Catatan 8

30 5 2
                                    

Sekarang aku tau, kenapa sikapmu kian sekenanya saja.
Sudah sekian lamanya firasat tidak mengenakan ini menggerayangi jiwa, tapi benak egois sekali merawat bayangmu yang tersenyum sembari memupuk rindu yang tak kunjung berlabuh temu.

Pantas, empatikmu yang dulu luas, kini makin terkuras. Ternyata diam-diam telah kau temukan sebuah pelabuhan ternyaman.
Sialan.
Kenapa ujian jiwa harus kuterima bertepatan dengan ujian akademik?
Setumpuk tugas yang malam ini hendak kubereskan tuntas kini terkalahkan oleh rasa malas.

Bolak-balik dengan dungunya kucek room chat kita, tanda kau online masih terpampang nyata. Menciptakan praduga bahwa kau masih terjaga untuk berkomunikasi dengan dia, gadis jelita yang kemarin menjadi pemanis dalam puisi-puisi pada storymu.

Yeah, ada kalanya tidak mencari tau apa yang semestinya kita tak perlu tau memang membuat hati aman. Tetapi apakah baik, jika dengan ketidaktahuan segala harapan terbang? Segala fakta semenyakitkan apapun rupanya pasti akan terbongkar. Kita hanya seperti mengulur waktu untuk menerima segala pilu. Lalu segala syahdu barulah terdeteksi ternyata sekedar semu.

Hari ini, seluruh frasa yang terabadi telah kehilangan maknanya.




Salam PH
Sayonara

Denyut JariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang