Catatan 7

31 5 2
                                    


Maret berlalu.
April mengetuk untuk kembali menjamu kisah tentangmu.

______________________________________

Sekian masa, kuabaikan rasa. Tak menutup kemungkinan segala luka menutup gerbang asmara. Aku padamu masih sama, bedanya sedikit lebih kupelankan tempo mengharapkan engkau kembali hangat seperti semula.
Barangkali debar yang biasanya memijat jantung makin memudar. Bukan lebih luntur, tapi bermutasi menyebar semakin membaur dengan denyut lain.
Seperti dinamika rindu dan pilu yang berkolaborasi mempermainkan lorong emosi. Memperlemah percaya diri lalu melahirkan sejuta insecuritas tingkat tinggi.
Kau menjelma badai yang mengangkut putaran nikotin, menyeramkan namun menantang adrenalin.
Lalu untuk menaklukan cuacamu, apapun yang ada didalamku sekiranya mampu menyilaukan matamu, kuamplas habis. Siang malam potensi digali ambis.
Namun nihil.
Kau memilih menutup mata, dan segala upayaku sia-sia.

Maret berlalu tanpa ada progresifitas dari hubungan kita. Paling tidak, pertemanan kita baik-baik saja. Meski komunikasi tidak intens sama sekali.
Kita menjelma menjadi dua manusia yang sekenanya. Kau dengan segala keenggananmu, aku dengan segala ketidak enakan hatiku.
Kita menjadi serasi dalam ketidakserasian. Atmosfer perpisahan semakin kental mendominasi keadaan.
Lalu?
Aku sudah siap dalam ketidak siapan kehilangan. Meski adamu tidak pernah dideklarasikan.

Denyut JariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang