37| Perhiasan

25.1K 1.6K 70
                                    

"Mia..." Shanas tersenyum senang mendapati mantan madunya itu datang di pernikahannya.

"Mbak Shanas, Ya Allah cantik banget bajunya..." Mia memutari tubuh Shanas, pakaian pengantin yang dikenakan wanita itu sangat memukau perhatiannya.

"Mbak beli bajunya di mana? Aku pengen juga," ujar Mia, berdecak kagum. Dia sangat antusias membayangkan memakai gaun tersebut.

"Hm? Ini... dipesan, Mia,"

"Hoo, aku mau pesan juga. Cantik, aku suka sekali, gemes deh,"

Shanas terkekeh. "Mau kamu pakai kemana memang pakaian ini? Ini kan baju pengantin, Mia,"

"Engga tahu, mau pakai foto ah, aku kan ga pernah menikah besar-besar seperti Mbak Shanas," Mia berubah murung.

"Hei, gapapa. Kalau kamu mau pesan, aku kasih kontak designernya, oke?"

Segera Mia mengangguk. "Siaap!"

Mereka berdua tertawa Akrab. Hubungan dingin di masa lalu berubah hangat seiring status keduanya yang sudah tidak sama lagi.

"Jadi, suaminya Mbak Shanas yang gendut itu?" Tunjuk Mia pada lelaki berpakaian serasi dengan Shanas. Tubuhnya gempal, sangat jauh perbandingannya dengan Akbar.

"Hu'um, namanya Mas Ranu."

"Biasanya yang namanya Ranu, kurus..." gumam Mia tak tahu malu.

"Mas Akbar?" Tegur Shanas mendapati Akbar berdiri canggung tak jauh di belakang Mia.

"Mas, sini! Yaelah, pake malu-malu segala," Mia cemberut bebek. Ditariknya lengan Akbar dengan paksa, sementara pria itu tersenyum canggung.

"Lihat deh Mas, bajunya Mbak Shanas cantik banget. Aku mau juga..." Mia merengek manja.

Akbar langsung mendelik. Istrinya itu ada-ada saja. Alih-alih memuji penampilan Shanas, ia malah memuji pakaiannya.

"Selamat ya," Akbar mengalihkan.

Shanas mengangguk. "Iya, makasih Mas,"

Keduanya diam, membiarkan Mia menuntaskan keterpanaannya terhadap Shanas.

"Mbak, kalau antingnya dipesan juga?" Mia menoel-noel anting yang dipakai Shanas.

"Kayak penyanyi dangdut, hihihi," wanita itu terkikik malu.

"Mia," Akbar sudah gemas dengan tingkah Mia.

"Apa sih, Mas,"

"Haha, kamu suka? Aku ada satu lagi dibeliin mertuaku. Tapi di rumah sih, nanti aku paketkan kalau kamu mau,"

Anting yang Shanas kenakan adalah hadiah dari mertuanya. Kebetulan dia diberi dua pasang, berhubung Mia tertarik, Shanas tidak segan memberi.

"Beneran, Mbak?"

"Iya,"

"Yessss! Aduh, Mbak Shanas baik deh. Makasih lho ya!" Seru Mia penuh muslihat.

Mereka tidak berbincang banyak, terlebih Akbar lama-lama tidak bisa menahan malu atas ulah Mia. Dibawanya istrinya menjauh menghindari kerumunan takut-takut kalau Mia ceroboh.

"Kenapa sih, mereka pada lihatin kakiku? Sendalnya jelek ya, Mas?" Sewotnya.

"Nggak, bagus kok,"

Bagus apanya. Mana ada orang ke kondangan dengan dress bagus tapi bawahnya pakai sandal karet warna kuning pisang dengan motif minion. Hanya Mia seorang yang tidak tahan mengenakan high heels dengan alasan suka lecet dan pernah sekali jatuh menabrak pramusaji di restoran saking tidak bisanya wanita itu mengenakan sepatu tinggi.

SECOND WIFE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang