[5]

742 121 6
                                    


  Sebetulnya gadis yang satu ini sangat membenci self harm. Namun apa boleh buat, ini adalah satu-satunya jalan untuk melampiaskan segalanya.

  Dia tak punya teman untuk bercerita, bahu untuk bersandar, dan tempat untuk kembali. Walau setidaknya ia telah menyewa rumah, namun bukan rumah itu yang ia maksud.

  Ia sangat menginginkan rumah dimana didalamnya terdapat sosok yang siap menyambutnya hangat disaat ia tiba. Sosok yang siap mendengarkan segala isi hatinya pada saat ia lelah. Tempat dirinya berlindung di segala situasi, memeluk erat tubuhnya dan mengeluarkan tangisnya.

  Perlu dikatakan jika [Name] tentu merasa kesepian. Walau sudah terbiasa sendiri, tentu saja hal seperti ini merupakan hal biasa bagi manusia.

"Akhh- perih.."

  Gadis itu meringis kesakitan dikala air dari shower mengaliri area luka akibat sayatannya kemarin. Inilah yang ia tidak suka, rasa sakit saat terkena air bahkan percikannya.

"Sial, mengapa aku melakukannya lagi?"

°°°

  Suasana pagi ini lebih sejuk dari biasanya. Langit terlihat berawan, tiada langit biru. Karena inilah pentingnya mengecek temperatur sebelum memilih pakaian untuk hari ini.

  [Name] cukup lega mengetahui bahwa ramalan cuaca hari ini benar adanya. Alhasil, pakaian yang ia pakai hari ini sepadan dengan kondisi cuaca hari ini.

"Baguslah jika tidak salah kostum" ucapnya pelan

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Dengan itu, kelas hari ini saya akhiri"

  Akhir kalimat dari dosen yang mengajar pada kelasnya kali ini sebelum ia melangkah keluar ruangan. Orang-orang disana mulai mengemasi barang-barangnya dan pergi meninggalkan ruangan.

  Salah satu gadis yang duduk menyendiri di dekat pojok ruangan itupun turut melakukan hal yang sama.

  Kedua kakinya dilangkahkan menuju tempat tujuan berikutnya. Sudah masuk jam kerjanya, lebih baik cepat kesana.

  Hari ini terlihat biasa saja. Tidak ada hal baru ataupun hal aneh yang meghampirinya hari ini. Cukup menenanhkan baginya.

  Semua pekerjaannya pun ia lalui dengan baik-baik saja. Ia bernafas lega.

°°°

"Dahh, sampai jumpa esok!"

  Seorang laki-laki seumuran dengannya melambaikan tangan saat menjauh dari cafe tempat ia bekerja. Anggap saja dia adalah rekan kerjanya.

  [Name] melambaikan tangan sebagai balasan. Kemudian melangkahkan kaki menjauh dari lokasinya saat ini.

"Hfhhh dingin juga ya" ucapnya pelan

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang