[30]

489 39 2
                                    


TW : slight NSFW words!

  Udara sejuk melambung bebas di dalam ruangan. Tirai kamar masih menggantung rapat di jendela. Namun, secercah cahaya matahari pagi lolos masuk kedalam ruangan dari balik tirai. Terdapat sebuah ranjang berukuran king size yang berisikan dua orang diatasnya. Keduanya masih terlelap. Keadaan sekitarnya nampak kacau. Beberapa helaian kain yang berserakan diatas lantai. Posisi bantal yang sudah melenceng dari tempatnya. Disertai lampu tidur yang masih menyala. 

  Jam pada dinding menunjukkan pukul 7 pagi. Ranjang tersebut berdenyit pelan akibat pergerakan dari salah satu orang yang tengah berbaring diatasnya. Yang dimaksud adalah Kenma. Lelaki masih meregangkan tubuhnya setelah beberapa kali mengerjapkan kedua matanya. Dia memandang sekitar. Satu hal yang pertama kali ditangkap oleh netra keemasannya ialah sosok wanita yang kedua matanya masih tertutup rapat.

  Ia terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Mungkin semenjak bersama Kenma, wanita itu mulai merasakan nikmat dari tidurnya. Laki-laki itu tersenyum tipis. Ia mendekatkan tubuhnya kepada [Name] dan memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu. Sekali lagi, Kenma memejamkan matanya. Ia menginginkan pelukan di pagi hari ini berlangsung selamanya, sepanjang hari. 

  [Name] merasakan sesuatu yang membalut tubuhnya pun perlahan terbangun dari tidurnya. Ia mendapati sosok suaminya yang ternyata menjadi pelakunya. Ia mengelus wajah sang suami dengan halus. Membuat sang empu perlahan membuka kedua matanya. "Selamat pagi, tuan Kozume." Wanita itu mengulas senyum. "Pagi juga, nyonya Kozume." Kenma masih belum sepenuhnya sadar. Namun ia tau bila yang disana pasti adalah [Name]. Pria itu makin mendekat. Mencium kening sang istri yang masih tersenyum memandangi wajahnya. 

  "Kau indah sekali, [Name]." Laki-laki itu berujar. "Apalagi semalam, kau sangat cantik." lanjutnya. Perkataan Kenma sukses membuat rona merah padam di wajah [Name]. Jantungnya masih berdegup kencang bila mengingat apa yang terjadi tadi malam. Saat dimana kulit mereka saling bersentuhan. Disaat cinta keduanya melambung di udara. 

  [Name] melihat sisi lain dari Kenma yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sosok Kenma yang bergairah, menggagahi dirinya yang haus akan sentuhan. "Apa aku menyakitimu, sayang?" Kenma berganti ke posisi duduk. Ia menyibakkan sedikit selimut yang sedari tadi memalut tubuh mereka berdua. Kenma memperhatikan kulit dada wanita itu. Ada beberapa bekas tanda kepemilikan. Tidak begitu jelas, namun masih dapat ditangkap oleh mata. 

  "Aku tidak apa-apa, percayalah." [Name] mengusap lengan Kenma. "Terima kasih sudah mengkhawatirkanku." sambungnya. Kenma mengecup bibir [Name] singkat. "Ayo bersiap-siap, sore ini kita terbang ke Paris." Mendengar itu, [Name] mengangguk sekilas. Lalu mencoba duduk perlahan. 

  Ia merasakan sedikit kram di perut bagian bawahnya, serta sedikit nyeri di bagian selangkangannya. Wanita itu meringis pelan. Kenma dengan mudah menyadari kondisi itu. "Sakit ya?" [Name] menggeleng. "Tidak, aku rasa hanya sedikit." 

  Kenma mengangkat tubuh wanita itu, membawanya dengan posisi bridal style. Lelaki itu melangkah menuju kamar mandi. Setibanya di ambang pintu, ia menurunkan [Name]. "Apakah kau bisa sendiri?" Kenma masih sibuk membantu [Name] memposisikan dirinya untuk berdiri. Wanita itu hanya mengangguk sesaat dan melangkah pelan menuju ke dalam kamar mandi. Suaminya masih setia menunggu di ambang pintu, memastikan bahwa istrinya baik-baik saja hingga pintunya tertutup rapat.

  "Sial, apakah aku terlalu berlebihan?"


***


  Suara dering pada bel pintu masuk mengundang perhatian sang pemilik rumah yang tengah disibukkan dengan pekerjaan susun-menyusunnya. [Name] menoleh kearah sumber suara, wanita itu meletakkan tumpukkan pakaian yang semulanya ingin ia letakkan ke dalam koper. 

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang