastikan. Ada puluhan bahkan ratusan pertanyaan yang selalu terlintas di benaknya.

  Apa yang sedang ia lakukan?


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang