[29]

356 31 0
                                    


WARNING : NSFW CONTENT.

Read at your own risk.

.

.

.

.

.

.

  Hari yang amat luar biasa. Tak pernah terbayang jika hari yang penuh suka cita ini akan tiba di hidupnya. Sepanjang hidupnya ia selalu berfikir, akankah suatu saat ia akan mencapai tahap dimana sebuah cincin melingkar di jari manisnya? Ataukah mungkin, sampai kapanpun itu kebahagiaan yang dinantinya selama ini tidak akan pernah ada.

  Namun lihatlah hari ini, wanita itu berhasil menepis segala macam dugaan negatif tentang hidupnya. Tidak ada yang bisa menebak apa yang ada diujung gua yang gelap gulita. Akankah ada secercah cahaya ataukah ada taburan bintang yang bertabur di gelapnya malam.

  Mengingat jalan hidupnya, [Name] tak pernah berhenti meratapi jalan penuh luka yang berhasil ia lalui selama ini. Bahkan ia sendiri tak pernah menyangka, jika hari ini ia masih bisa berdiri diatas kemenangan dan sorak bahagia dari orang disekitar.

  Melihat wanita-- yang telah menyandang status sebagai istrinya itu terduduk dalam lamunan, tangan kanan Kenma tergerak untuk mengusap pelan pipi wanita yang ia kasihi.

  "Kau baik-baik saja?" Wajah lelaki itu nampak memastikan. Ia bisa melihat ekspresi wajah [Name] yang tersadar dari lamunan dari pantulan cermin. Wanita itu segera memusatkan atensi pada suaminya. "Aku tidak apa-apa." Wanita itu mengulas senyum tipis. Melirik kearah Kenma pada pantulan cermin. Namun, sepandai apapun [Name] menutupi segalanya, Kenma selalu tahu. 

  "Kau berbohong." Kenma menatapnya. "Kau tidak boleh menyembunyikan apapun dari suamimu, [Name]." lanjut Kenma. 

  Wanita itu sudah bisa menduga jika Kenma tidaklah sebodoh itu. Laki-laki itu selalu tahu. Tingkat kepekaannya begitu tinggi. "Entahlah, aku pikir semuanya telah baik-baik saja." Wanita itu berhenti, seolah lidahnya menahan sesuatu untuk dibicarakan. "Bayangan masa lalu itu.. terkadang masih menghantuiku." lanjut [Name]. Nada bicaranya pelan. Wanita itu bangkit dari posisi duduknya. Kenma merasakan sesuatu dibalik itu.

  "Hey, sayang. Mengapa?" Lelaki itu menahan [Name] yang hendak beranjak pergi. Kemudian ia memutar badan [Name] agar berhadapan dengannya. Laki-laki itu menatapnya dalam. "Tidak ada yang perlu di khawatirkan, semuanya sudah berlalu." Wanita itu menyaksikan bagaimana netra kuning keemasan milik Kenma mengubah kegelisahan menjadi sebuah ketenangan di dalam hatinya. "Aku ada disini, sayang." Kenma menangkup wajah [Name] dengan kedua tangannya. "You're not alone anymore."

  Entah apa yang dilakukan Kenma terhadap dirinya. Setiap kali ia mencoba untuk menatap manik indah miliknya itu, sekujur tubuhnya mendadak takluk. Amarah yang membara, perasaan yang kehilangan arah, hati yang gelisah, semuanya dengan mudah jatuh kedalam pelukan seorang Kenma Kozume. 

  [Name] sadar akan kondisi itu. Namun ia sama sekali tidak menghindar, ataupun berlari. Apapun yang terjadi terhadap dirinya, bila pada akhirnya ia jatuh pada seorang Kenma Kozume, [Name] takkan pernah mengelak sedikitpun.

  "Kamu sangat cantik, [Name]." Kenma memandang wanitanya itu begitu lekat. Entah sudah berapa lama ia tidak berkedip. Jari-jemari Kenma mulai menyisir pelan helaian rambut yang menutupi sebagian kecil wajahnya. Wanita itu memang sudah menarik perhatian seorang Kenma Kozume sejak pertama kali ia melihat keberadaan gadis itu.

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang