[19]

548 83 2
                                    


⋅︓︒︑∘∗✧∘︑︒⚬∙︓⋅⠄✯∘⠄✧⠄

Another special chapter!

Sebuah kisah dari sudut pandang [Name] mengenai kesaksian atas masa lalunya.

Sebuah cerita yang pada akhirnya di paragrafkan setelah 10 tahun lamanya.

Dari [Name], kepada Kenma.

[𝐍𝐚𝐦𝐞]'𝐬 𝐩𝐚𝐬𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 :

"𝐌𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐢𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐫𝐞𝐦𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐚𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠"

│     │      │       │

│     │      │       │

│     │      │       │

✧   ✯      ✧      ✯

☆ミ

  ️TW : Blood!, violence, harshword.

  Saya sarankan jika kurang bersahabat dengan Trigger Warning diatas, bisa skip ke chapter yang lain demi kebaikan dan kenyamanan pembaca🙏

•••

  Helaan nafas pelan terdengar sesaat setelah Kenma menyuarakan permintaannya terhadap dirinya. Netra [e/c] milik gadis itu melirik tidak nyaman. Kenma menemukan kejanggalan dibalik lirikan mata itu.

  "Ada sesuatu yang salah?" Kenma menggenggan kedua tangan gadis itu. Sementara [Name] menggeleng pelan disaat tubuh Kenma berjarak lebih dekat dengan dirinya.

  Alis Kenma berkerut. Dibalik kedua netra kucingnya ia menyelidik. "Apa kau ragu?" pandangan Kenma tak lepas dari si pemilik senyuman terindah baginya itu.

  [Name] meremas dadanya, tepat dibagian jantungnya berada. Dirasa detaknya begitu kuat. Berdegup kencang tanpa alasan.

  Gadis itu mengira bahwa ini akibat dari permintaan Kenma barusan. Dimana lelaki itu memintanya untuk menjelaskan segala ketidakjelasan selama ini.

"Kenma kau tahu kan ini tidak mudah"

  Terdengar lirihan dari gadis itu. Kenma menempatkan kotak P3K itu diatas meja yang tak begitu jauh untuk dijangkau. Setelah cukup mengobati luka pada leher [Name], lelaki itu berpindah posisi untuk duduk sejajar dengannya.

  "Hey aku tidak bermaksud untuk menarik kembali ingatanmu tentang hari-hari burukmu itu" [Name] mengernyitkan dahi. "Hari-hari buruk?" tanyanya.

  Kenma menatapnya sekilas sebelum ia mencoba meraih ponsel di saku celananya. "Aku sudah mengetahuinya. Rumor yang tersebar itu, dan juga.. kasus yang pernah menimpamu disaat masih anak-anak" tadinya ia berniat untuk menunjukkan laman web yang berisi tentang rumor teman masa kecilnya ini.

  Namun ia mengurungkan niatnya dikarenakan tatapan mata [Name] yang terlihat sendu. Kenma tidak ingin melihat tatapan itu lagi.

𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐞𝐧𝐝 | 𝐊𝐨𝐳𝐮𝐦𝐞 𝐊𝐞𝐧𝐦𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang