[10]

501 95 4
                                    


  Suara bantingan pintu menggema di ruang apartemen milik pria bermarga Kuroo itu. Orang-orang yang berada didalamnya hanya bisa diam menyaksikan amarah Kenma yang kian membakar dirinya.

  Ada rasa khawatir dari Kuroo terhadap Kenma. Tak biasanya pria itu bisa menunjukkan emosinya secara jelas. Selalu terfikir bagaimana cara Kenma mengendarai mobilnya disaat amarah sudah sepenuhnya mengambil alih.

  Kuroo berharap bahwa Kenma akan baik-baik saja. Namun disisi lainnya, ia juga tak bisa membiarkan Kenma begitu saja. Walau ia sudah tahu bahwa dalam masalah ini dia bukanlah siapa-siapa, namun apakah salah jika ia mengkhawatirkannya?

  Kuroo khawatir jika Kenma yang ujung-ujungnya malah tidak diuntungkan. Atau terjadi dampak buruk pada Kenma di kemudian hari.

  Kenma itu tak pernah lekat dari dirinya yang terlihat polos. Walau tak sepenuhnya, setidaknya dalam hal ini Kenma bisa dikatakan masih labil.

  Karena itu Kuroo sangat menyayangi Kenma, sebagai teman tentunya. Dari segi manapun Kuroo lah yang lebih tua dari Kenma. Maka itu, selagi bisa ia akan berusaha untuk melindungi Kenma.

°°°

"Sampai jumpa lagi!"

  Lambaian tangan diberikan kepada beberapa pemuda yang baru saja meninggalkan kediaman lelaki bermarga Kuroo itu. Kediamannya terasa sunyi. Rasa lelah benar-benar terasa disaat semua orang telah pergi, bukan?

  "Eh, udah pulang semua?" seorang wanita bermahkota light blonde itu tiba-tiba datang dan duduk disebelah Kuroo yang tengah merebahkan dirinya di sofa. "Belum lama" jawab Kuroo

  Wanita itu mengangguk, atensi nya beralih pada kekasihnya yang kini memasang wajah lelah. "Hey ada apa?" panggil Alisa sembari mengusap surai gelap milik Kuroo.

  Sementara Kuroo menghela nafas kasar. Bingung harus menceritakannya darimana. Toh ia juga tak bisa menyembunyikannya dari Alisa, dikarenakan sedari tadi dia memang berada disini walau tak ikut berkumpul bersama yang lain.

"Tentang Kenma" lirih Kuroo

  Nada suaranya begitu pelan. Terdengar halus seakan berhembus dengan helaan nafasnya. "Kenma?" tanya wanita itu.

  Pria dengan surai gelap itu mengusap kasar wajahnya, melambangkan dirinya yang tengah lelah dan tak bisa berfikir untuk saat ini. "Tak apa, kau bisa menceritakannya di lain waktu" ucap Alisa sembari mengelus kedua pipi tunangannya ini.

  Kuroo menampilkan senyum tipis sembari menangkup tangan wanita itu yang tengah mengelus pelan pipinya. "Terima kasih, aku janji akan menceritakannya padamu", wanita itu tersenyum "Anytime, Tetsu".

°°°

  Masih sibuk dengan beberapa buku ensiklopedia yang akhiran ini menjadi rutinitas barunya. Di akhir pekan ini, gadis itu tak berniat untuk keluar rumah.

  Mayoritas orang akan menghabiskan masa day off nya untuk bersantai keluar rumah. Atau menghabiskan waktunya pada tempat hiburan, pusat pembelanjaan, dan lain-lain. Namun sudah kukatakan bahwa gadis ini bukanlah tipe mayoritas. Tentu ia lebih memilih untuk melakukan sesuatu yang jarang orang lakukan.

  Suara dentingan notifikasi dari handphonenya mencairkan suasana ruangan yang mulanya senyap. Pada awalnya ia berniat untuk mengabaikannya saja. Namun sesaat kemudian, ia tarik kembali niatnya.

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang