Catatan 24: Resolusi Self Awarnes 2023

15 0 0
                                    


Januariku mengalami pengendapan pemaknaan yang panjang,
Aku pernah bicara pada seseorang mengenai mimpi durasi pendekku, yakni membuat poadcast senandika yang memanivestasikan momentum demi momentum hidup.

Barangkali ada sekian manusia yang merasa cukup related dengan keresahan yang senada, sehingga dengan tanpa bertemu sekalipun, kita bisa saling berempati satu sama lain.

Di dunia ini, tidak ada yang benar-benar memiliki naluri peduli dan pendukung kecuali ia telah melampaui fase yang sama.

Contoh kecilnya, tentang ribuan variasi kisah quarter life crisis yang dikontenkan oleh media sosial, sempat-sempatnya kubaca satu persatu kolom komentar, demi menemukan persamaan sudut pandang, sehingga minimal, Aku merasakan bahwa segala hal yang menimpaku bukanlah cara Tuhan mendiskriminasiku.

Ketika kamu merasa dunia tidak adil buatmu, ternyata dunia juga tidak adil buat semua orang.
Namun dengan demikian, disitulah letak adilnya.
Naluri bersolid atas dasar persamaan nasib, adalah hal yang mewah dimiliki oleh manusia.

Kamu tau?
Desemberku sangat cheos, mentalku babak belur, segala planing kacau, agenda list tiada satupun yang goals, dan Aku merasa menjadi seorang pecundang yang bersembunyi dibalik pembelaan.

Lantas pembelaan terhadap siapa yang wort it untuk dilanggengkan?

Pada detik akhir kedefensifanku, Aku baru sadar.
Aku tak perlu membuktikan apapun pada siapapun, tak perlu mempercayakan apapun pada manusia manapun.
Satu-satunya makhluk yang bisa diandalkan adalah diri sendiri.
Bukan berarti Aku menganggap antagonis semua manusia di sekelilingku, tapi percayalah, hanya diri sendiri yang lebih tau porsi letih-juang yang telah diupayakan
Hanya diri sendiri yang tidak berpotensi menghianatimu.

Purwokerto, 4 Januari 2023

Denyut JariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang